MENGIKAT WAKTU MENEBAR MIMPI
![]() |
sumber gambar: mcsimonwrites.com |
Oleh
:
Hilman
Latief, M.Pd
(Guru SMPN 4 Padalarang-KBB)
Indonesia
pada tahun 2040 diperkiraan akan dibanjiri oleh tenaga produktif yang akan
mengambil andil dalam percaturan kemajuan Indonesia di masa yang akan datang.
Bonus demografi yang diprediksi dengan angka ketergantungan yang rendah menjadi
kepenasaran tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Apakah bangsa kita akan
berdiri tegak dan bersaing dengan negara-negara maju di dunia, ataukah terpuruk
mundur tak berdaya dihantam derasnya penjajahan tipe baru dalam sistem ekonomi
global.
Mewujudkan
generasi emas Indonesia dari mulai saat ini tentu bukan suatu keniscayaan. Semua
tergantung pada akar ilmu dan karakter yang kita tanamkan kepada peserta didik.
Pendidikanlah yang akan menentukan, nasib bonus demografi ini. Pendidikan di
rumah, di sekolah, dan lingkungan sekitar peserta didik. Tiga unsur ini
bersinergi dan saling bekerjasama menata generasi unggul harapan Indonesia.
Yuk, merapat!
Pendidikan
di lingkungan rumah yang merupakan pendidikan dasar yang menjadi landasan utama
yang membentuk karakter anak pada masa dewasa kelak. Tegas, kerja keras, disiplin,
berwibawa, bijaksana, dan tangguh dapat diambil pembelajarannya dari figur
seorang ayah. Kasih sayang yang tulus, kelembutan, rajin, penerapan skala
prioritas, dapat diambil pembelajarannya dari sosok seorang ibu. Seorang anak dalam bersikap bercermin dari
orangtuanya. Jika lingkungan rumah menyenangkan maka suasana kondusif akan
tercipta dengan sendirinya.
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua peserta didik.
Inspirator yang utama di sini adalah guru. Semboyan pendidikan Indonesia yang
patut ditiru oleh para guru, yaitu semboyan yang digagas oleh Ki Hajar
Dewantara yakni ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri
handayani yang mengandung makna bahwa,
seorang guru yang menginspirasi adalah guru yang dapat menjadi panutan atau
suri tauladan yang memberikan contoh dalam sikap dan
perilakunya, namun guru juga dapat mengobarkan semangat kepada peserta didik
untuk terus mengeksplor kemampuan dirinya
dan selalu memberikan motivasi peserta didik agar selalu melakukan yang
terbaik dalam hidupnya.
Pengaruh lingkungan pergaulan di luar rumah dan sekolah
merupakan hal yang dapat merubah
perilaku peserta didik. Jika sifat pengaruhnya positif, manakala anak tumbuh
dan berkembang dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan ke arah yang
membangggakan, tentu ini yang sangat kita harapkan. Namun, Jika pengaruh
lingkungan luar cenderung membawa ke arah negatif, penanganan preventif lebih
kita utamakan. Guru Indonesia harus tanggap dengan gejala sosial yang
merusak generasi bangsa kita, di antaranya bahaya narkoba dan pergaulan bebas.
Pentingnya
usaha keras kita untuk mewujudkan Indonesia menjadi salah satu negara competitor yang akan diperhitungkan oleh
negara lain dalam berbagai aspek, mendorong kita untuk merombak wawasan
pengetahuan, sikap, dan perilaku kita
dalam mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Karena kita
tahu, sehebat apapun kurikulum yang diterapkan, selama tidak ada perubahan
positif pembelajaran dalam kelas, maka semuanya akan sia-sia.
Layaknya sebuah misi mulia, persiapan strategi mengajar agar
kompetensi yang diharapkan tercapai, tentu dengan mengondisikan pembelajaran
yang menantang siswa berfikir kritis, bekerja sama, kreatif, komunikatif, bertanggung
jawab dan menyenangkan. Kita ikat mereka dalam aturan waktu yang efisien,
jangan lupa untuk selalu memotivasi menebarkan mimpi agar peserta didik menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungan
sekitar dengan pemodelan tertentu, dorong mereka untuk gigih memperjuangkan
mimpi tersebut.
Kita berikan pelayanan terbaik untuk peserta didik, tidak
hanya waktu di kelas saja, namun luangkan waktu kita membuka konsultasi kepada
mereka melalui dunia maya. Buat mereka menguasai IPTEK tapi tetap sadar akan
akar rumput budaya bangsa, menguatkan mereka untuk percaya diri,membuka diri
terhadap inovasi baru yang membuka jalan kearah kemajuan, menanamkan nilai
kejujuran, sanggup berkompetisi di lingkup lokal, nasional, regional, dan
internasional. Semoga jika waktunya telah tiba, mimpi-mimpi peserta didik kita
akan menjadi nyata.
0 Response to "MENGIKAT WAKTU MENEBAR MIMPI"
Post a Comment