PENTINGNYA MENGEMBANGKAN SEKOLAH SIAGA BENCANA
PENTINGNYA
MENGEMBANGKAN SEKOLAH SIAGA BENCANA
Oleh:
Enang Cuhendi, S.Pd. M.M.Pd.
(Guru IPS SMPN 3
Limbangan Garut- Ketua PW FKGIPS Nasional Jawa Barat)
Rasa duka yang teramat dalam melanda seluruh Nusantara. Dalam beberapa
bulan terakhir ini Indonesia dirundung duka. Pada 29 Juli 2018, pukul 06.47
WITA gempa bumi darat berkekuatan 6,4 SR melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat. Pusat gempa berada di 47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat
dengan kedalaman 24 km. Selanjutnya Jumat 28 September 2019 yang lalu giliran
kota Palu – Donggala, Sulawesi Tengah dihujam gempa berkekuatan magnitudo 7,4
SR yang juga diiringi dengan tsunami. Pusat gempat itu di kedalaman 10 km.
Sedangkan posisi pusat gempa ini pada arah 27 km Timur Laut Donggala.
Sabtu, 22 Desember 2018 malam tsunami mengguncang kawasan Selat Sunda. Aktivitas Gunung Anak Krakatau telah menyebabkan munculnya gelombang tsunami yang menghantam Banten dan Lampung. Sampai Kamis 27 Desember tercatat lebih dari 430 orang meninggal dunia, 150-an dinyatakan hilang dan lebih dari 16.000 orang mengungsi.
Sabtu, 22 Desember 2018 malam tsunami mengguncang kawasan Selat Sunda. Aktivitas Gunung Anak Krakatau telah menyebabkan munculnya gelombang tsunami yang menghantam Banten dan Lampung. Sampai Kamis 27 Desember tercatat lebih dari 430 orang meninggal dunia, 150-an dinyatakan hilang dan lebih dari 16.000 orang mengungsi.
Korban yang jatuh akibat bencana, baik korban jiwa maupun kerusakan
materil, tentunya tidak sedikit. Bahkan hal yang mengerikan pasca gempa
Palu-Donggala terjadi fenomena likuifaksi atau penurunan tanah akibat
memadatnya volume lapisan tanah. Tipe 'tanah bergerak' di Palu ini adalah tipe
yang tanahnya hanyut bersama air. Dampaknya semua benda yang ada di atas tanah
amblas ke dalam tanah.
Seiring dengan banyaknya bencana yang terjadi menjadikan Indonesia
laksana laboratorium besar kebencanaan. Di negeri ini semua jenis, tipe, skala,
dan aneka rupa dampak dari bencana setidaknya pernah terjadi. Salah satu
penyebabnya terkait dengan kondisi geografis Indonesia yang berada di jalur ring of fire dan pertemuan beberapa
lempeng tektonik.
Mengembangkan Sekolah Siaga Bancana
Kondisi seringnya terjadi bencana perlu mendapat perhatian serius dari semua
pihak. Selain pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana dan pihak-pihak yang
terkait langsung dengan bencana, institusi lainnya, seperti pendidikan perlu
juga terlibat aktif. Keterlibatan institusi pendidikan, seperti sekolah memang
tidak dimaksudkan sebagai institusi yang terlibat langsung dalam penanganan
bencana, tetapi lebih pada upaya preventif.
Salah satu peran aktif dunia pendidikan, yaitu melalui pengembangan program model Sekolah
Siaga Bencana (SSB). SSB merupakan upaya kesiagaan sekolah untuk menggugah
kesadaran seluruh pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan baik individu
maupun kolektif di sekolah dan lingkungan sekolah dalam hal kesiagaan bencana.
Model sekolah seperti ini dinilai sangat penting untuk dikembangkan. Hal
ini terkait adanya pandangan bahwa tingkat kesiagaan komunitas sekolah lebih
rendah dibanding masyarakat serta aparat. Di samping itu sekolah tetap
terpercaya sebagai wahana efektif untuk membangun budaya bangsa termasuk
membangun kesiagaan bencana warga negara pada peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan serta para pemangku kepentingan lainnya termasuk masyarakat
luas.
Tujuan khusus dari model SSB ini, di antaranya untuk membangun budaya
siaga dan budaya aman di sekolah. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan
jejaring bersama para pemangku kepentingan di bidang penanganan bencana. SSB
juga dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas institusi sekolah dan individu
dalam mewujudkan tempat belajar yang lebih aman bagi peserta didik, guru,
anggota komunitas sekolah serta komunitas di sekeliling sekolah. Di samping itu
juga dimaksud untuk menyebarluaskan dan mengembangkan pengetahuan kebencanaan
ke masyarakat luas melalui sekolah.
SSB harus mampu mengembangkan akses bagi seluruh komponen sekolah untuk
meningkatkan kapasitas pengetahuan, pemahaman dan keterampilan kesiagaan.
Melalui model SSB dari sisi pengetahuan dapat dikembangkan berbagai materi
mengenai jenis bahaya, sumber bahaya, besaran bahaya dan dampak bahaya serta
tanda-tanda bahaya yang ada di lingkungan sekolah. Materi lainnya meliputi
pengetahuan sejarah bencana yang pernah terjadi di lingkungan sekolah atau
daerahnya. Selain itu pengetahuan mengenai kerentanan dan kapasitas yang
dimiliki di sekolah dan lingkungan sekitarnya serta upaya yang bisa dilakukan
untuk meminimalkan risiko bencana di sekolah juga perlu diberikan.
Materi pengetahuan tentang bencana bisa diberikan dalam bentuk
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Dalam kegiatan intrakurikuler, materi ini
bisa disisipkan dalam materi pelajaran, baik mata pelajaran umum maupun muatan
lokal. Mata pelajaran IPA dan IPS bisa mengadopsi secara lebih mendalam tentang
materi pengetahuan bencana ini.
Optimalisasi keberadaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) juga perlu
dilakukan terutama untuk pelatihan
peningkatan pengetahuan dan keterampilan siaga bencana. Adapun untuk keterampilan
tanggap bencana yang wajib dimiliki oleh seluruh komponen sekolah dapat
dilakukan melalui kegiatan simulasi reguler dan pelatihan kesiagaan kepada
warga sekolah dan pemangku kepentingan sekolah.
Khusus untuk pengembangan keterampilan, penanganan bencana bisa
dilakukan melalui kegiatan ektrakurikuler. Pramuka, PMR, Pecinta Alam dan
Paskibra diharapkan dapat menjadi wadah penyampaian materi pengetahuan dan pengembangan
keterampilan penanganan bencana.
Langkah lain yang bisa dilakukan melalui sosialisasi kepada warga
sekolah dan pemangku kepentingan sekolah. Upaya sosialisasi kebencanaan kepada
orang tua peserta didik di rasa mudah dilakukan
Untuk keterlaksanaan kegiatan di sekolah model ini dapat dilakukan kerjasama dengan lembaga
terkait. Palang Merah Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),
Dinas Pendidikan, pemerintah kecamatan dan kelurahan atau desa serta lembaga
swadaya masyarakat (LSM) bisa bekerjasama sebagai tim pembina SSB.
Keberadaan Model Sekolah Siaga Bencana (SSB) mutlak
adanya. SSB ini harus melembaga dan mengakar dalam dunia pendidikan Indonesia.
Selain itu SSB ini harus menjadi sebuah kebijakan nasional. Dikarenakan sebagai
negara rawan bencana, seluruh rakyat Indonesia berpotensi dilanda bencana,
terutama warga sekolah. Wilayah rawan bencana merupakan wilayah yang bisa
dikembangkan untuk keberadaan SSB. Hadirnya SSB tidak akan mampu mencegah
terjadinya bencana, tetapi setidaknya dengan pengetahuan dan keterampilan
tentang penanggulangan bencana diharapkan dapat meminimalisir jumlah korban
yang jatuh dan kerugian materil saat bencana terjadi.
0 Response to "PENTINGNYA MENGEMBANGKAN SEKOLAH SIAGA BENCANA"
Post a Comment