Oleh-oleh Melaut ke Pulau Biawak, Indramayu
Oleh: Lilis Yuningsih Pulau
Nan Hijau Cantik
Lama
sudah, kudengar tentangmu
Namun
saat itu, tak berani kuberkhayal
mengunjungimu,
walau ada keinginan menggebu
Kusadari,
masih banyak prioritas dari sekedar menengok
Eloknya
kamu
Di
sana, nun jauh di sana
Hamparan
hijau, terpisah jarak dan waktu
Gelombang
samudra, menjadi perintang, menujumu
Namun,
dirimu, membuat Indramayu, jadi dituju
Dicari,
di peta kekinian, nan memukau
Konon,
dirimu, dipagari pesisir cantik
Tak
mudah pula, orang, menapakinya
Perbincangan
tentangmu, justru oleh orang-orang,0 yang jauh di sana
Tentang
keunikanmu, kekayaan biota lautmu
Membuatku,
semakin menggebu, dengan rasa ingin tau
Foto-foto
elokmu, tersebar sudah
Ditawarkan,
oleh banyak biro wisata
Dengan
iming-iming, pelengkap keindahanmu
Meyakinkanku,
satu saat nanti, kukan datang
Membawa
berjuta asa, tentang dirimu dan kota kita
Indramayu,
tercinta.
Kami Menujumu, Cantik
Nelayan
dan perahunya itu, akhirnya mengantar kami
menujumu,
Cantik …
Walau
hati kecut, nyali ciut, tak ada pilihan lain
pantang
mundur, sebagai pecundang
Obrolan
yang kuabaikan, tentang perahu,
yang
akan membawa kami menujumu
terhempas
sudah, dengan sesosok perahu kecil
yang
jauh, dari bayangan
Menyusuri
sungai pun seakan terseok
Hutan
bakau dan deretan perahu nelayan
Yang
nampak enggan melaut
Melengkapi keraguan dan keyakinan, yang timbul tenggelam
Apakah
benar sudah siap, mengunjungimu kali ini, Cantik?
Bertemu
muara, setelah satu jam berlalu
Perahu
nampak mulai bersemangat, memburumu, Cantik
Baru
terasa ada hasrat yang senada, hati pun, mulai khusyu
Semakin
kelam birunya samudra, semakin nampak kecilnya perahu
Terombang
ambing gelombang, yang semakin tak bersahabat
Ya
Allah, Ya Tuhan kami, beginikah mereka para nelayan?
Berjuang,
demi keluarga, di negara,
yang
katanya, lautan pun jadi kolam susu?
Menyadari
tiada lagi perahu di hamparan samudra
Sejauh
mata memandang, hanya biru yang menghitam
Hati
pun makin kecut, ciut…
Ampuni
kami, jika untuk hasrat menemui
si
cantik ciptaan-Mu, para nelayan ini, rela mengambil risiko
Menerjang
badai dan gelombang yang tanpa ampun menghantam
Perahu
kami, menghantam naluri kecil kami?
Kami
menujumu, Cantik, namun bukan seperti ini, yang kami bayangkan
Ada
baiknya memang,
karena
hati kami semakin khusyu dalam menyebut nama-Nya
Kami,
menjadi sangat ingin dekat, dengan Sang Pencipta kita
Komat-kamit,
bibir kami memohon ampunan-Nya, perlindungan-Nya
Kami
sanjungkan terus, salawat kami, pada idola kami, sepanjang hayat
Kami
yakini, perjalanan kami bukanlah untuk perkara
yang
akan mendustakan nikmat-Mu ya Rabb.
Maka,
janganlah kami, Engkau hukum
dengan
ganasnya gelombang samudra, yang menakutkan kami ini
Perlahan,
namun pasti, gelombang mereda
Seiring
sayup terlihat, hamparan daratan, menghitam
Karena
senja, telah menjadi semakin larut
Alhamdulillah
saat magrib hampir tiba, kami sudah lebih dekat denganmu, Cantik
Pantaimu
yang cantik, memang tidak terlalu ramah, menyambut kami
Dibuatnya
kami kuyup, sebelum kami bisa benar-benar menjangkaumu
Dibuatnya,
kami mandi, agar sempurna, wudhu kami
Lalu,
kami shalat magrib, diiringi sujud syukur kami, pada-Nya
Lilis Yuningsih, Kepala SMP SATAP 1 Lelea, Indramayu, penyiar Radio Cinde FM Indramayu.
0 Response to "Oleh-oleh Melaut ke Pulau Biawak, Indramayu"
Post a Comment