GENERASI EMAS
Oleh
:
Elis
Lisnawati, M.Pd.
(Pengajar IPS di SMPN 1 Cililin)
Berada
di lingkungan pendidikan sebagai seorang guru memberikan kesan yang mendalam dalam menyelami berbagai
permasalahan yang terjadi pada anak didik. Berbagai permasalahan muncul seiring
dengan perkembangan zaman yang begitu dahsyat. Dampak media massa, media sosial
yang begitu marak menambah daftar panjang pemicu permasalahan yang muncul.
Hingga kita dituntut menyikapinya dengan
bijak. Tak ada yang salah dari semua itu, yang salah adalah ketika kita menelan
bulat-bulat informasi yang masuk tanpa bisa menyaringnya.
Semuanya
memegang peranan penting dalam menyikapi semua ini tak terkecuali peran orang
tua yang menjadi sangat dominan dalam
tumbuh kembang anaknya. Bahwa rumah menjadi sekolah pertama bagi anak untuk
mengetahui benar salah, baik buruk serta menumbuhkan karakter baik hingga
tumbuh anak yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap apa yang dilakukannya. Pola
asuh yang baik bisa menyelamatkan anak. Anak akan berprilaku baik, bisa
memposisikan diri pada posisi orang lain, anak bisa mengoptimalkan kecerdasan
yang dimilikinya sehingga akan lahir generasi yang diharapkan.
Generasi
Emas merupakan generasi yang sanggup bersaing secara global dengan kecakapan
intelektual yang dimilikinya. Generasi Emas Indonesia tahun 2045 adalah suatu
generasi ideal yang mampu menjadi lokomotif (penggerak/pendorong) pembangunan
masyarakat dan bangsa untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan.
Diharapkan pada tahun 2045 pada usia 100 tahun kemerdekaan Indonesia, generasi
emas Indonesia telah terwujud.
Tak
mudah untuk mencapai semua itu tanpa
usaha dari semua elemen bangsa. Sekolah
yang dalam hal ini memiliki tugas dan peran yang cukup sentral dalam pendidikan
pun menjadi ujung tombak keberhasilan dalam mencapai tujuan yang hendak
dicapai. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan lahir semata-mata
untuk keberhasilan program pendidikan. Program yang digulirkan pemerintah tidak
hanya bagi peserta didik, namun gurupun menjadi sasaran program pemerintah
dalam rangka meningkatkan profesionalisme. Hingga bukan hanya sisi pengetahuan
anak yang jadi tujuan, namun karakter baik yang muncul dari setiap peserta
didik.
Hal
ini terlihat jelas dari konten (isi)
kurikulum 2013 dimana aspek sikap menjadi hal yang di prioritaskan. Dalam
kurikulum 2013, tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu Kompetensi
sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang kemudian
disebut dengan istilah Kompetensi Inti. Penumbuhan
dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung.
Tak
hanya kompetensi sikap yang mendapat tempat istimewa dalam kurikulum 2013,
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pun menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dalam kurikulum yang sekarang lagi diberlakukan ini. Penguatan Pendidikan
Karakter dalam kurikulum 2013 diartikan sebagai gerakan pendidikan di sekolah
untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etika), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi) dan olah raga
(kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerjasama antar sekolah,
keluarga, masyarakat yang merupakan bagian dari gerakan nasional revolusi
mental (GNRM).
Hal
ini sejalan pula dengan apa yang tertuang dalam RJPMN 2015-2019 yang menegaskan bahwa Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”
Semuanya
bukan tanpa alasan ketika sikap mendapat tempat yang istimewa dalam kurikulum
yang diberlakukan sekarang, yakni kurikulum 2013 dengan berbagai perubahannya.
Bahwa bangsa kita tidak hanya membutuhkan orang yang pintar secara intelektual
saja, tetapi yang lebih penting adalah sikap yang baik yang dimilikinya. Sehingga
ketika pendidikan melahirkan output
yang memiliki sikap baik, maka apapun profesi yang dimilikinya maka akan lahir
manusia yang berakhlak mulia yang dapat bersikap amanah terhadap tanggung jawab
yang diembannya. Yang jelas akan membawa perubahan terhadap bangsa yang lebih baik lagi.
Dengan
penekanan sikap dan karakter inilah, diharapkan kasus-kasus yang mencuat ke
permukaan sekarang ini kedepannya akan
berkurang bahkan hilang dengan sendirinya. Kasus tawuran pelajar, bullying di
sekolah, malak dan kasus-kasus lain yang
mencoreng nama pelajar berganti dengan prestasi cemerlang dengan mengedepankan bakat dan kemampuan dalam
berbagai bidang. Bahkan para pemimpin-pemimpin kedepan yang dilahirkan saat ini
mampu bersikap amanah, jujur dan bertanggung jawab terhadap apa yang diembannya. Hingga nanti ke depan para
pemimpin, pejabat dan orang-orang penting di negeri ini benar-benar menjadi teladan bagi seluruh masyarakat yang
melihatnya. Tidak adalagi kasus korupsi, kasus narkoba atau kasus-kasus lain
yang mencoreng jabatan yang dimilikinya. Mereka senantiasa rendah diri,
bersahaja dan memiliki sikap yang patut dicontoh dan menjadi figur yang
diteladani oleh semua orang.
Semoga
berbagai kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan yang digulirkan mampu melahirkan
generasi yang diharapkan. Generasi yang mampu menjawab tantangan zaman. Hingga
kita bisa bangkit dari keterpurukan, kemiskinan dan kebodohan yang membuat kita
tertinggal jauh dari negara lain. Dengan pendidikan, kita tidak hanya mampu
mengejar ketertinggalan dari negara lain serta dapat meningkatkan harkat dan
derajat bangsa, namun yang lebih penting adalah lahir orang-orang yang
berakhlaqul karimah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan cita-cita
pendidikan nasional. sehingga bangsa ini dipenuhi dengan orang orang yang dapat
membawa kedamaian bagi negeri.
0 Response to "GENERASI EMAS"
Post a Comment