Filsafat dalam Kemasan Berbeda
Oleh: Maulana Ibrohim*
Judul buku : Dunia Shopie (Judul asli: Shopie’s
World)
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : Rahmani Astuti
Penerbit : Mizan (Gold Edition)
Tebal halaman : 789 halaman
Cetakan : VI, Oktober 2012
Pendahuluan
Penulis memilih
novel terjemahan ini karena berisikan ilmu-ilmu filsafat yang dikemas dalam bentuk
yang menarik. Novel ini menceritakan tentang seorang pelajar sekolah menengah bernama
Shopie. Suatu hari sepulang sekolah, dia mendapat sebuah surat misterius yang
hanya berisikan satu pertanyaan, yaitu “Siapa kamu?”. Belum habis keheranannya,
pada hari yang sama dia mendapat surat lain yang berisikan pertanyaan “Dari
manakah datangnya dunia?”. Seakan tersentak dari rutinitas hidup sehari-hari,
surat-surat itu membuat Shopie mulai mempertanyakan persoalan-persoalan mendasar
yang tidak pernah dipikirkannya selama ini. Sejak saat itu, Shopie mulai belajar
filsafat.
Novel ini penulis anggap
sangatlah cocok bagi para pemuda generasi milenial, karena novel ini berisikan ilmu-ilmu
filsafat yang merupakan dasar dari segala ilmu pengetahuan. Sebagai generasi milenial,
sudah seharusnya kita mempelajari banyak hal guna memperluas wawasan. Novel ini
juga dapat memperluas perbendaharaan kata para pembaca karena menggunakan beberapa
kata yang jarang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Hal ini, sangatlah cocok
bagi para pemuda yang dewasa ini cenderung memiliki perbendaharaan kata yang
relatif sedikit.
Novel “Dunia
Shopie” dapat menarik minat baca para pemuda karena memiliki isi yang menarik
dan penuh tanda tanya, memiliki alur cerita yang menarik dan mengejutkan, serta
sampulnya yang misterius. Hal ini, diharapkan dapat menarik minat baca para
pemuda generasi milenial yang memiliki minat baca relatif rendah.
Pembahasan
Novel ini menceritakan
seorang pelajar yang memiliki rasa ingintahu dan mencaritahu yang tinggi. Hal
ini sangatlah patut dicontoh para pemuda generasi milenial yang dapat dikatakan
memiliki rasa ingin tahu yang relatif rendah. Dalam novel ini juga ada contoh
persahabatan yang terjalin antara tokoh Shopie dengan Joanna. Di mana
persahabatan mereka terjalin begitu baik dan saling mengisi serta membantu satu
sama lainnya. Ini merupakan contoh yang baik untuk para pemuda yang cenderung
berteman hanya pada butuhnya saja, ketika orang lain membutuhkan tidak ada.
Kelebihan dari
novel ini adalah berisikan ilmu filsafat yang dikemas dalam bentuk novel
sehingga mudah dipahami oleh para pembaca, seperti kita ketahui ilmu filsafat
merupakan ilmu yang agak sulit di pahami. Namun, novel ini dapat mempermudah
kita untuk mempelajari ilmu filsafat. Alur dan plot dalam novel ini pun
merupakan sebuah keunggulan karena alur dan plotnya yang dapat membawa pembaca
ke dalam cerita, alur dan plot yang disajikan pun cukup misterius dan membuat
semua pembaca akan terkejut setelah sampai pada akhir cerita dari novel ini.
Setiap kelebihan
pasti memiliki kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Begitu
pula dengan novel ini, dalam pandangan penulis novel Dunia Shopie masih
memiliki kekurangan. Di antaranya adalah tebal novel ini yang membuat setiap
pembaca frustasi sebelum membaca dan dalam novel versi Bahasa Indonesia masih
terdapat kata-kata yang kurang tepat.
Jostein Gaarder
selaku pengarang novel ini, berpandangan bahwa ilmu filsafat penting untuk
dipelajari, karena filsafat merupakan dasar dari segala ilmu pengetauan.
Kesadarannya akan pentingnya ilmu filsafat untuk dipelajari, mendorongnya untuk
membuat sebuah karya sastra dalam hal ini novel yang mengangkat filsafat
sebagai bahan bahasan. Jostein Gaarder berharap dengan adanya novel filsafat
ini, dapat membantu setiap orang yang ingin belajar filsafat.
Penutup
Akhirnya, penulis mengambil
kesimpulan bahwa novel ini sangat cocok untuk dibaca para remaja generasi
milenial. Namun, tidak menutup kesempatan khalayak umum untuk membacanya. Novel
ini dapat menambah wawasan setiap pembacanya.
__________________
*Maulana Ibrohim, Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Ciawi
(Penyunting: Edyar
RM)
0 Response to "Filsafat dalam Kemasan Berbeda"
Post a Comment