PENEBANG POHON DAN TUPAI RAKSASA
oleh: Saeful Nurohman
Di sebuah tempat
di negeri Cina, terdapat sebuah hutan yang lebat. Tidak ada seorang pun yang
berani memasukinya. Konon katanya, di sana ada seekor tupai yang sangat besar
dan suka memakan manusia yang masuk ke hutan tersebut.
Di sebelah kanan
hutan itu, ada sebuah rumah yang sangat jelek beratap rumput. Itu adalah rumah
kuncen dari hutan itu. Beliau bernama Mbah Ewok. Dia hidup sendirian,t idak
memiliki istri atau pun anak. Tidak ada yang menemani hari tuanya.
Dia sangat giat
beribadah dengan caranya sendiri. Kalau dia sedang beribadah, tak ada seorang
pun yang bisa menghentikannya. Setiap orang yang akan memasuki hutan itu, harus
meminta izin dulu padanya. Dia akan memberi jampi-jampi dan ramuan agar tidak dimakan tupai besar
penghuni hutan itu.
Tupai itu besar
sekali, sebesar beko yang biasa dipakai untuk mengeruk tanah. Dia memiliki bulu
yang lebat. Dia tinggal di dalam pohon yang sangat besar. Dia selalu keluar di
malam hari. Pada malam Jumat Kliwon, sejak magrib Mbah Ewok suka mengirimkan
sesajen di bawah pohon itu. Isinya adalah kelapa muda, telur ayam kampung, dan
kopi hitam.
Suatu hari,
seorang penebang liar pergi ke hutan dengan membawa gergaji yang sangat besar.
Dia menebang pohon dengan sangat sembrono. Dia menebang pohon satu per satu,
tak peduli kondisi pohonnya bagaimana.
Hari-hari terus
berlalu, hampir semua pohon sudah ditebang. Sebagian tanah sudah menjadi rata.
Dia tak peduli pada orang lain yang akan merasakan bahayanya. Pada hari Kamis,
penebang itu masih menebang pohon sampai sore. Tepat jam 18.00 dia menemukan
pohon yang sangat besar dan bagus. Jika dijual, akan menghasilkan keuntungan
yang sangat besar. Dia memutuskan untuk menebang pohon tersebut.
Setelah gergaji mesin dinyalakan, tiba-tiba langit
meredup dan muncul awan tebal. Tak lama kemudian hujan pun turun. Hujan turun
deras disertai petir berkilat-kilat. Tiba-tiba terdengar suara tertawa.
“Ha ha ha ha …!”
“Siapa, Kamu?” Tanya si penebang ketakutan.
“Aku adalah penjaga hutan ini. Ha ha ha ….”
“Keluar, Kamu!” si penebang berteriak.
“Jika ingin selamat, tinggalkan hutan ini!”
“Aku tak peduli. Aku ingin menebang pohon ini.”
“Hmm … kalau begitu, Kamu cari mati.”
Penebang itu mulai ketakutan. Keringat membasahi
tubuhnya, mukanya memerah. Tetapi, karena dia tergiur dengan keuntungan besar,
dia ingin sekali menebang pohon itu dan ia pun menebangnya.
Ketika sedang
istirahat dan menatap pohon yang berhasil ditebangnya, tiba-tiba datang seekor
tupai yang sangat besar. Tanpa basa basi, tupai itu langsung melahap penebang
pohon itu. Penebang pohon itu, dimakan hidup-hidup oleh tupai raksasa.
Sementara itu, keluarganya merasa khawatir dan
mencari penebang pohon itu. Setelah satu minggu mencari, akhirnya mereka
mendapat informasi untuk menemui Mbah Ewok. Menurut informasi, ada penduduk
kampung yang melihat penebang pohon itu masuk ke hutan tanpa izin. Mereka
menduga penebang itu dimakan tupai raksasa penunggu hutan.
Orang tua penebang itu segera menemui Mbah Ewok.
“Assalamualaikum,” Orang tua si penebang memberi salam.
“Waalaikumsalam. Ada keperluan apa, ya?” tanya Mbah
Ewok.
“Saya mencari anak saya yang hilang di hutan ini.”
“Dia tidak bisa kembali. Dia sudah mati dimakan tupai
raksasa.”
“Apakah ada cara untuk mengeluarkannya?”
“Hmm … Ada. Tapi ada syaratnya. Kalian harus menanam
pohon kembali sebanyak pohon yang ia
tebang dan berjanji tidak akan menebangnya lagi.”
“Apa kalian sanggup memenuhi syarat itu?” kata Mbah Ewok memastikan.
“Ya, Mbah. Kami
siap memenuhinya.”
Akhirnya dengan bantuan
Mbah Ewok, penebang liar itu dikeluarkan dari perut tupai. Dia dan orang tuanya
memenuhi janjinya menanam pohon sebanyak pohon yang ia tebang. Penebang itu pun
akhirnya menjadi orang baik dan taat beribadah.
Ia menyadari perlunya menjaga kelestarian hutan untuk masa depan dirinya
dan anak cucunya kelak.
Penulis adalah siswa kelas IX-E SMPN 3 Limbangan, peserta Pelatihan Menulis L3 yang diadakan pada tanggal 31 Januari 2019. Tulisan ini adalah salah
satu tugas dari Pelatihan tersebut.
Disunting oleh
Nurlaela Siti Mujahidah
0 Response to "PENEBANG POHON DAN TUPAI RAKSASA"
Post a Comment