EKSOTISME DI WISATA ALAM CIWADO
![]() |
Situs Batu Lanang |
Oleh :
Yoyon Supriyono, M.Pd. (Indramayu)
Berwisata menikmati keindahan alam sebagai obyeknya
adalah hal yang biasa. Tapi bila destinasinya sesuatu yang eksotis dan fenomenal, maka ini baru luar biasa. Apalagi bagi yang suka
cerita-cerita mitos, maka sangat disayangkan bila dilewatkan begitu saja.
Penasaran?
Semua ada di Ciwado. Sebuah wilayah di
ujung selatan Indramayu yang berbatasan dengan Sumedang. Tepatnya di Dusun
Ciselang Blok Ciwado RT/26 RW/08 desa Cikawung-Cikamurang Kecamatan
Terisi, Kabupaten Indramayu. Di wilayah ini terbentang hutan luas yang di
dalamnya tersimpan situs-situs budaya yang eksotik dan fenomenal.
Ada beberapa lokasi yang menarik untuk dikunjungi di antaranya Cadas Ngampar, Batu
Gedogan, Batu Bubut, Gua Petapaan, Batu Larangan
(batu wadon) dan Batu Lanang, serta wahana lainnya yang
dikemas dalam tema wana wisata.
Sebagai obyek wisata, tempat ini baru secara resmi
dibuka pada akhir Desember 2018. Masyarakat dan pemerintah desa setempat
bekerjasama dengan perhutani membenahi tempat ini. Kedai dan saung sudah banyak
berdiri. Alam yang tadinya liar dipoles menjadi tempat wisata yang indah dan
asri. Dengan dibukanya obyek wisata ini, diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat setempat. Potensi budaya dan kearifan lokal juga dapat
termanfaatkan lebih maksimal.
Untuk masuk ke Ciwado tidaklah sulit. Bagi pengunjung
dari luar Indramayu, lebih baik lewat tol Cipali dan keluar di pintu tol
Cikedung. Dari sini belok kanan, sekitar satu kilometer arah ke Subang, di
sebelah kiri jalan ada dusun bernama Lajem. Dari sinilah kita masuk ke Ciwado. Untuk
sampai ke lokasi, jalan kampung sepanjang 4 kilometer menjadi menu wajib yang
harus dilalui. Kondisi jalan cukup baik dan bisa dilewati kendaraan roda empat.
Pengunjung lokal kebanyakan mengendarai sepeda motor. Bahkan, banyak juga bikers yang senang petualangan, menggowes
sepedanya sampai ke lokasi. Pemandangan alam pedesaan yang indah dan asri,
merupakan suguhan yang dapat dinikmati sepanjang perjalanan. Kendaraan roda empat
tidak bisa sampai tepat ke lokasi, karena ada jalan menanjak tajam dan hanya
bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua atau berjalan kaki. Pengunjung yang membawa
mobil bisa metitipkannya ke petugas.
Ada sebuah pos jaga sebelum masuk lokasi. Dengan harga
tiket masuk (HTM) hanya Rp 5.000,-per orang, pesona alam Ciwado bisa dinikmati.
Harga yang cukup murah untuk sesuatu yang luar biasa. Ketika masuk area wisata
sudah terasa kesan natural-nya. Alam
yang hijau dan perawan, udara yang sejuk, pepohonan yang rimbun dan kicau
burung menyuguhkan nuansa tersendiri. Rumah-rumah kedai telah banyak berdidi.
Tampak nyaman untuk beristirahat sambil menikmati kuliner yang ditawarkan atau
yang dibawa dari rumah. Bagi yang butuh perbekalan bisa diperoleh di sini
dengan harga terjangkau.
Eksplorasi wana wisata dimulai dari tempat ini dengan
berjalan kaki. Untuk itu perlu disiapkan stamina yang prima dan perbekalan yang
cukup terutama air minum. Sebelum ke tujuan utama, pengunjung bisa melihat batu
cadas yang terhampar luas. Masyarakat setempat menyebut tempat ini Cadas
Ngampar. Di dekatnya ada sumber mata air yang jernih yang dimanfaarkan oleh
masyarakat sekitar. Patung-patung hewan di
sekitar lokasi, menambah kesan seolah pengunjung berada di alam sesungguhnya. Hewan-hewan
buatan itu bisa menjadi teman berfoto.
![]() |
Batu Gedongan |
Berjalan sedikit dari Cadas Ngampar, di sebelah kanan
terdapat batu-batu besar nan indah tersusun alami. Konon tempat ini merupaka
petilasann Buyut Gedogan, sehingga dinamai Batu Gedogan.
Tak jauh dari sana terhampar bebatuan yang terukir
indah alami. Batu-batu dalam berbagai ukuran tersebut memiliki ornamen yang
khas seperti hasil bubutan. Oleh karenanya, masyarakat setempat menamainya situs
Batu Bubut. Tempat ini memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Indramayu.
Menurut cerita, di tempat inilah Ki Jaga Karsa dan Ki Buana Kerti berunding
mengatur strategi untuk menghancurkan bumi Wiralodra.
![]() |
Batu Bubut |
Perjalanan dilanjutkan dengan sedikit mendaki ke atas
bukit. Di puncak bukit Ciwado, mata kita dimanjakan oleh pemandangan hijau
terbentang. Bagi yang suka narsis, tersedia
spot-spot keren yang wajib dijadikan sasaran selfi, seperti perahu angkasa, puncak love, sarang burung jumbo dan lainnya.
Yang unik lagi, Indramayu ternyata punya gua. Karena
ukurannya kecil dan hanya muat badan, serta diduga sebagai tempat bertapa, gua
ini dinamakan Gua Petapaan. Menurut informasi, pengelola sedang mengeksplorasi
gua ini dan berupaya melakukan penggalian agar bisa dimasuki pengunjung hingga
tembus ke bawah bukit. Bila sudah terlaksana, ini akan menjadi daya tarik
tersendiri.
![]() |
Batu Larangan |
Nampaknya, alam pun punya etika. Bagaimana tidak? Batu
tersebut tersembunyi jauh di dalam hutan. Rimbunnya dedaunan dan pepohonan yang
tinggi menjulang menutupi sang mahkota alam. Seolah tak rela auratnya terbuka,
apalagi terlihat. Tapi setelah ditemukan, batu larangan itu tidak lagi terlarang. Pesonanya bagai magnit.
Mata-mata penasaran berbondong-bondong datang. Medan berat tak lagi jadi
penghalang.
Dari pitutur
masyarakat setempat, konon dulunya merupakan tempat petilasan Nyai Dayang Sumbi.
Dan hingga kini dipercaya bahwa bila gadis yang jomblo dan ingin segera
menikah, dianjurkan mandi di sana dan membuang pakaian dalamnya. Tak heran bila
pengunjung banyak yang menemukan pakaian dalam wanita di sekitar lokasi.
Satu lagi lokasi yang tak kalah fenomenal yaitu batu Lanang.
Batu ini bentuknya menyerupai alat vital
laki-laki. Secara kebetulan atau tidak, batu ini terletak di hulu sungai di
mana ditemukan batu larangan di
hilirnya. Sehingga untuk sampai kesana harus memutar turun ke bawah dan
menempuh perjalanan selama 30 menit. Lagi-lagi ada mitos yg berkembang. Kaum
adam yg ingin meningkatkan vitalitas
kejantanannya, disarankan untuk melakukan tirakat
dan mandi di tempat ini. Wallahu alam.
0 Response to "EKSOTISME DI WISATA ALAM CIWADO"
Post a Comment