Batu Kalde, Situs Bersejarah di tengah Cagar Alam Panajung
Batu Kalde, Situs Bersejarah di tengah Cagar Alam Panajung
Oleh:
Yati
Mulyawati, S.Pd
Apabila
mendengar kata Pangandaran, maka alam pikiran kita akan tertuju pada
pemandangan laut, ombak, angin dan pasir. Sebuah tempat yang sangat indah.
Memang Pantai Pangandaran merupakan objek wisata laut yang paling terkenal dan
diminati oleh para wisatawan. Hal ini dikarenakan pantainya yang panjang
sehingga sangat asyik apabila para wisatawan bermain pasir dan berenang atau sekedar
bermain ombak di pinggir pantainya. Selain keindahan pantai, Pangandaran pun
terkenal dengan cagar alamnya. Sebuah daerah hutan lindung di bawah pengawasan
Dinas Kehutanan yang di dalamnya terdapat berbagai macam jenis tumbuhan dan
hewan yang dilindungi seperti rusa dan kera. Gua-gua alam pun turut melengkapi
daerah cagar alam tersebut. Mitos Cirengganis yang dipercaya bisa membuat awet
muda pun ikut melambungkan nama Cagar Alam Pananjung.
Dari semua hal
yang ada dari Cagar Alam Pananjung, sebenarnya ada harta karun bersejarah yang tersembunyi,
yaitu Batu Kalde. Dari informasi yang dipasang di dekat situs ini, dapat kita
baca bahwa Batu Kalde disebut juga dengan Sapi Gumarang. Sebuah tempat
beribadah umat Hindu di masa Kerajaan Pananjung. Saat ini yang nampak dari
lokasi situs Batu Kalde ini hanyalah serakan batu-batu yang menyerupai dinding
Candi, mahkota candi, yoni, 5 buah makam kuno dan sebuah arca batu yang
berbentuk sapi. Arca Sapi ini berukuran 1x1x0,6 m2 dengan tinggi ±
0,5 meter. Dilihat dari ukurannya lebih menyerupai kijang, dalam Bahasa Sunda
dikenal dengan kalde, sehingga arca sapi ini disebut juga dengan batu Kalde.
Sepertinya Batu
Kalde asalnya adalah sebuah bangunan Candi. Namun mengalami kehancuran, bisa
diakibatkan oleh bencana alam atau peristiwa yang lainnya. Tidak banyak
informasi yang bisa diperoleh mengenai keberadaan Batu Kalde ini. Hanya saja,
masyarakat di sekitar Pangandaran percaya, bila Batu Kalde ini sangat
berhubungan erat dengan tokoh seorang menteri pertanian Kerajaan Pananjung yang
bernama Arya Sapi Gumarang. Beliau adalah seorang pembesar kerajaan yang telah
berjasa sangat besar dalam meningkatkan produktifitas pertanian, sehingga
membawa nama Kerajaan Pananjung ke puncak kemakmuran dan kemasyhuran. Untuk
mengenang jasa-jasanya, maka ketika Arya Sapi Gumarang meninggal, pada lokasi
pemakamannya, dibuatlah arca sapi jantan sebagai tanda penghormatan terhadap
jasa-jasanya.
Mengunjungi
situs Batu Kalde yang berada diantara pepohonan yang dilindungi di Cagar Alam
Pananjung, serta eksotika gua-gua alam ditambah kehadiran rusa dan kera, alam
pikiran kita seolah-olah berusaha merekonstruksi keadaan alam dan masyarakat
Pangandaran pada masa klasik. Ketika Kerajaan Pananjung berkuasa serta sikap
religiusitas dan penghormatan pada jasa-jasa orang yang telah memberi
sumbangsih besar kepada tanah, rakyat dan negaranya. Sebuah kearifan lokal yang
diberitakan oleh Arya Sapi Gumarang melalui reruntuhan Batu Kalde, yang entah
seperti apa wujud rupa reruntuhan candi itu pada masa kejayaan kerajaan
Pananjung dahulu.
0 Response to "Batu Kalde, Situs Bersejarah di tengah Cagar Alam Panajung"
Post a Comment