REVOLUSI GAYA BELAJAR
MENGGAPAI PRESTASI BELAJAR DENGAN BELAJAR MANDIRI
MELALUI DISCOVERY LEARNING
D.R. HIDAYAT, S.Pd.
Guru
PJOK
SMP
NEGERI 2 CIGUDEG KAB. BOGOR.
Belajar
merupakan kewajiban bagi manusia, belajar sepanjang hayat adalah tugas yang
harus dilaksanakan untuk kehidupan yang lebih baik, sedari kandungan manusia
sudah mulai belajar, ketika lahir langsung belajar untuk menangis, bernafas,
bergerak dan lainnya, makin besar makin banyak yang harus dipelajari, tanpa belajar
manusia akan hidup dalam ketidak tahuan, semakin dibiarkan akan semakin tidak
tahu. Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan
kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar,
apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas
kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses
belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.
Pendidikan
di Indonesia telah diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, juga
Kementerian Agama untuk sekolah khas bernuansa agama, kondisi ini kadang
membuat perbedaan dalam pelaksanaan pembelajarannya, selain itu kurikulum yang
digunakan sekarang merupakan kurikulum yang sudah beberapa kali di revisi
menuju kurikulum yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang digunakan saat ini
bersamaan dengan kurikulum 2006 atau KTSP, jadi untuk tingkatan kelas baik di
SD, SMP, SMA, MI, MTs, MA dan sekolah lainnya menggunakan 2 kurikulum, dan
secara bertahap tahun 2019 semua sekolah dan tingkatan akan menggunakan
kurikulum 2013.
Belajar
yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan
sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan
prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal.
Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, seperti
kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal adalah
kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, misalnya ruang belajar yang
bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai.
Secara
umum belajar akan meningkatkan kemampuan sesuai dengan tujuan yang diharapkan,
dengan belajar maka akan terjadi perubahan yang signifikan untuk kognitif,
afektif dan psikomotor, sehingga akan mendapatkan perubahan menuju ke hal yang
lebih baik. Dengan belajar maka akan terserap pengetahuan serta pembentukan
karakter positif.
Prestasi Belajar
Prestasi berasal
dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari
usaha. [1] Prestasi diperoleh dari usaha yang telah
dikerjakan. [2] Dari pengertian prestasi tersebut, maka
pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang.
Prestasi
belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta
didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen
yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian
usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.
Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang
meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi
belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi
belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang
dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang
disusun secara terrencana untuk mengungkap performasi maksimal
subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam
kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian,
tes formatif, tes sumatif, bahkan ujian sekolah dan ujian-ujian masuk perguruan
tinggi. Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau
tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus
mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa
akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa,
memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan
kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan
kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian
siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan prestasi
belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit
pengalaman sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau
tidak berhasil.
Belajar Mandiri
Pengertian
umum dari belajar mandiri adalah belajar dengan cara sendiri, tidak selalu
dibantu dan dapat memecahkan permasalahan yang ditemukan, belajar mandiri dapat
dilakukan dengan individu atau dengan berkelompok, kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing cara tersebut tentunya ada, namun dapat dicarikan solusi
agar dapat dilaksanakan dengan baik. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(Depdiknas, 1988: 625), kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa
bergantung pada orang lain.
Pengertian
belajar mandiri menurut Hiemstra (1994:1) adalah sebagai berikut:
1. Setiap individu berusaha
meningkatkan tanggung jawab untuk mengambil berbagai keputusan.
2.
Belajar
mandiri dipandang sebagai suatu sifat yang sudah ada pada setiap orang dan
situasi pembelajaran.
3.
Belajar
mandiri bukan berarti memisahkan diri dengan orang lain.
4. Dengan belajar mandiri, siswa dapat
mentransferkan hasil belajarnya yang berupa pengetahuan dan keterampilan ke
dalam situasi yang lain.
Siswa
yang melakukan belajar mandiri dapat melibatkan berbagai sumber daya dan
aktivitas, seperti: membaca sendiri, belajar kelompok, latihan-latihan, dialog
elektronik, dan kegiatan korespondensi. Peran efektif guru dalam belajar
mandiri masih dimungkinkan, seperti dialog dengan siswa, pencarian sumber,
mengevaluasi hasil, dan memberi gagasan-gagasan kreatif.
Beberapa
institusi pendidikan sedang mengembangkan belajar mandiri menjadi program yang
lebih terbuka (seperti Universitas Terbuka) sebagai alternatif pembelajaran
yang bersifat individual dan program-program inovatif lainnya.
Dari
pengertian belajar mandiri menurut Hiemstra di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar mandiri adalah perilaku siswa dalam mewujudkan kehendak atau
keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung pada orang lain, dalam hal
ini adalah siswa tersebut mampu melakukan belajar sendiri, dapat menentukan
cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik
dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.
Dalam
penerapannya belajar mandiri dapat dilakukan dengan sinergitas guru, siswa, dan
orangtua, pembimbingan di sekolah untuk memberikan pengarahan dan pengawasan
serta menjadi tempat bertukar pendapat dan diskusi, di rumah juga dilakukan
pembimbingan oleh orangtua, pengawasan dan juga konsultasi tentang apa yang
menjadi tugas belajarnya, juga bila diperlukan bisa dilakukan dengan teman
sekelas yang terdekat bisa juga dengan belajar kelompok, materi yang diberikan
guru sudah ditentukan dan direncanakan dengan baik sehingga akan lebih mudah
dalam pelaksanaannya.
Discovery Learning
Discovery ialah
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.
Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.
Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
sendiri.
Metode
pembelajaran discovery merupakan suatu metode pengajaran yang
menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam belajar. Dalam proses pembelajaran
dengan metode ini, guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator yang
mengarahkan siswa untuk menemukan konsep, dalil, prosedur, algoritma dan
semacamnya.
Tiga
ciri utama belajar menemukan yaitu:
1. Mengeksplorasi
dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi
pengetahuan;
2.
Berpusat
pada siswa;
3.
Kegiatan
untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Secara
terinci metode pembelajaran discovery ini akan lebih memudahkan siswa untuk
bereksplorasi, melakukan penelitian juga dapat membahas berbagai hal baru yang
ditemukan secara mandiri, kemampuan siswa akan lebih luas dan terasah serta
akan terus berusaha mencari hal yang telah menjadi tugasnya maupun tugas
kelompok. Dalam proses melaksanakannya diperlukan bimbingan guru agar tidak
terlalu meluas pembahasannya, terutama jika dilaksanakan untuk anak usia SD dan
awal SMP pendampingan mutlak dibutuhkan agar ada rambu-rambu yang harus
dipatuhi agar pada pelaksanaannya tidak meluas dan akan membuat rancu
pengetahuan yang seharusnya mereka dapatkan.
Untuk
tahap akhir dilaksanakan penilaian hasil yang didapatkan para siswa, dapat
berupa pengumpulan tugas atau dapat pula dilaksanakan tes akhir yang mencakup
materi yang dipelajari. Dengan diketahui prestasi belajar siswa maka
pembelajaran dapat dilanjutkan ke materi berikutnya.
Demikian
beberapa hal yang dapat disampaikan dan semoga dapat menjadi tambahan
pengetahuan dalam merevolusi belajar agar dapat menjadi tambahan pengetahuan
untuk dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar, mohon maaf atas segala
kekurangan dan kekeliruan dalam pemaparannya.
0 Response to "REVOLUSI GAYA BELAJAR"
Post a Comment