KUNANG-KUNANG
KUNANG-KUNANG
Sungguh indah menghiasi malam
Terbang kesana kemari lucu sekali
Canda anak berlari
Memburunya
Menambah awal malam jadi begitu syahdu
Begitu rindu kita
Melihat kepak sayapnya yang bercahaya
Menggoda sukma untuk kembali ke nostalgia
Dimana negri ini bagai surga
Karena semua melimpah serba ada
Dan Kunang-kunang adalah saksinya
Kunang-kunang tinggal cerita dan nyanyian saja
Anak cucu kita tak dapat melihat kepak indahya
Cahaya nya membelah purnama
Menari diangkasa
Hinggap di aroma bunga-bunga
Itu tinggal sepenggal kisah
Kita telah berpisah dengan peradaban yang nyata jadi alam maya
Sungguh dunia ini semakin tua
Segala yang ada musnah merana...
Fajar pinggiran kali sunter,019022019
Si ILok
MUSNAH
Tak ada lagi Capung yang menari
Terbang rendah mandi diatas permukaaan kali
Pertanda alam kotor menyelimuti bumi
Tak ada nyanyian kodok usai hujan
Berganti suara klakson yang memekakkan
Eko sistem mati perlahan
Tak ada suara jangkrik diwaktu malam
Berganti suara motor yang meraung bak setan
Malam tak lagi indah
Semakin binal dan mencekam
Tak ada lagi suara Muray di atas dahan
Berganti dengan suara musik yang menghentak
Pagi jadi tak nyaman lagi
Semua habis digilas jaman
Musnah di telan bumi
Lenyap sudah di telan keserakahan
Tak ada cinta lagi
Yang ada hanya nafsu dan dendam...
0120202019
Si ILok
Sarin Sarmadi alias Si Ilok, karyawan swasta yang ikut bergabung di
Komunitas Guru penulis Bekasi raya,
Buku:
1. Si ilok, kronik Budya Betawi Tempo doeloe
2. Antalogi Puisi
Cinta yang tersis
3. Antalogi puisi tentang Ibu.
Mantap.....
ReplyDeletePuisi yang ok