Memanfaatkan Ruang Tak Bermanfaat Menjadi Laboraturium IPS
Oleh : Endang
Wahyu Widiasari
Selama ini ada anggapan kalau alat
peraga IPS hanya berupa Peta, Atlas, dan Globe saja, padahal ada banyak alat
peraga yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran IPS, seperti alat peraga
terjadinya tsunami, proses terjadinya siang dan malam, charta, batu-batuan,
patahan-patahan, atau seperti taman botani, dan koperasi siswapun dapat
dijadikan Laboraturium IPS, dan masih banyak lagi tentunya.
Dengan kreatifitas guru dan siswa
banyak alat peraga yang bisa dibuat untuk mempermudah proses pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah
bisa diartikan sebagai (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya
nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama, (2). Pendidikan
IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial, (3).
Pendidikan IPS yang menekankan pada reflective inquiry dan (4). Pendidikan IPS
yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,2,3 diatas (Muhammad Numan
Sumantri, 2001:44).
Melihat pendapat di atas maka
diperlukan adanya laboraturium IPS untuk menunjang keterlaksanaan metode
berpikir ilmuwan sosial dan juga keterlaksanaan reflektive inquiry. Dalam
Pembelajaran IPS Laboraturium digunakan sebagai sarana belajar.
Laboratorium
adalah unsur pelaksana teknis penunjang pelaksanaan tugas pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam satu cabang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan keperluan bidang ilmu /teknologi
/kesenian tertentu.
Laboratorium dapat berupa bengkel,
studio, rumah sakit, laut, pasar, hotel, pabrik, kebun, sawah, desa, sekolahan,
dan perkantoran. Di samping sebagai tempat praktek siswa dan tempat peneliti
melakukan penelitian, laboratorium juga bisa digunakan oleh masyarakat untuk
membantu memecahkan masalah.
Laboratorium IPS tentu saja berbeda
dengan laboratorium IPA. Laboratorium atau “ruang IPS” tidak sepenuhnya berupa
untuk melakukan eksperimen seperti laboratorium IPA. Meskipun demikian, dalam
laboratorium IPS dapat dilakukan alat peraga dua atau tiga dimensi untuk
pengajaran IPS.
Kenyataannya keberadaan Laboraturium
IPS di sekolah masih sangat minim, berbeda dengan laboraturium IPA. Kebanyakan
sekolah hanya mengembangkan laboraturium IPA akan tetapi tidak memiliki laboraturium IPS.
Dalam Standar Nasional Pendidikan,
pada Standar Sarana dan Prasarana tidak disebutkan adanya Laboraturium IPS
sebagai syarat minimal pelayanan pembelajaran di sekolah. Kesan dari perangkat
hukum ini adalah seolah-olah Laboraturium IPS tidak begitu penting keberadaanya
di sekolah, karena itu tidak heran apabila pemerintah sebagai pelaksana amanat
Undang-Undang kurang memperhatikan keberadaan laboraturium IPS.
Walaupun tidak ada ketentuan sekolah
harus memiliki laboraturium IPS, namum secara kreatif dan inovatif guru IPS di
sekolah bisa mengembangkan Laboraturium IPS secara mandiri, untuk mengembangkan
laboraturium IPS menjadi lebih menarik dan berkualitas, sehingga dapat
memotivasi siswa untuk lebih memahami konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial.
Di sekolah kami, SMPN 4
Cikalongwetan Kabupaten Bandung barat, Laboraturium IPS dibuat ditempat yang
kurang berfungsi, kemudian tempat tersebut dijadikan sumber belajar bagi
anak-anak didik untuk belajar IPS. Dengan sedikit kreativitas ruangan yang
tidak terpakai tersebut disulap menjadi ruangan yang menyenangkan untuk belajar
ilmu-ilmu sosial.
Alhamdulillah adanya laboraturium
IPS membuat guru menjadi lebih kreatif dalam mengajar, karena dilengkapi dengan
alat peraga yang mampu membuat suasana pembelajaran yang berbeda dari
pembelajaran yang biasa dilakukan di dalam kelas, dengan leluasa guru dapat
langsung mempergunakan dan memperlihatkan
alat peraga yang akan digunakan, dan di laboraturium IPS juga tersedi in fokus.
Dengan adanya laboraturium IPS
dengan leluasa dapat menggunakan in fokus tanpa harus dibawa dari kelas yang
satu ke kelas yang lainnya, maklum saja di sekolah sarana kepemilikan in fokus
masih bisa dihitung dengan jari, keberadaan Laboraturium IPS mempermudah guru
mengajar dan mengefisienkan waktu yang digunakan sehingga tujuan pembelajaran
dapat mudah tersampaikan. Selain dipergunakan untuk belajar IPS sering juga
guru mata pelajaran lain menimjan ruangan ini untuk kegiatan pembelajaran.
Pemampatan laboraturium IPS mendapat
tanggapan yang positif dari para siswa,
berkaitan dengan keberadaan laboraturium IPS, hampir 100% siswa yang
dijadikan responden kelas dari kelas 7 sampai kelas 9 pada tahun ajaran 2018/2019
menyatakan sangat senang dan tertarik belajar di Laboraturium IPS. Mereka
antusias saat mengikuti pembelajaran, karena dapat mempermudah memahami materi
pembelajaran IPS, mereka dapat melihat berbagai fenomena sosial melalui alat
peraga dan media pembelajaran, dapat menggunakan alat dalam pembelajaran secara
langsung sehingga memperkuat pemahaman siswa.
Apabila di kelas biasa media yang
digunakan sangat terbatas, di dalam laboraturium lebih lengkap dan bervariasi.
Bahwa memang perlatan dan koleksi yang dimiliki laboraturium sangat terbatas,
terutama peralatan dan koleksi yang berhubungan dengan benda nyata. Peralatan
yang tersedia di laboraturium IPS sangat mendukung jalannya pembelajaran
walaupun ketersediannya masih kurang lengkap.
Siswa terdorong untuk kreatif dan
inovatif dalam pembelajaran saat
dilakukan di laboraturium IPS. Guru pun termotivasi untuk membuat alat peraga
sehingga pembelajaran lebih menarik bagi siswa dari pada dilakukan di dalam
kelas.
Di laboraturium IPS siswa dapat
mengamati dan berperan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
dengan ikut andilnya siswa dalam setiap langkah-langkah pembelajaran menjadikan
siswa menjadi lebih aktif dan penasaran untuk selalu mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Untuk mewujudkan Laboraturium IPS
tentunya memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dari guru bidang studi
maupun kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan, dan karena pentingnya
landasan hukum bagi penyelenggaraan pendidikan maka sangat tepat apabila keberadaan
laboraturium IPS dimasukan dalam aturan tertulis pada standar sarana dan
prasarana pendidikan dalam Standar Nasional Pendidikan.
Harapan kami kedepannya dengan
adanya laboraturium IPS ini adalah, kelengkapan sarana dan juga media
pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran IPS, bahkan kedepannya
harapan yang lebih besar lagi agar laboraturium IPS ini seperti Museum Geologi
di Bandung yang pernah kami kunjungi. Amin.. semoga mimpi ini bisa terwujud.
Penulis: Endang
Wahyu Widiasari
Mengajar di
SMPN 4 Cikalongwetan
Pernah meraih
penghargaan sebagai Guru Inspiratif Jabar 2018 dan Juga Guru Berprestasi Juara
ke 3 tahun 2018 di Jawa Barat.
TANGGUNG JAWAB ISI DAN PENYUNTINGAN ADA DI TANGAN PENULIS.
0 Response to "Memanfaatkan Ruang Tak Bermanfaat Menjadi Laboraturium IPS"
Post a Comment