Eceng Gondok dan Sampah di “Bening-Saguling” Sebagai Sumber Ekonomi Berbasis Pendidikan

“Terdapat dua masalah besar di Desa
kami, yaitu pencemaran sungai Saguling
dan kondisi masyarakat yang memiliki ekonomi rendah. Pencemaran berupa sampah
plastik dan eceng gondok. Kedua masalah
harus dipadukan untuk menghasilkan
irisan.Hingga menghasilkan bentuk
yaituPelestarian Sungai Saguling Berbasis Pemberdayaan Masyarakat,"
demikian perintis Bening Saguling, Indra Darmawan menyampaikan pada Minggu 30
Juni 2019 di Desa Cihampelas Kampung Babakan Cianjur RT.08 RW.04 Kecamatan
Cihampelas Kabupaten Bandung Barat.

Indra Darmawan, lulusan sarjana
Matematika UNPAD ini, merintis sampah
dan eceng gondok sejak tahun 2001. Kegiatan terus berkembang, hingga saat ini
sudah memiliki beberapa program.
Diantaranya, pemberdayaan pemulung, pengrajin eceng gondok, Taman Bacaan Masyarakat
(TBM) , Sekolah Alam Tunas Inspiratif untuk TK dan SMP serta berbagai
pelatihan.
Pengabdian masyarakat di “Bening
Saguling” telah menjadi perhatian dunia, hingga mengundang berbagai media massa
nasional atau internasional untuk meliput, seperti Pikiran Rakyat, Republika, MNC TV,
Kompas TV, DAAI GV, NET TV, INDOSIAR,
SCTV, INEWS, KOMPAS DETIK, TRANSTV, METROTV, TV5 FRANCE dan RTV.
Saat rombongan alumni Pasca Penmas IKIP Siliwangi 2016
berkunjung ke saung Eceng, IndraDarmawan sang perintis yang juga salah satu alumninya,
mengajak berkeliling kawasan yang cukup luas. Sekeliling nampak saung yang atapnya terbuat
dari eceng gondok yang dikeringkan.
" Atap saung eceng ini bisa bertahan selama dua tahun, " begitu
penuturan Idra Darmawan. Di perkampungan. Banyak barang lain yang tersebar, menggunakan
bahan eceng seperti, kursi, bangku, cermin serta hiasan lainnya.
Di perkampungan, nampak puluhan anak-anak SD dan SMP dari luar kota yang
sedang melakukan kegiatan. Program Tahfidz Al-Quran dengam nge-camp selama lima
hari sebagai mengisi liburan. “Mereka datang bergantian. Selain hapalan
al-Quran peserta juga mendapat pelatihan keterampilan mengolah eceng gondok,
kultur air media eceng, penjernihan air dengan sampah plastik juga penjelajahan
di hutan sekitar aliran sungai Saguling.
Rombongan alumni Pendidikan Masyarakat
(Penmas) berkumpul di saung besar
sebagai aula yang semua terbuat dari bahan alami. Sehingga suasana nampak sejuk dan asri.
Saat silturahmi alumni, suami Tati Mulyati ini, mengenalkan dua orang Volunteermanca negara, Laura dan Romain. Mereka adalah
mahasiswa program Corcodia Perancisyang
menjadi relawan di Bening Saguling
selama tiga bulan. Sudah cukup lama, sehingga beberapa kata dalam Bahasa Indonesia dan Sunda dapat mereka
ucapkan.

"Relawan Perancis sebenarnya
ada tiga orang dengan Gary, yang sedang kegiatan di luar. Mereka membantu kegiatan pelestarian lingkungan
dengan membersihkan sampah Saguling, penyuluhan atau membantu belajar Bahasa
Inggris untuk anak-anak desa. Kepeduliannya, berfokus untuk tidak menggunakan kemasan plastik. Karena
plastik telah menjadi sumber masalah di laut. Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah plastik terbesar
ke laut melalui sungai-sungainya." Demikian Perintis yang memiliki tiga anak ini,menuturkan
di tengah perbincangan antara alumni
Penmas dengan Volunteer Perancis.
Selain dari negara Perancis,
sudahbangak dari wakil negara,
sebagai relawan, peliput dan studi banding yang datang ke Bening Saguling Foundation. Dengan kehadiran
media internasional maka informasi menyebarkan lebih luas. Sehingga
utusan mancanegara yang pernah berkunjung seperti dari Finlandia, Norwegia, Perancis, Italia dan
Jepang.
Setelah istirarah siang, Indra
Darmawan mengajak rombongan untuk
mengamati sungai Saguling. "Eceng gondok yang sangatbanyak ini, tidak boleh semuanya dibuang karena ada fungsinya
juga . Rongganya yang banyak sebagai penyerap racun. Sedangkan sampah plastik yang ada di sungai ini, tidak
akan hancur. Umumnya berasal dari
kodya Bandung, Cimahi juga sebagian Bandung Barat, " demikian
penjelasan Indra disampaikan di pinggir Saguling yang berlimpah sampah plastik dan
Eceng gondok.
Perjalanan berlanjut dengan mengamati
penjernihan air. Kolam berisi ikan mas itu dijadikan sebagai contoh bahwa
limbah botol plastik dapat digunakan untuk penjernihan air kolam tanpa menggunakan
zat kimia. Hanya menyimpan botol plastik yang sebagain dipotong lalu dimasukan
lagi pada botol itu. Botol plastik, hanya disimpan di dasar kolam yang airnya mengalir,
maka tertahanlah bakteri dan kotorannya.
Eceng gondok pun bisa dijadikan
sebagai media tanam atau kultur air yang
menggunakan limbah plastik. Sayuran yang bisa dibudidayakan untuk dimakan atau di
jual seperti kangkung, sosin atau saladah.
Kegiatan pengolahan eceng dan
sampah plastik di bawah Yayasan Bening Saguling Foundation ini, sangat
inspiratif hingga mendapat beberapa
penghargaan. Diantaranya 1). Pahlawan Untuk
Indonesia dari MNC TV tahun 2013, 2) Anugerah
Sindo Award Jawa Barat tahun 2015, 3).
Anugerah Pelopor Pemberdayaan dari Gubernur Jawa Barat tahunn 2016, 4). Juara Harapan 3 Tingkat Nasional dari Kementrian Pedesaan tahun 2017
dan 5). Anugerah Kampung Iklim dari
Kementrian Lingkungan Hidup tahun 2018.
"Jika dicermati dan ditarik
benang medah dari segi pendidikan, maka
kegiatan Bening Saguling, merupakan
pembelajaran praktek nyata dalam bidang IPA
dan IPS terpadu. Pencemaran dan pelestarian alam yang beririsan dengan pemberdayaan
masyarakat. Sehingga setiap guru di
Pendidikan Formal, baik SMP, SMA atau mahasiswa, bisa menjadikan kegiatan saung eceng sebagai lingkungan sumber belajar
dengan observasi. Di dalam prosesnya, akan mampu membangun berbagai karakter positif
pembelajaran," demikian Mardiah
seorang Guru IPA di SMP Negeri 3 Padalarang yang juga lulusan Penmas IKIP Siliwangi
beranggapan,setelah berkeliling perkampungan Bening Saguling yang berhias eceng
gondok dan sampah plastik.

Observasi
di Bening Saguling Cihampelas Kab. Bandung Barat,
Alumni
Penmas IKIP Siliwangi 2016 pada Minggu 30 Juni 2019
Penyunting:
Mardiah Alkaff (Alumni Penmas IKIP Siliwangi
2016, Guru IPA SMP Negeri3 Padalarang)
0 Response to "Eceng Gondok dan Sampah di “Bening-Saguling” Sebagai Sumber Ekonomi Berbasis Pendidikan"
Post a Comment