TUTORIAL TEMAN SEBAYA, BANTU ATASI KESULITAN MENULIS
Oleh:
SMPN 2 Kadungora
Efektivitas
pembelajaran ditandai oleh kualitas hasil yang dicapai dalam kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan. Idealnya semua guru dituntut untuk mampu
menyampaikan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Namun, rencana pembelajaran yang telah disusun sering
kali tidak dapat tercapai sesuai dengan harapan. Dengan demikian, tuntutan
kurikulum tidak tercapai secara maksimal.
Guru adalah manajer,
aktor, motivator atau pun fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Oleh
karenanya keberhasilan proses belajar mengajar terletak di tangan guru.
Bagaimana kemampuan guru dalam merencanakan dan mengelola kegiatan belajar
mengajar. Kemudian kemampuan dalam memilih dan menggunakan model serta teknik
mengajar. Serta kemampuan memotivasi dan membangkitkan minat belajar siswa. Yang tidak kalah pentingnya adalah kemampuan
guru dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada saat kegiatan belajar
mengajar berlangsung.
Karakter siswa setiap
kelas berbeda-beda. Ada yang mudah dikendalikan ada pula yang sulit
dikendalikan. Model dan teknik pembelajaran yang direncanakan sering kali tidak
bisa diterapkan pada setiap kelas. Hal ini mengisyaratkan bahwa penggunaan
model dan teknik pembelajaran tidak bisa dipaksakan, akan tetapi harus
disesuaikan dengan karakter para siswa secara klasikal.
Karakter siswa
bervariasi. Pertama, ada siswa yang patuh
pada isyarat dan aturan yang diterapkan guru. Karakter siswa yang demikian
biasanya dimiliki oleh peserta didik yang rajin dan pintar. Kedua, ada siswa yang suka melecehkan,
membangkang, tidak peduli, masa bodoh dan selalu mengganggu teman. Karakter
siswa yang demikian biasanya dimiliki oleh peserta didik yang malas. Karena
kemalasannya siswa yang demikian selalu mendapat hasil yang tidak sesuai dengan
harapan. Fenomena ini mengindikasikan bahwa guru tersebut kurang profesional,
karena tidak mampu menciptakan dan mengelola proses belajar mengajar dengan
baik. Itulah nasib seorang guru, jika tidak berhasil maka guru harus menanggung
akibatnya. Bagaimana menentukan solusi pemecahan dari permasalahan yang
dihadapinya?
Pada tahun 2017/2018
saya mengajar di kelas VIII sebanyak empat kelas, yakni kelas VIII A, B, C dan
D. Kelas VIII C sangat berbeda dengan kelas yang lain, jumlah laki-laki dan
perempuannya tidak seimbang, yakni sepuluh orang perempuan dan duapuluh orang
laki-laki. Kelas ini, sudah terkenal kenakalannya oleh semua guru, sedangkan
sembilan perempuannya memiliki karakter baik, rajin dan patuh kepada guru.
Pada suatu hari saya
menyampaikan pembelajaran menulis teks persuasif. Hasil yang dicapai kelas A, B
dan D, sangat berbeda dengan kelas C. Jika dikelas A, B dan D hanya satu atau
dua orang saja yang tidak mengumpulkan karya tulis. Sedangkan di kelas VIII C sebanyak
15 siswa laki-laki sama sekali tidak menyetorkan teks persuasif yang diminta.
Dengan sangat ringan mereka mengatakan “Tidak bisa Bu.” Dari kesenjangan hasil yang dicapai tersebut,
saya merenungkan kembali bagaimana model dan teknik mengajar yang telah
dilaksanakan di kelas VIII C. Kesalahan apa yang telah saya perbuat sehingga
50% siswa tidak mampu menulis teks persuasif sesuai dengan yang saya minta.
Model pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar menulis teks persuasif adalah Ploblem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Adapun
langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang berorientasi kepada pembelajaran
saintifik adalah sebagai berikut:
A. Pendahuluan:
1)
Mengajak semua peserta didik berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk mengawali kegiatan pembelajaran)
2) Melakukan
komunikasi tentang kehadiran peserta
didik
3) Guru
mengecek kesiapan peserta didik belajar baik secara fisik maupun psikologis.
4) Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.
5) Guru
menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan latihan-latihan dan tugas
dalam pembelajaran.
6) Mengondisikan
siswa menjadi enam kelompok, dengan cara membagi rata kemampuan siswa.
B.
Kegiatan Inti:
1)
Setiap kelompok mendapat LKS yang
dibagikan guru.
2)
Siswa mengamati foto-foto peristiwa yang
telah terjadi di Indonesia, baik yang berhubungan dengan masalah sosial,
ekonomi, keagamaan, kesehatan maupun lingkungan hidup yang tayangkan melalui
infocus.
3)
Siswa membaca contoh teks persuasif.
4)
Siswa mendata permasalahan yang akan
dijadikan bahan menulis teks persuasip, kemudian menentukan satu tema
pilihannya.
5)
Siswa berdiskusi merumuskan pendapat
sesuai dengan tema atau masalah yang diangkatnya, kemudian menganalisis
fakta-fakta yang mendukung pendapatnya.
6)
Siswa menyusun teks persuasif
berdasarkan pendapat serta fakta-fakta yang telah ditemukannya, kemudian
meyakinkan pendapatnya untuk mempengaruhi orang lain dengan kalimat-kalimat
persuasif.
7)
Setiap kelompok menempelkan karya
tulisnya di dinding, kemudian kelompok lainnya mengunjungi, membaca dan
menuliskan komentarnya.
8)
Siswa menyampaikan hasil temuannya
berupa pujian dan kritikan terhadap karya temannya.
9)
Siswa secara individu menulis teks
persuasif berdasarkan tema pilihannya, minimal dalam dua paragraf dengan
struktur yang tepat, mengikuti langkah-langkah yang telah dilakukan pada
kegiatan diskusi kelompok.
10)
Siswa mengumpulkan teks persuasif yang
telah ditulisnya.
11)
Guru memilih karya tulis siswa yang
terbaik, kemudian siswa tersebut membacakannya.
12)
Guru mengonfirmasi karya tulis siswa
dari segi kelebihan dan kekurangannya.
C. Penutup
:
1)
Dengan sikap tanggung jawab, peduli, jujur, dan santun
peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
2) Dengan sikap santun dan jujur,
siswa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dialami saat menulis teks persuasif.
3) Dengan
sikap peduli dan santun
siswa mendengarkan umpan balik dan
penguatan dari guru mengenai menulis teks persuasi.
4)
Siswa
menyimak informasi mengenai rencana tindak lanjut pembelajaran dengan santun
dan penuh tanggung jawab.
Pada saat mengerjakan
tugas individu, siswa laki-laki nampak tidak mengerjakan secara serius,
walaupun berulang kali diarahkan. Ada yang berdiam diri, ada yang
berjalan-jalan melihat pekerjaan teman, ada pula yang cenderung mengganggu
temannya. Beberapa siswa ada yang mengatakan bahwa ia tidak bisa. Kemudian saya
memperlihatkan kembali fenomena-fenomena yang telah terjadi di Indonesia,
misalnya dalam masalah sosial dan kesehatan. Saya mengajukan pertanyan, “Penyakit
apa yang banyak terjadi pada musim hujan?” Jawaban mereka bervariasi ada yang
menjawab penyakit demam berdarah, muntaber dan sebagainya. Kemudian saya
bertanya kembali, “Apa penyebab penyakit DBD dan apa penyebab penyakit muntaber
?” Anak-anak banyak yang memberi jawaban, ternyata mereka pada mengetahui. Lalu
saya bertanya kembali, “Bagaimana cara mencegah penyakit tersebut?” Cara
mencegahnya pun mereka sudah pada tahu.
Berdasarkan hasil tanya
jawab tersebut, saya persilahkan untuk ditulis menjadi teks persuasif. Ada yang
sama sekali tidak menulis, ada pula yang baru menulis dua kalimat, ada pula yang
kerjanya pura-pura menulis. Sehingga pada akhir kegiatan, anak-anak yang lima
belas orang tadi, tidak mengumpulkan karya tulisnya.
Pada pertemuan
berikutnya, saya mengalokasikan waktu satu jam pelajaran untuk mengulang
kembali kegiatan menulis persuasif, khusus bagi siswa yang belum mengumpulkan
tugas. Karena target saya semua siswa harus mempunyai pengalaman menulis.
Adapun baik buruknya karya yang dihasilkannya tergantung kepada kesungguhannya
dalam belajar. Namun, bagaimana caranya agar mereka bisa menulis dengan baik?
Akhirnya saya mempunyai ide, “Tutorial Teman Sebaya.”
Sembilan siswa
perempuan hasil karyanya bagus, dan lima orang di antaranya lebih bagus dari
yang lainnya. Saya mempunyai keyakinan jika sembilan siswa ini dijadikan Tim
Totorial Menulis, mungkin kesulitan yang dialami temannya akan dapat teratasi.Oleh
karena itu saya membagi menjadi empat kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari dua orang tutor.
Setiap tutor bertugas
membimbing dan mengarahkan. Akan tetapi dilarang untuk membantu membuat kalimat
atau pun menulis. Tutor hanya memberi inspirasi dan memberi contoh. Sehingga
langkah-lanagkah menulis yang dilakukan temannya sesuai dengan kriteria menulis
teks persuasif dan struktur yang benar, yaitu terdiri dari pernyataan umum,
tahapan argumen disertai fakta dan kalimat persuasif yang berisi himbauan, ajakan,
saran atau arahan.
Kegiatan ini membuahkan
hasil yang baik. Dalam waktu satu jam pelajaran, kelima belas siswa dapat
menyelesaikan karya tulisnya dengan struktur yang benar. Bertolak dari
keberhasilan ini, saya menerapkan sistem tutorial teman sebaya pada
pembelajaran lainnya, jika banyak siswa yang mengalami masalah dalam menulis.
Misalnya dalam kegiatan menulis cerpen, menulis laporan hasil percobaan dan
menulis laporan membaca buku fiksi dan nonfiksi.
Tutorial teman sebaya
sangat bermanfaat untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan dalam masalah
belajar. Akan tetapi kegiatan ini harus di bawah pemantauan guru pembimbing
atau guru mata pelajaran, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
0 Response to "TUTORIAL TEMAN SEBAYA, BANTU ATASI KESULITAN MENULIS"
Post a Comment