Koperasi Siswa Memupuk kemandirian Ekonomi
Oleh
: Endang Wahyu Widiasari
(Guru
Di SMPN 4 Cikalongwetan)
Kemandirian ekonomi sangat
dibutuhkan untuk membangun suatu bangsa. Salah satu penyebab kemiskinan suatu
bangsa adalah ketidak mandirian dibidang
ekonomi, kebanyakan dari kita lebih suka menjadi pegawai atau pekerja pada
orang lain ketimbang berusaha sendiri. Akan tetapi hal itu tidak salah juga,
namun alangkah baiknya kalau kita berfikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan
bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain juga.
Menurut data Mentri Koperasi dan UKM
Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga (12/3/2017 Republika) jumlah wirausaha
Indonesia baru mencapai 1,65% dari total jumlah penduduk 255 juta, kita sangat
jauh sekali tertinggal jika dibandingkan dengan negara Amerika 12%, Jepang 10%,
Singapura 7%, Malaysia 5% dan Thailan 4%.
Tentunya dibutuhkan lagi
pengusaha-pengusaha baru yang tangguh untuk menunjang kemajuan perekonomian
bangsa, sebab jika jumlah pengusaha sedikit negara akan sulit untuk berkembang
dan kita akan menjadi bangsa konsumtif. jika jumlah pengusaha bisa bertambah
maka akan turut mendongkrak ekonomi negara, bertambahnya lapangan pekerjaan,
dan akhirnya meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.
Dengan alasan tidak ada modal,
kekurangan inilah, kekurangan itulah serta seribu alasan sering kita kemukakan
untuk memulai suatu usaha, padahal yang paling utama dalam melakukan kegiatan
perekonomian bukanlah terletak pada modal saja. Tidak sedikit pengusaha yang
mempunyai modal yang cukup tapi gagal dalam berusaha dan akhirnya gulung tikar,
namun tidak menutup mata modal memang sangat diperlukan, tapi yang lebih utama
dalam melakukan kegiatan perekonomian adalah sumbar daya manusia yang handal
dan mau bekerja keras dan belajar serta tidak mudah putus asa.
Pada permulaan menjalani usaha
tentunya banyak sekali hambatan dan tantangan yang luar biasa, disitulah
kesungguhan kita diuji.
Jiwa wirausaha bukan faktor turunan
atau bawaan, tapi jiwa wirausaha lahir karena pengalaman praktek dilapangan,
serta belajar dan terus belajar. Sebenarnya semua orang berbakat untuk
berwirausaha tapi terkadang kita enggan dan malu untuk memulainya.
Harapan kita semua jika suatu saat
nanti bangsa Indonesia dapat keluar dari kemiskinan dan menjadi Negara yang
Gemah Ripah Lohjinawi dalam arti yang sesungguhnya, seperti yang sering penulis
baca dalam buku-buku pelajaran. Mudah-mudahan hal itu bukan hanya slogan saja,
amin....
Lalu bagaimana caranya supaya bangsa
kita memiliki jiwa wirausaha yang tinggi, tidak mudah putus asa dan nantinya
mudah-mudahan dapat sejajar dengan bangsa lain di dunia ?
Tentunya untuk mewujudkan hal itu
tidak semudah membalikan telapak tangan, perlu proses yang tidak sedikit, tapi
kita juga jangan putus asa untuk mewujudkannya. Semua bisa diwujudkan asalkan
semua komponen bekerja dengan serius, sesuai dengan porsi dan tugasnya
masing-masing, saling membantu satu sama lain, saling mendukung untuk kemajuan
bersama dan memberi masukan-masukan yang positif.
Untuk memulai jiwa wirausaha yang
tangguh bisa dimulai di sekolah, selain siswa dibekali tentang teori-teori ekonomi yang sesuai
dengan kurikulum pendidikan, melalui koperasi siswa di sekolah bisa
dikembangkan jiwa wirausaha. Siswa diajarkan praktek berdagang di koperasi.
Di dalam kegiatan koperasi ini
diajarkan dari mulai berbelanja, menjajakan barang dagangan, melayani pembeli,
sampai kepada tata cara pengadministrasian / pembukuan koperasi.
Untuk permulaan memang akan merasa
malu, risi dan mungkin mereka akan merasa terpaksa, tapi berdasarkan pengamatan
penulis lama-kelamaan anak merasa senang dan sepertinya mereka tertarik untuk
berdagang.Ini dibuktikan dengan berkembangnya onzet koperasi dan banyaknya
anak-anak yang meyimpan barang dagangannya di koperasi. Tidak sedikit pula
anak-anak yang mempunyai cita-cita untuk menjadi pengusaha/pedagang yang
sukses, dan itulah harapan penulis, mengembangkan jiwa wirausaha melalui
koperasi siswa.
Mamfaat yang yang dirasakan dengan
adanya koperasi siswa adalah sebagai berikut :
1. Mendidik siswa untuk bekerja sama satu sama
lain dalam memajukan koperasi khususnya, dan sekolah pada umumnya.
2. Mendidik siswa untuk berbuat jujur terutama
dalam hal pengelolaan keuangan dan barang-barang dagangan yang ada di koperasi.
Sebab tidak mungkin koperasi maju tanpa adanya kejujuran baik dari pengurus
maupun anggotanya.
3. Sebagai laboraturium Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (Ekonomi), di koperasi belajar mempraktekan ilmu-ilmu
ekonomi, pengalaman dilapangan akan lebih tertanam dalam diri peserta didik
ketimbang hanya mempelajari teori-teori saja.
4. Mempermudah warga sekolah untuk membeli
keperluan sekolah, apalagi sekolah kami jauh dari kota, dengan adanya koperasi
ini mempermudah untuk memdapatkan keperluan sekolah seperti ATK.
5. Belajar mengatur waktu, kebetulan di koperasi
belum ada penjaga khusus koperasi, yang menjadi petugas adalah guru dan siswa
secara bergiliran, dengan demikian kami dituntut untuk bisa mengatur waktu
jangan sampai waktu belajar digunakan untuk menjaga koperasi, kecuali jika
keadaan mendesak, belajar mengatur waktu ini diharapkan menjadi kebiasaan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga kita bisa mengatur waktu seefektif mungkin
dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah manfaat yang kami dapatkan
dengan adanya koperasi siswa/sekolah, mudah-mudahan dengan adanya koperasi
siswa dapat membentuk siswa untuk mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi.
Sehingga jika mereka keluar dari sekolah dapat mempraktekan ilmu yang
didapatkan.
Dan harapan yang lebih besar dengan
belajar berkoperasi, dapat menolong dirinya sendiri dan mudah-mudahan dapat membawa bangsa Indonesia keluar dari kemiskinan, Amin.
Semoga... anak-anak kita akan lebih
lebih baik dari diri kita, dan dapat mensejajarkan perekonomian bangsa
Indonesia dengan negara-negara yang lebih maju di dunia, sehingga bisa keluar
dari garis kemiskinan.
0 Response to "Koperasi Siswa Memupuk kemandirian Ekonomi"
Post a Comment