INSYAFNYA ANAK SOMBONG
Seorang gadis bernama Amel, ia
berusia 15 tahun. Ia terlahir dari keluarga yang kaya raya, bergelimang harta
dan kemewahan. Namun dengan harta yang ia miliki membuatnya menjadi orang yang
tamak dan sombong.
Suatu ketika ia pergi ke kantin
sekolahnya untuk mencari makan. Tidak disengaja ia bertemu dengan temanya, Ayu
namanya, seorang gadis yang hidupnya sederhana.
"Eittss ..., ada anak gembel
niih! Kasian banget sih, lho. Punya baju kotor banget kaya gini, sepatunya juga
udah rusak yah ... ? Uuuh ... kasian!" ucap Amel sambil menjuir lengan
bajunya.
"Liat gue ... baju gue
bagus, bersih,” sambil lenggak lenggok kaya pragawati. “Sepatu gue bagus, mahal
harganya. Mau tahu, belinya di mana? Ehmm, di Paris dong. Gak kayak lho, udah
kotor, bau lagi, ha ha ha ha. Secara kan, gue itu anak orang kaya,"
tambahnya lagi.
"Hey, Amel! Kenapa sih, lho?
Hobi banget ngehina Ayu. Emng kenapa kalo Ayu orang sederhana, masalah buat
lho?" tanya salah seorang teman Ayu.
"Ya iyalah, jelas masalah.
Karena Ayu tuh ga pantes sekolah disini, yang pantes itu cuma anak orang kaya
seperti gue," jawabnya sambil menunjuk dadanya.
"Huuh ..., males gue makan
di sini. Mending gue cabut ajah, daripada di sini bikin gue gak napsu
makan," ucapnya sambil meninggalkan kantin.
Ayu hanya bisa menangis mendengar
hinaan dari Amel. Dengan ditemani Rara, Ayu pun masuk ke dalam kelas.
Jam pelajaran terakhir telah
tiba. Tak lama kemudian, bel pulang pun berbunyi. Seperti biasa Amel langsung
pulang ke rumahnya. Ia heran, tiba tiba ia melihat ayahnya sangat gelisah.
"Ada apa yah?"
Sejenak ayahnya terdiam. Rupanga
enggan menjawab pertanyan Amel. Namun bukan Amel namanya, kalau ia puas dengan
jawaban diam. Ia terus bertanya, sambil duduk mendekati ayahnya.
“Yah, kenapa?” kini amel bertanya
lebih pelan.
"Perusahaan ayah bangkrut,
semua harta kekayaan kita, perusahaan, rumah dan seisinya habis disita oleh
bank. Kita kini tak punya apa apa lagi," jawab ayahnya.
Amel tercengang mendengar
pernyataan ayahnya itu. Mereka, ayah, ibu dan Amel, tak ada yang bicara lagi.
Seperti kena hefnotis saja.
Semenjak peristiwa itu ayahnya
sakit jantung sampai meninggal, ibunya pun depresi. Kini ibunya dibawa ke rumah
sakit jiwa. Ia bingung harus pergi ke mana. Sambil berjalan ia melihat sebuah
masjid, lalu menghampirinya. Di sana
sedang ada kajian. Ia pun diam di luar, dekat pintu sambil mendengarkan ceramah
ustad.
"Ibu-ibu, bapak-bapak, perlu
kita ketahui bahwa Allah SWT telah memerintahkan kepada umatnya untuk bersikap
baik. Seorang akan dihargai dan berharga di mata orang lain jika kita
manaburkan kebaikan. Ibarat sebuah botol dan air. Botol diibaratkan sosok
manusia, sedangkan isinya diibaratkan perilaku atau ahlak manusia. Apabila
botol itu diisi dengn air comberan, maka botol itu tidak akan berharga. Akan
tetapi apabila diisi dengan air mineral atau jus maka botol itu bernilai Rp.5000. Bagaimana jika botol itu diisi madu?
Mungkin harganya berkisar Rp. 50.000. Sedangkan
jika berisi parfum, maka harganya lebih mahal lagi, diatas Rp. 100.000.
Begitu pun dengan kehidupan
manusia, apabila perilaku yang kita tanamkan tidak baik, sering berbohong,
sombong terhadap sesama manusia, dan lupa terhadap kewajibannya sebagai seorang
hamba kepada kholiqnya. Jangan haraf orang lain dapat menghargai diri kita.
Sebaliknya jika kita tanamkan perilaku yg baik, sering melakukan kebajikan,
hormat kepada sesama, selalu bertakwa kepada Allah, maka tanpa diminta orang
lain akan menghargai diri kita."
Setelah mendengar ceramah itu
Amel pun sadar bahwa sikapnya selama ini salah. Ia selalu tamak dan sombong.
Sejak saat itu ia menjadi tau bahwa kesombongan akan menjatuhkan dirinya
sendiri.
PENYUNTING: SUMYATI
PENYUNTING: SUMYATI
0 Response to "INSYAFNYA ANAK SOMBONG"
Post a Comment