GURU IDOLA
Oleh:
Rahmah Rini
Saparini, M.Pd.
Guru SMPN 2
Bungursari-Purwakarta
Guru idola adalah harapan bagi setiap
orang yang mempunyai profesi sebagai pendidik, atau pengajar.
Akan tetapi,
di tengah kondisi yang serba instan,
perkembangan teknologi yang begitu cepat masih bisakah posisi
guru menjadi sosok idola. Hal ini menjadi tantangan pendidik untuk mengembalikan
guru sebagai sosok yang diidolakan. Beberapa indikasi dari
guru yang diidolakan oleh peserta didik, misalnya kedatangannya disambut dengan gembira,
disapa dengan hangat dan berebut membawakan buku, murid-murid pun mempertanyakan ketidakhadirannya dengan raut kecewa.
Hakikat dari guru idola adalah guru yang dapat mengelola pembelajaran dengan efektif dan dapat menggali serta mengembangkan seluruh potensi siswa. Tentunya hal ini bukan perkara
yang mudah. Ada beberapa criteria yang harus dipenuhi: Pertama, seorang guru hendaknya menjadi agent of change dalam hal: keilmuan, tingkah laku,
tauladan. Kedua memiliki komitmen.
Sebagai agent of change guru harus bisa menciptakan perubahan pada peserta didik. Dari tidak paham menjadi paham,
dari tidak bisa menjadi bisa. Dalam hal ini tentu guru harus bisa menjadi fasilitator yang memberi kemudahan kepada peserta didik dalam mencari ilmu.
Untuk menjadi guru idola, guru harus bisa menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan dengan kreativitas
yang tinggi, penguasaan materi serta berbagai metoda pembelajaran yang dimiliki. Tidak hanya itu
guru dituntut untuk berpenampilan menarik dengan pakaian
yang rapi, dengan demikian diharapkan guru menjadi idola. Apabila
kata “idola” melekat pada guru, peserta didik akan mendengarkan dan melakukan apapun
yang dikatakan gurunya, maka tujuan pembelajaran akan mudah dicapai.
Peran
guru bukan hanya mengajar atau mentransfer ilmu. Lebih dari itu mengantarkan peserta didik menjadi manusia dewasa
yang bertanggungjawab, berbudi pekerti luhur disertai kecerdasan. Guru mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter,
mental dan watak, menjadi model atau contoh bagi peserta didik, beperilaku sesuai dengan norma dan ajaran
agama.
Guru
harus berperan sebagai orang
tua bagi peserta didik di sekolah. Ia juga harus
bisa menjadi pengganti orang
tua yang memperhatikan kebutuhan peserta didik,
tingkah laku dan ketertiban di sekolah. Sebagai pengemban tugas tersebut tentunya harus ditopang oleh kepribadian karakter atau kepribadian
guru itu sendiri. Kepribadian yang positif dapat menularkan sikap
yang positif kepada peserta didik, perilaku positif akan ditiru oleh peserta didik.
Menjadi teladan bagi peserta didik,
“digugu dan ditiru” kata itu melekat pada seorang
guru. Digugu artinya ditaati nasehat, ucapan atau perintahnya,
ditiru ,dicontoh sikap dan perilakunya. Untuk menjadi teladan bagi peserta didik maka beberapa hal
yang perlu diperhatikan guru :
1.
Disiplin,
sebagai teladan bagi peserta didik,
maka disiplin satu hal bagian terpenting dan mutlak dalam menjalankan tugas-tugasnya,
mendisiplinkan diri sendiri merupakan langkah awal untuk mendisiplinkan peserta didik;
2.
Membina hubungan
yang akrab tetapi tetap dalam koridor pendidikan sehingga peserta didik tetap menganggap guru sebagai seseorang
yang harus dihormati;
3.
Memahami dan mengikuti perkembangan pergaulan peserta didik dan Iptek
4.
Penuh kreativitas dan inovatif.
Kreatif dalam menggunakan metoda, alat pembelajaran juga dalam pengelolaan kelas,
berinovasi dalam proses pembelajaran;
5.
Berpenampilan menarik,
penampilan menjadi penilaian tersendiri bagi
para peserta didik. Peserta didik akan selalu memperhatikan dan membicarakan penampilan gurunya;
6.
Menjadi contoh bagi peserta didik,
bukan menyuruh. Membiasakan diri member contoh
yang baik menjadikan peserta didik mengikuti kebiasaan
yang dilakukan oleh guru;
7.
Senyum dan ramah akan memberikan semangat pada peserta didik,
membuat peserta didik tidak takut dan tegang dalam proses pembelajaran.
Sebuah komitmen hal yang tak kalah pentingnya untuk menjadi
“guru idola”. Begitu juga memahami semua tugas-tugasnya,
mengabdi dengan rasa ikhlas, bersikap profesional yang
diwujudkan melalui kecintaannya terhadap profesi
Sikap komitmen guru terpancar dalam sikap:
1.
Melaksanakan dengan ikhlas tugasnya tanpa paksaan dan merasa terpaksa;
2.
Guru
siap beradaptasi di manapun berada dan dengan siapapun berinteraksi;
3.
Guru
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk menambah pengetahuan dan
intelektualnya.
Ternyata tidak mudah untuk menjadi guru idola, tapi kita dapat memulai dari hal
yang kecil, memperbaiki kesalahan, dan melakukan penataan diri
agar bias meraih predikat guru idola.
0 Response to "GURU IDOLA"
Post a Comment