SECUIL KISAH DI CIKURAY
karya Ade Taryati
Jalan yang kulalui semakin menanjak
Rindang pohon meneduhi langkahku
Aku tertegun
Dan bertanya dalam hati
Sanggupkah kulewati jalan ini?
Aku terduduk lesu
Nafasku tersengal dan terasa sesak
Engkau menghampiriku, dan bertanya
"Masih kuatkah?"
Aku terpesona
Senyummu begitu indah
Teduh sekali
Rasa lelah yang kurasakan
Hilang
Berganti dengan rasa sejuk di hati
Engkau menuntunku
Melewati jalan yang terjal dan berliku
Aku tersenyum dan berkata
"Engkau baik sekali."
Engkau tak menjawab
Hanya senyum yang terukir di bibirmu
Ya Rabb ...
Aku telah menundukkan ciptaanmu
Sebagaimana aku telah menundukkan dirinya
Di sini ...
Di gunung ini
Tempat dia berdiri
Tepat berada di depanku
Masih terngiang ucapannya di telingaku
"Semakin hari, aku semakin suka kau."
Aku terhenyak
Bukannya aku tak punya perasaan yang sama denganmu
Namun ...
Aku tak dapat menerima rasamu itu
"Kenapa?"
Engkau bertanya
Aku hanya menggeleng
"Impossible, ya ...."
Katamu lagi
Aku menengadah
Kuhirup dalam-dalam udara ini
Sebelum menjawab
"Ya .... Aku tak bisa menerimanya."
Karena ... Engkau adalah
Kekasih sahabatku
Aku menekan kepedihan di dadaku
Biarlah rasa ini hanya milikku
Karena aku ...
Bukanlah seorang pengkhianat
Kini ...
Seperempat abad berlalu sudah
Aku masih dapat merasakan rasamu padaku
Walau engkau diam seribu bahasa
Namun aku yakin
Jauh di lubuk hatimu
Rasamu padaku masih ada
Dan akan tetap tersimpan di sana
Tanpa ada yang tahu
Hanya engkau dan aku
Cikuray jadi saksi
Perjalanan rasa dua manusia
Yang terkubur dalam diam
Dan tetap akan terkubur
Hingga nafas kita berhenti
Untukmu, yang selalu di hati
Garut, Februari 2019
Ade Taryati, lahir di Bandung, 20 Januari 1971,pengajar Bhs. Sunda sejak 1994 di SMPN 2 Limbangan. Menjabat sebagai
Ketua MGMP B Sunda Rayon 5 dan Korwil Rayon 5 di MGMP B Sunda Kabupaten.
Penytunting: Nurlaela Siti Mujahidah
0 Response to "SECUIL KISAH DI CIKURAY"
Post a Comment