CERDAS BAHAS SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMP (2)
Oleh: Sri Restioningsih, M.Pd
Guru
SMP Negeri 19 Jakarta
Narasumber
Siaran Televisi Edukasi Program “Pasti Bisa” mata
pelajaran
Bahasa Indonesia SMP
Pengantar
A.
Unsur Pembangun Karya Sastra (Cerpen)
·
Cerpen (cerita pendek) merupakan jenis
karya sastra yang menggambarkan cerita atau kisah alur hidup manusia dalam
bentuk tulisan yang ringkas dan jelas.
· Cerpen memiliki dua unsur pembangun,
yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.
· Unsur intrinsik adalah unsur pembangun
cerpen yang berasal dari dalam cerpen itu sendiri. Jika diibaratkan sebuah
bangunan, maka unsur intrinsik adalah komponen-komponen bangunan tersebut.
· Unsur intrinsik cerpen
terdiri atas tema, tokoh atau penokohan, alur cerita, latar, sudut pandang, dan
amanat.
1) Tema merupakan ide atau gagasan dasar yang
melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.
Tema memiliki sifat umum dan general
yang dapat diambil dari lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat,
kisah pribadi pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa,
persahabatan dan lain-lain.
2) Tokoh dan penokohan
adalah salah satu bagian yang wajib ada dalam sebuah cerpen.
Tokoh merupakan pelaku
atau orang yang terlibat di dalam cerita tersebut. Penokohan adalah penentuan
watak atau sifat tokoh yang ada di dalam cerita.
Ada
4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:
1)
Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan mempunyai sifat
yang baik.
2)
Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan dari
tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti:iri, dengki, sombong, angkuh,
congkak, dll.
3)
Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara
antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
4)
Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan
tambahan warna dalam cerita.
B. Cara menentukan watak tokoh melalui:
1) Penjelasan langsung dari pengarang
(tertulis);
2) Dialog antartokoh;
3) Tanggapan/reaksi dari tokoh lain
terhadap tokoh utama;
4) Pikiran-pikiran dalam hati tokoh;
5) Lingkungan di sekitar tokoh atau
penampilan tokoh (rapi, bersih, teratur);
6) Bentuk fisik tokoh;
5) Tingkah laku, tindakan atau
reaksi tokoh terhadap suatu masalah.
C.
Konflik Cerita
Konflik adalah suatu proses sosial antara
dua orang atau lebih (kelompok) yang salah satu pihak berusaha menghancurkan
atau membuat tak berdaya pihak lain.
Konflik adalah permasalahan yang
dihadapi oleh tokoh dalam cerita.
Ada dua jenis konflik, yaitu konflik fisik dan
konflik batin.
Konflik fisik merupakan dua pihak yang
saling bertentangan secara fisik/tubuh.
Konflik batin merupakan keinginan atau
gagasan yang saling bertentangan dan menguasai diri individu, sehingga
memengaruhi sikap, perilaku, tindakan, dan keputusannya.
D.
Latar Cerita
a.
Latar cerita adalah gambaran tempat, waktu, atau suasana
yang digunakan dalam suatu cerita.
b.
Latar erat hubungannya dengan tokoh cerita dalam suatu
peristiwa.
c.
Latar sangat memengaruhi peristiwa dan pokok persoalan cerita
dan tema cerita.
d.
Fungsi latar dalam cerita untuk memberikan gambaran yang
jelas mengenai tempat, waktu, atau suasana dalam cerita agar
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu cerita tampak seperti lebih hidup.
e.
Latar cerita ada beberapa jenis, yaitu latar tempat yang
menunjukkan tempat tokoh mengalami kejadian atau peristiwa dalam cerita,
misalnya di sekolah, di taman, di rumah, dsb.
f.
Latar waktu, menunjukkan waktu atau saat tokoh cerita
melakukan suatu kegiatan atau saat peristiwa terjadi dalam cerita.
g.
Latar suasana, situasi apa saja yang terjadi ketika tokoh
cerita melakukan suatu kegiatan. Misalnya, suasana galau, gembira, mencekam,
takut, dan sebagainya.
________________
*) Naskah soal yg ditayangkan pada kolom ini telah
ditayangkan oleh StasiunTv Edukasi Pustekkom Kemendikbud RI pada 12
Maret 2019 dengan narasumber Sri Restioningsih, M.Pd
Latihan Soal
Bacalah kutipan cerita berikut!
Matahari mulai merangkak naik, Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati.
Beban yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang
batu kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang
menetes dari tubuh Karyamin dan kawan-kawannya yang pulang balik mengangkat
batu dari sungai ke pangkalan material di atas sana.
Karyamin sudah berpengalaman agar setiap perjalanannya selamat. Yakni
berjalan menanjak sambil menjaga agar titik berat beban dan badannya tetap
berada pada telapak kaki kiri atau kanannya. Pemindahan titik berat dari kaki
kiri ke kaki kanannya pun harus dilakukan dengan baik. Karyamin harus
memperhitungkan tarikan napas serta ayunan tangan demi keseimbangan yang
sempurna
|
16. Watak tokoh
Karyamin pada teks cerita tersebut adalah ….
A. ceroboh tetapi
teliti
B.
pekerja keras dan cermat
C. pekerja keras dan
ceroboh
D. mudah menyerah dan
ceroboh
Kunci: B
Pembahasan:
§ Berdasarkan
kutipan teks cerita tersebut, watak tokoh Karyamin dapat diketahui berdasarkan
tingkah laku, tindakan atau reaksi tokoh terhadap suatu masalah.
§ Hal tersebut,
karena tidak ada dialog antartokoh, pengarang pun tidak menjelaskan secara
langsung watak tokoh. Pengarang hanya menceritakan kegiatan yang dilakukan
tokoh Karyamin.
§ Berdasarkan
penjelasan tersebut, watak tokoh Karyamin adalah pekerja keras dan cermat
yang dibuktikan pada penjelasan penulis, yaitu Beban yang menekan
pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu kali (kalimat kedua
paragraf pertama) dan seluruh penjelasan penulis pada paragraf kedua.
Bacalah kutipan cerita berikut!
(1) Aku hanya diam. Aku yakin dia sudah tau apa
alasannya. Kemarin aku sudah meluapkan semua cerita dan kesedihanku sama dia,
bahkan tangisku. (2) “Udahlah gak usah terlalu dipikirin. Kita udah mau ujian lho, La,
semangat! Kamu pasti bisa, La, kamu kuat,” ucap Manda menyemangatiku, saat
keluar dari kelas. (3) Aku diam dan hanya membalasnya dengan
senyuman.
(4) “Iya La, nanti ga bisa masuk SMADA, mati
kau!” canda Azza, yang juga sahabatku. Ini sangat menggelikan. Aku dan semua
sahabatku, sontak tertawa. Dia memang sahabat yang paling berbeda dari yang
lain. Dialah pencair suasana kita. “Yuk balik, udah bel tuh. Denger gak?”
ajak Azza kepadaku dan lainnya, dengan nada semangat. (5) “Yuk,” jawab kita serempak dan disertai
dengan anggukan dari yang lain.
(6) “Ma-te-ma-ti-ka,” begitulah aku mengeja
kata yang tertempel di sampul buku tulis berwarna cokelat ini.
|
17. Bukti watak Azza seorang yang
humoris ditandai dengan nomor ….
A.
(2)
B.
(3)
C.
(4)
D.
(5)
Kunci:
C
Pembahasan:
Watak tokoh pada kutipan
cerita tersebut digambarkan melalui percakapan antartokoh dan tingkah laku, tindakan atau reaksi tokoh
terhadap suatu masalah.
Kalimat yang menunjukkan tokoh berwatak humoris (suka
bercanda, suka melucu) yaitu kalimat nomor (4) “Iya La, nanti ga bisa
masuk SMADA, mati kau!”. Watak Azza yang humoris dipertegas dengan kalimat pada
nomor (4) Dialah (Azza)
pencair suasana kita.
Bacalah kutipn cerita berikut!
“Pokoknya Naila tidak mau
punya mama seorang pembantu,” kataku tegas.
“Tapi nak, mau dari mana kita dapat makan?” kata mama memelas. “Coba kalau papa tidak meninggal, pasti tidak usah seperti ini,” kataku sinis. “Cukup!!! Masuk ke kamarmu!” kata mama meledak. “Mama selalu tidak mau memikirkan Naila. Naila pergi aja dari rumah ini,” jawabku sengit. “Tunggu Naila, jangan pergi,” kata mama.
“Terlambat. Aku sudah mengemasi
barang-barangku dan tetap akan pergi.”
|
18. Bukti watak
tokoh Naila keras kepala adalah…
A. suka mamanya
menjadi pembantu.
B. menyadari papanya
sudah meninggal.
C. tidak jadi
pergi karena dilarang mamanya.
D. tetap pergi
meskipun dilarang oleh mamanya.
Kunci: D
Pembahasan:
Berdasarkan kutipan teks cerita
tersebut, bukti watak tokoh Naila keras kepaladapat diketahui berdasarkan
dialog antartokoh, yaitu antara Naila dengan mamanya. Berdasarkan penjelasan
tersebut, bukti watak tokoh Naila keras kepala
adalah tetap pergi meskipun dilarang oleh mamanya, yang dibuktikan dengan dialog berikut,
“Tunggu Naila, jangan pergi,” kata mama.
“Terlambat. Aku sudah mengemasi barang-barangku dan tetap
akan pergi.”
Bacalah kutipan cerita berikut!
Terlihat tiga sejoli yang sedang asik
berunding tentang pelajaran yang baru selesai dibahas oleh guru.
"Udah, Cha, lebih baik kita
kerjakan tugas ini di luar sekolah bersama-sama," ujar Dhea, cewek
berbadan mungil namun memiliki sifat bosan dan sedikit cerewet itu sambil
menatap wajah teman sebangkunya yang sedang serius mengerjakan tugas.
"Hmmm, betul juga kata Dhea.
“Mendingan kita kerjain di luar
bareng-bareng sambil makan makan heheheee...," sambar Chika, gadis imut bertubuh tinggi berisi
dan pintar.
"Iya, sih, tapi kerjainnya di
rumah siapa dulu nih?" sambil membereskan buku yang berantakan di meja
dan memasukkannya ke dalam tas merah bermotif, gadis bernama Icha menjawab.
|
19. Watak
tokoh pada kutipan cerpen tersebut digambarkan melalui ….
A. tindakan tokoh
B.
diceritakan tokoh lain
C. dialog tokoh dengan tokoh lain
D. penjelasan langsung oleh pengarang
Kunci: D
Pembahasan:
Berdasarkan
kutipan teks cerita tersebut, watak tokoh digambarkan melalui penjelasan langsung
dari pengarang. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut, "Udah, Cha, lebih baik kita kerjakan
tugas ini di luar sekolah bersama-sama," ujar Dhea, cewek berbadan mungil namun memiliki sifat bosan dan sedikit
cerewet itu sambil menatap wajah teman sebangkunya yang sedang serius
mengerjakan tugas. “Mendingan kita kerjain di luar bareng-bareng sambil
makan makan heheheee...," sambar
Chika, gadis imut bertubuh tinggi berisi dan pintar.
Bacalah kutipan cerita berikut!
“Saya tidak suka kamu menasihati
saya,” kata Namsu sambil menunjuk jidat Kusni.
“Jangan merasa punya ilmu banyak,”
lanjutnya.
“Bukan begitu, Nam. Dalam hidup, kita
harus saling mengingatkan,” Kusni sedikit membela diri.
“Boleh kamu mengingatkan dengan
pengetahuanmu, tapi jangan lagi kepada saya!” kata Namsu ketus sambil ngeloyor entah ke mana.
Kusni terdiam lama
di bangku tunggu teras kelurahan sambil mengelus-elus dahinya.
|
20. Cara pengarang menggambarkan watak tokoh
Namsu pada kutipan cerita tersebut adalah….
A. diceritakan tokoh lain
B.
penggambaran fisik
C. tingkah laku tokoh
D. dialog antartokoh
Kunci: D
Pembahasan:
Berdasarkan dialog antara Namsu dengan
Kusni pada kutipan cerita tersebut dapat dilihat bahwa tokoh bernama Namsu
seorang yang keras kepala karena tidak mau mendengar nasihat Kusni.
Dengan demikian, cara pengarang
menggambarkan watak tokoh Namsu pada
kutipan cerita tersebut adalah melalui dialog antartokoh.
Bacalah kutipan cerita berikut!
“Apa Bapak ga salah mencalonkan diri jadi Bupati?” tanyaku saat Bapak
mengumpulkan kami semua, Ibu, aku, dan Anisa yang sudah duduk di bangku SMA.
“Ya ga lah Rif. Banyak yang sudah melamar Bapak buat jadi calon. Jadi
kenapa harus ditolak?” jawab Bapak sambil mengisap kreteknya.
“Tapi apa Bapak yakin bisa menang
nantinya? Terus kalo udah terpilih,
apa Bapak sanggup memikul amanah menjadi pemimpin daerah ini?” cecarku pada
Bapak. Seketika itu pula Bapak melotot tajam padaku.
“Arif! Di kampus kamu boleh teriak
sana sini. Tapi sama bapak, jangan coba-coba. Bapak tahu apa yang harus bapak
lakukan sekarang ini, ga usah kamu ajarin!” jawab Bapak dengan ketus dan
membubarkan “rapat” keluarga itu.
|
21. Konflik pada kutipan teks tersebut
adalah …
A. Bapak kalah dalam pemilihan Bupati.
B. Bapak membubarkan rapat keluarga.
C. Arif maragukan Bapaknya yang
mencalonkan.
D. Banyak yang menawari Bapak mencalonkan
diri menjadi Bupati.
Kunci:
C
Pembahasan:
Pada kutipan cerita tersebut konflik terjadi karena tokoh
Arif ragu-ragu jika Bapaknya mencalonkan diri menjadi Bupati tidak akan amanah. Kalimat kunci yang
menunjukkan konflik dalam cerita adalah kalimat “Tapi apa
Bapak yakin bisa menang nantinya? Terus kalo udah terpilih, apa Bapak sanggup
memikul amanah menjadi pemimpin daerah ini?” cecarku pada Bapak. Seketika itu
pula Bapak melotot tajam padaku.
Bacalah kutipan cerita berikut!
“Ah, kan cuma sehari! Papamu tentu
tidak akan keberatan,” kata Linda.
“Sehari juga tidak akan diizinkan,”
kata Vera. “Aku jadi ragu, nih,” kata Mita.
“Apa benar Papamu punya telepon
genggam? Jangan-jangan itu hanya karanganmu saja.”
“Tentu saja Papaku punya! Memangnya
aku pembohong?” kata Vera melotot.
“Yah, siapa tahu. Kita kan belum lihat
buktinya. Betul, kan teman-teman?” Mita memandang yang lainnya.
Dikerdipkannya sebelah matanya.
“He-eh,” angguk Eko.
“Jangan cuma ngomong saja. Buktinya
mana?” Dipanas-panasi begitu, Vera
menjadi tersinggung juga.
“Baik, baik. Akan aku buktikan. Lihat
saja nanti!” katanya.
“Begitu
dong!” senyum Mita. Dia senang sekali siasatnya berhasil.
|
22. Penyebab konflik pada kutipan
cerita tersebut adalah ….
A.
Vera meragukan Mita
B.
Mita meragukan Vera
C.
Vera marah kepada Mita
D.
Mita terpancing siasat Vera
Kunci: B
Pembahasan:
Penyebab konflik adalah hal yang
menjadikan timbulnya konflik atau pertentangan dalam cerita. Berdasarkan dialog
para tokoh dalam kutipan cerita tersebut, penyebab konflik cerita tersebut
adalah Mita
meragukan Vera.
Hal tersebut tampak pada dialog antara
Mita dengan Vera “Ah, kan cuma sehari! Papamu tentu tidak akan keberatan,” kata Linda.
“Sehari juga tidak akan diizinkan,” kata Vera. “Aku jadi ragu, nih,”
kata Mita.
“Apa benar Papamu punya telepon genggam?
Jangan-jangan itu hanya karanganmu saja.” “Tentu saja Papaku punya! Memangnya
aku pembohong?” kata Vera melotot.
Bacalah kutipan cerita berikut untuk soal nomor 8 dan 9!
… Kura-kura
lalu meminta bantuan kepada monyet.
“Maukah kau
membantuku memetik buah pisang ini?” tanya kura-kura.
“Aku
bersedia, tetapi buah pisang itu nanti dibagi dua ya,” jawab monyet.
“Baiklah,”
jawab kura-kura.
Monyet lalu
memanjat pohon pisang kura-kura. Bau harum buah pisang menggoda selera
monyet. Ia lupa akan janjinya. Kura-kura menunggu di bawah pohon pisang.
“Monyet, mana
pisang bagianku?” teriak kura-kura.
“Sudah aku
makan semuanya,” jawab monyet.
“Monyet, ini
pohon pisangku!” rengek kura-kura hampir menangis.
“Salah
sendiri mengapa tidak bisa memanjat pohon? Padahal pohonnya pendek.” ejek
monyet.
Kura-kura raut wajahnya memerah, ia
mulai menangis. Hatinya sedih bercampur marah
Ia lalu menggoyang-goyang pohon pisang itu. Tiba-tiba….
bruk! Pohon pisang itu tumbang. Monyet itu jatuh tertimpa pohon pisang. Dia
mengerang kesakitan, tulangnya patah dan tubuhnya berlumuran darah. Tubuhnya
tertusuk batang pohon pisang.
“Ampun
kura-kura, tolong aku! Aku menyesal…” kata monyet dengan keadaan sekarat.
Tetapi, kura-kura hanya berlalu begitu saja tak
menghiraukan teriakan monyet. Sang monyet pun merengek kesakitan sekaligus
menyesal telah kehilangan sahabat baiknya.
|
23. Sebab terjadinya konflik pada cerita
tersebut adalah ….
A. Monyet mengingkari janji.
B. Kura-kura tidak menepati janji.
C. Kura-kura tidak mau berbagi hasil.
D. Monyet membagi hasil panen pisang.
Kunci: A
Pembahasan:
Penyebab konflik adalah sesuatu yang menyebabkan ketegangan atau
pertentangaan dalam cerita.
Konflik dalam cerita
tersebut adalahKura-kura meminta
pisang miliknya kepada monyet yang ia mintai tolong untuk memetikannya dan akan
membagi dua pisang tersebut, tetapiMonyet malah menghabiskan pisang tanpa
memberikan sebuah pun kepada Kura-kura. Hal tersebut membuat Kura-kura sedih
bercampur marah terhadap sikap monyet yang serakah dan tidak menepati janjinya.
Kura-kura pun memberi pelajaran kepada Monyet dengan menggoyang-goyang pohon pisang itu hingga pohon pisang itu
tumbang dan Monyet jatuh tertimpa pohon pisang. Dia mengerang kesakitan,
tulangnya patah dan tubuhnya berlumuran darah. Tubuhnya tertusuk batang pohon
pisang.
Berdasarkan cerita tersebut, penyebab konflik tersebut cerita adalah Monyet mengingkari
janji.
24. Akibat konflik pada cerita tersebut
adalah….
A. Monyet menyesal lalu pergi melarikan
diri.
B. Kura-kura menyesal telah menyakiti
monyet.
C. Monyet mau berteman lagi dengan
kura-kura
D. Kura-kura tidak mau berteman dengan
monyet.
Kunci: D
Pembahasan:
Konflik yang terjadi dalam suatu cerita akan menimbulkan
akibat. Konflik yang dialami oleh tokoh Kura-kura dengan Monyet dalam cerita
tersebut menyebabkan Monyet kehilangan sahabat karena Kura-kura tidak mau berteman dengan
monyet. Hal tersebut tampak pada kutipan cerita berikut, “Ampun kura-kura, tolong aku! Aku menyesal…” kata monyet dengan keadaan
sekarat.
Tetapi, Kura-kura hanya berlalu begitu saja tak menghiraukan
teriakan Monyet.
Dengan demikian, akibat konflik dalam cerita tersebut adalah Kura-kura tidak mau berteman dengan monyet.
Bacalah kutipan cerita berikut untuk soal nomor 10 dan 11!
Pada
zaman dahulu kala, hiduplah seekor kancil di sebuah hutan. Suatu hari, kancil
kedatangan singa yang ingin memangsanya. Tak kekurangan akal, ia pun
merancang rencana untuk melarikan diri. Ia mengatakan ke singa bahwa batu
besar yang ada di atas mereka akan segera roboh dan membunuh mereka berdua.
Kancil lalu meminta singa untuk menahan batu tersebut, sementara ia akan
pergi sebentar mencari kayu penahan.
Singa
yang percaya menahan batu tersebut begitu saja. Berjam-jam kemudian saat si
kancil tak kunjung kembali, barulah ia sadar kalau ia sudah tertipu. Ia pun
pergi dengan perasaan kesal dan perut lapar.
|
25. Sebab terjadinya konflik pada teks
tersebut adalah ….
A. kancil menipu singa
B. singa kesal karena
lapar
C. singa ingin
memangsa kancil
D. kancil
meminta singa menahan batu
Kunci:
C
Pembahasan:
Penyebab konflik adalah sesuatu yang menyebabkan ketegangan atau
pertentangaan dalam cerita.
Konflik dalam cerita tersebut adalahkancil menipu singa dengan mengatakan bahwa
batu
besar yang ada di atas mereka akan segera roboh dan membunuh mereka berdua.
Kancil lalu meminta singa untuk menahan batu tersebut, sementara ia akan pergi
sebentar mencari kayu penahan.
Penyebab konflik tersebut adalah karena
kancil tahu bahwa kedatangan singa yang ingin memangsanya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penyebab konflik dalam cerita tersebut
adalah singa
ingin memangsa kancil.
26. Akibat konflik pada teks tersebut
adalah….
A. singa dan kancil selamat
B. singa pergi dengan rasa lapar
C. singa tidak percaya dengan kancil
D. kancil sadar
kalau ia sudah tertipu
Kunci: B
Pembahasan:
Konflik yang terjadi dalam suatu cerita akan menimbulkan akibat. Konflik
yang dialami oleh tokoh kancil dan singa dalam cerita tersebut menyebabkan
singa akhirnya pergi dengan tetap merasa lapar karena singa tidak berhasil
memangsa kancil bahkan singa ditipu oleh kancil sedangkan kancil berhasil
melarikan diri menjauhi singa.
Dengan demikian, akibat konflik dalam cerita tersebut adalah singa pergi dengan
rasa lapar. Tampak pada kutipan
berikut,Singa
yang percaya menahan batu tersebut begitu saja. Berjam-jam kemudian saat si
kancil tak kunjung kembali, barulah ia sadar kalau ia sudah tertipu. Ia pun
pergi dengan perasaan kesal dan perut lapar.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Orang-orang
masih duduk berkumpul di teras masjid. Seorang takmir yang juga ikut nimbrung
dengan pujian penuh kebahagiaan bercerita tentang sedekah Pak Aris. Pada
mulanya Pak Aris memang pelit. Namun, kini ia ingin berkurban pada hari raya
kurban. Hanya Pak Aris satu-satunya warga yang memberikan sapinya. Selain
itu, hewan yang dikurbankan hanya tiga ekor kambing hasil urunan. Tetapi,
Kurnia selalu rutin memberikan kambing ternaknya untuk kurban pada Hari Raya.
|
27. Latar tempat kutipan cerita tersebut adalah….
A. teras masjid
B. depan masjid
C. dalam masjid
D. samping masjid
Kunci:
A
Pembahasan:
Latar
tempat menunjukkan tempat tokoh mengalami kejadian atau peristiwa dalam cerita.
Latar
tempat kutipan cerita tersebut adalah teras masjid. Hal tersebut dibuktikan dengan
kutipan berikut, Orang-orang masih duduk
berkumpul di teras masjid. Seorang takmir yang juga ikut nimbrung dengan pujian
penuh kebahagiaan bercerita tentang sedekah Pak Aris.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Masa kampanye
sudah dimulai, seperti yang kuduga, kampanye Bapak memang paling wah di
antara yang lainnya. Sejujurnya Bapak tidak tahu apa-apa tentang kampanye
ini. Semua orasi atau janji-janji politik serta segala atribut diurus oleh
Pak Agus, ketua tim sukses yang kemarin datang ke rumah dan mengantongi
sejumlah uang dari Bapak. Tersiar kabar bahwa tim sukses Bapak juga secara
sembunyi-sembunyi menyebarkan sejumlah uang pada masyarakat. Aku ingin
berontak, tapi sekali lagi, posisiku masih dilematis dan belum ada celah yang
bisa kumasuki untuk menyadarkan Bapak.
|
28.
Latar suasana yang tergambar pada kutipan cerita tersebut adalah ….
A.
sedih
B.
resah
C.
marah
D.
bingung
Kunci: B
Pembahasan:
Latar suasana adalah situasi apa saja
yang terjadi ketika tokoh cerita melakukan suatu kegiatan.
Latar suasana yang
tergambar pada kutipan cerita tersebut adalah bingung.
Hal
tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut, Aku
ingin berontak, tapi sekali lagi, posisiku masih dilematis dan belum ada celah
yang bisa kumasuki untuk menyadarkan Bapak.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Matahari
mulai merangkak naik, Karyamin melangkah pelan dan sangat hati-hati. Beban
yang menekan pundaknya adalah pikulan yang digantungi dua keranjang batu
kali. Jalan tanah yang sedang didakinya sudah licin dibasahi air yang menetes
dari tubuh Karyamin dan kawan-kawannya yang pulang balik mengangkat batu dari
sungai ke pangkalan material di atas sana.
|
28. Latar waktu kutipan cerita tersebut
adalah ….
A. pagi
B. sore
C. siang
D. malam
Kunci: A
Pembahasan:
Latar
waktu, menunjukkan waktu atau saat tokoh cerita melakukan suatu kegiatan atau
saat peristiwa terjadi dalam cerita.
Latar waktu kutipan cerita tersebut
adalah pagi. Hal tersebut dibuktikan dengan
kutipan berikut,Matahari mulai merangkak naik, Karyamin melangkah pelan dan sangat
hati-hati.
Matahari merangkak naik yang berarti waktu
pagi.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Alam sudah terlewat kelam,
entah sudah berapa kali kepalaku terarah pada jam dinding yang terpampang di
atas pintu kamar, masih jam 12.24. Kuhela napas pendek, waktu seakan berjalan
jauh lebih lambat melawan detakan jantungku yang malah meINmpercepat.
Kutengadahkan kepalaku menatap langit, sekelebat ada bayangan wajah yang
tergambar di sana, aku terpejam. Kutatap langit sekali lagi, hanya bulan
purnama yang tengah tersenyum getir ke arahku. Aku istighfar.
Kusambar
ponsel yang tergeletak di meja belajarku, kubaca tulisan yang tertera di
layar ponsel itu.
“Aku tak
menyangka kalau kamu punya muka dua, dasar serigala berbulu domba,” kuusap
dadaku, kedua mataku berubah nanar.
Aku istighfar lagi. Tak sadar tanganku tergerak untuk
mengusap dadaku yang terasa sesak. Aku terdiam, lama.
|
29. Latar suasana pada teks cerpen tersebut adalah ….
A. resah
B. sendu
C. marah
D. khawatir
Kunci: A
Pembahasan:
Latar suasana yang
tergambar pada kutipan cerita tersebut adalah resah.
Hal tersebut dibuktikan dengan kutipan berikut, Alam
sudah terlewat kelam, entah sudah berapa kali kepalaku terarah pada jam dinding
yang terpampang di atas pintu kamar, masih jam 12.24. Kuhela napas pendek,
waktu seakan berjalan jauh lebih lambat melawan detakan jantungku yang malah
mempercepat. Kutengadahkan kepalaku menatap langit, sekelebat ada bayangan
wajah yang tergambar di sana, aku terpejam. Kutatap langit sekali lagi, hanya
bulan purnama yang tengah tersenyum getir ke arahku. Aku istighfar.
Bacalah kutipan cerita berikut!
Arjuna dan
mawar memang tak terpisahkan. Maksudku, Arjuna adalah sahabatku, dan siapakah
mawar? Bukan siapa-siapa, karena memang bukan manusia, tetapi tanaman. Mawar
kampung.
”Kenapa?” tanyaku, suatu kali.
”Apanya yang
kenapa?” jawabnya sambil membuat wadah dari sabut kelapa dan pelepah pisang
untuk bibit. Tangannya sangat terampil menciptakan wadah-wadah sederhana itu.
”Mawar.
Kenapa bukan Anthurium, atau Anggrek Hitam, misalnya?”
”Sudah pernah
dan ketika Anthurium merajai pasaran, aku bisa beli tanah ini, seluas ini,”
ujarnya datar saja, tetap berkonsentrasi pada pekerjaannya. Kupandangi tanah
seluas seribu meter persegi di tepi jalan itu. Ada patok-patok kayu.
”Mereka mau membangun mal,” ucapnya
dingin.
”Maksudmu?”
”Mereka
memaksaku untuk menjual tanah ini dan membangun mal di atas lahan ini.”
”Hmm… kalau harganya bagus, kenapa
tidak dilepas.”
“Harganya bagus. Tapi aku tidak mau
melepas.”
”Kenapa?”
Dia diam, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya
dengan sedikit kesal.
”Lantas di mana aku menanam
mawar-mawarku?”
|
30. Latar
tempat kutipan cerita tersebut adalah ….
A. lapangan
B. kampung
C. kebun
D. jalan
Kunci: C
Pembahasan:
Latar
tempat kutipan cerita tersebut adalah kebun. Hal
tersebut dibuktikan dengan kutipan dialog berikut yang menunjukkan kedua tokoh
sedang berada di kebun mawar, ”Apanya
yang kenapa?” jawabnya sambil membuat wadah dari sabut kelapa dan pelepah
pisang untuk bibit. Tangannya sangat terampil menciptakan wadah-wadah sederhana
itu.
”Mawar. Kenapa bukan Anthurium, atau
Anggrek Hitam, misalnya?”
”Sudah pernah dan ketika Anthurium merajai pasaran, aku bisa
beli tanah ini, seluas ini,” ujarnya datar saja, tetap berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
0 Response to "CERDAS BAHAS SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMP (2)"
Post a Comment