CATATAN DARI PKB DARING PP FKGIPS PGRI NASIONAL ANGKATAN I ( BAGIAN 1)
Oleh : Atjih Koerniasih
Guru IPS SMP Negeri 1 Cipanas, Cianjur
Pengurus Pusat FKGIPS PGRI NASIONAL menyelenggarakan
kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Sistem PKB yang
dipergunakan adalah sistem online
atau daring dengan total 32 Jam
pelajaran. Kegiatan diselenggarakan dari 4 - 30 Maret 2019 mulai pukul 20.00 –
21.00 WIB. Sekira 343 guru dari seluruh Indonesia tercatat mengikuti kegiatan
ini. Peserta dibagi ke dalam dua kelas, yaitu kelas A terdiri dari 175 orang
dan kelas B 168 orang. Penulis sendiri bergabung di kelas A.
Kegiatan Pembelajaran daring tematis ini dilaksanakan dengan
memanfaatkan media Whatapps. Saat
tulisan ini dibuat ktivitas kegiatan sudah memasuki minggu kedua. Nara sumber mengisi
kegiatan memang kompeten di bidangnya, seperti: Riyan Rosal Yosma Oktapyanto, M.Pd,
guru sekaligus aktivitis Literasi dan
penulis buku Ecoliteracy, Enang
Cuhendi, M.M.Pd, Dwi Susilo, S.Pd, Dr Dyah Ayunda, M.Pd, dan Wijaya, M.Pd.
Materi
Ecoliterasi,
Ecoliterasi adalah suatu
gerakan penyadaran kembali manusia mengenai kesadaran terhadap keberlangsungan
akan literasinya lingkungan hidup. Guru memiliki peran yang strategis dalam
menebarkannya. Minimal terhadap diri, keluarga serta peserta didik pada
pelajaran yang diampunya.
Riyan Rosal Yosma
Oktapyanto, M.Pd mengajak peserta yang notabene
adalah guru, untuk selalu menebarkan
aroma ecoliterasi. Menurutnya mencintai
alam dan memeliharanya adalah tugas bersama. Dalam hal ini guru memegang peranan
penting dalam menebarkan aroma tersebut kepada peserta didik.
Hynoteaching
Nara sumber lainnya yang memiliki
jadwal setiap Selasa malam adalah Dwi Susilo, S.Pd., motivator bintang
kehidupan. Melalui materi Hypnoteaching, beliau
kembali memantik dan memotivasi peserta pembelajaran online tematis untuk terus menjadi guru yang selalu melakukan
pembelajaran yang berkualitas. Bagaimana caranya untuk menciptakan pembelajaran
yang berkualitas melalui Hypnoteaching ?
Pada awal pertemuan beliau memberikan materi
Install Program Kesuksesan. Kata
“install” dipergunakan karena manusia ibarat sebuah komputer. Kalau komputer
terdiri dari Hardware, software dan procesor, maka manusia memiliki raga,
jiwa dan otak. Bila komputer untuk dapat bekerja sesuai yang diharapkan harus menginstal
terlebih dahulu programnya, maka manusia pun ada proses tersebut.
Menurutnya ada lima langkah instal program kesuksesan
agar manusia hidup sukses dan bahagia. Program tersebut beliau beri nama 5B yaitu
(1) Bersyukur (2) Bervisi (3) Beraksi, (4) Bersinergi, dan (5) Bertawakal. Yang
menarik dari sesi ini adalah peserta diberi beberapa pertanyaan Psychofundamental Therapeutic di antaranya,
peserta ditantang untuk menuliskan dalam sesi diskusi kelebihan dan
prestasinya, kekurangannya, memprediksi lima tahun yang akan datang sedang apa
dan di mana serta yang lainnnya. Respon yang muncul beragam dari peserta.
Kesemuanya beliau ulas jawabannnya pada malam pertemuan minggu ke dua pembelajaran online.
Ada enam tahapan Hypnoteaching
yang dipaparkan oleh Dwi Susilo. Keenam
tahap tersebut adalah: (1) Niat dan motivasi yang selalu diperbaharui agar
tetap iklas karena Allah dalam
melaksanakan tugas, (2) Pancing siswa dengan guru memasuki dunia peserta didik,
(3) Leading, (4) gunakan kata
positif, (5) berikan pujian dan terakhir (6) keteladanan guru itu sendiri.
Intinya dalam hypnoteaching adalah “Setiap guru sesungguhnya mampu
memberikan pembelajaran terbaik yang mempesona para siswa. Tugas kita adalah
selalu mengimprovisasi dan menerapkan segala ilmu yang kita dapatkan untuk kemajuan
anak didik.“ Demikian Dwi Susilo menutupi pemaparannnya.
Guru IPS Menulis
Enang Cuhendi,M.M.Pd guru IPS dari SMP
Negeri 3 Limbangan Kabupaten Garut yang juga dosen luar biasa di Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP
Universitas Persatuan Islam (UNIPI) Bandung mengisi pembelajaran online tematis dengan materi “Guru IPS Menulis”. Menurut
beliau ada beberapa kesalahan elementer tetapi fatal yang tidak jarang
dilakukan oleh penulis (baca guru). Kesalahan tersebut di antaranya, (1) tidak
percaya diri; (2) menunggu hingga tahu segala teorinya dulu; (3) belum
membangun kebiasaan menulis: (4) tidak menjadikan menulis sebagai prioritas; (5)
tanpa rencana dan target dalam penulisan; (6) rajin mendalami tanpa berbuat
apapun; (7) melakukan sendiri, tidak mencari mentor; (8) fokusnya
setengah-setengah; (9) rendah diri, sehingga bila melihat karya orang lain
selalu merasa mereka lebih hebat, (10) suka berkhayal ingin sukses menjadi
penulis, tetapi tidak diimbangi dengan aksi nyata; (11) menunda-nunda; dan (12)
terlalu mudah menyerah. Kesalahan itu kemudian
ditanyakan oleh beliau apakah itu semua menjadikan hambatan guru dalam
menulis? Bila ya maka guru harus berusaha membuangnya, selain fokus serta terus
belajar dan berlatih.
Selain memberikan motivasi kepada
peserta tentang penulisan, selanjutnya Enang
Cuhendi, M.M.Pd, yang merupakan wakil ketua umum III FKGIPS PGRI Nasional dan
juga redaktur majalah pendidikan Guneman baik cetak maupun online ini juga memaparkan tentang jenis –jenis artikel, tips
agar ide untuk menulis lancar, serta hal-hal yang harus diperhatikan oleh
penulis untuk mendapatkan judul yang baik. Akhir sesi peserta ditugaskan untuk
membuat sebuah artikel dengan tema bebas. Artikel ini akan dibahas pada
pettemuan berikutnya.
Penulisan Soal HOTS
Tidak kalah menariknya dan mendapat
respon yang juga banyak dari peserta pembelajaran daring tematis adalah materi penulisan soal HOTS. Banyak pertanyaan muncul kepada narasumber Dr Dyah Ayunda,
M.Pd. setelah beliau memaparkan baik pada pertemuan minggu pertama maupun
pertemuan minggu ke dua. Materi yang
beliau sajikan adalah mengenai prasarat yang harus dimiliki sebelum guru
membuat soal HOTS. Prasarat itu di antaranya (1) penguasaan taksonomi, (2) memahami karakteristik soal HOTS (3) menguasai materi (konten) serta (4) memahami langkah
–langkah penyusunan soal.
Guru Era Milenial
Materi yang juga didapatkan oleh
peserta pembelajaran online disajikan
oleh Wijaya, M.Pd, Kutua Umum PP FKGIPS PGRI Nasional. Sebelum pemaparannnya, Wijaya yang juga guru IPS di Kabupaten Lebak
ini melakukan jajak pendapat kepada peserta tentang penggunaan smartphone. Hasilnya ternyata 73,3% peserta sudah akrab dengan smartphone. Artinya sebuah modal awal
untuk materi “Guru Era Milenial”, karena materi ini peserta akan diberikan pembelajaran bagaimana alat ini
mampu mempermudah tugas pokoknya sebagai guru.
Ada yang menarik pada materi “Guru Era
Milenial”, yaitu pada sesi tanya jawab dan diskusi. Muncul suatu permasalahan
dari para peserta, yaitu Antara penggunaan smartphone
pada proses pembelajaran di satu sisi, di sisi lainnya ada beberapa sekolah
yang tidak memperbolehkan siswanya membawa HP mengingat dampat negatif yang
ditimbulkan.
Permasalahan itu kemudian dijawab oleh
Wijaya bahwa jika anak dihalang-halangi untuk membawa HP, justru akan semakin tidak terkontrol dalam
penggunaan internet sehat yang digagas oleh pemerintah. Solusinya menurut Wijaya
adalah sekolah membuat regulasi masukan ke dalam dokumen tata tertib,
sosialisasikan dan buat kontrak belajar dengan peserta didik.
Itulah beberapa materi pada pembelajaran daring bersama FKGIPS yang mampu penulis simak dan penulis rangkum.
Sebuah keberuntungan penulis dapat menjadi salah satu peserta, banyak ilmu yang
diperoleh, muncul motivasi untuk menjadi guru lebih baik lagi, serta dapat
menjalin silaturahmi dengan sesama guru, khususnya guru IPS. Ilmu apa lagi yang
akan peserta dapatkan di dua minggu ke depan? Kita tunggu saja kabar
selanjutnya.
KUNJUNGI STAND GUNEMAN DI GEBYAR PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT 2019
MILIKI MAJALAH PENDIDIKAN GUNEMAN, MAJALAHNYA GURU LITERAT!
PENGIRIMAN NASKAH :
gunemanonline@gmail.com (Guneman versi online)
guneman_magazine@gmail.com (Guneman versi cetak)
0 Response to "CATATAN DARI PKB DARING PP FKGIPS PGRI NASIONAL ANGKATAN I ( BAGIAN 1)"
Post a Comment