Jungkir Balik Dunia Face Off
oleh : Kusyoto
Nenek Sunti masih mengacungkan
tongkat wergunya ke udara sedang beberapa bocah bau kencur berserabutan lari
lintang pukang menghindari kejaran wanita tua tersebut, di perempatan jalan nenek
Surti hentikan langkah, napasnya tersengal-sengal, di bawah sebuah pohon yang
rindang nenek berusia lebih dari se abad itu menjelepok di atas tanah becek
bekas sisa hujan semalam tanpa peduli tatapan orang yang lalu lalang
melewatinya, dan drama kejar-kejaran antara nenek Sunti dengan bocah bau kencur
kampung Sumur Adem itu terus terulang tiap harinya.
Nenek Sunti
hidup seorang diri di rumahnya, dia sebatang kara, semua keluarganya konon
telah menua lebih cepat dari umur sebenarnya kemudian mati satu per satu dan
kisah ini terus dituturkan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi
hingga sampai di generasi kejap mata di tahun 2025 ini.
“Ayah,
kenapa nenek Sunti selalu mengejar anak-anak yang sedang main?” kata Diva pada
satu sore yang sejuk. Ayahnya tidak langsung menjawab pertanyaan Diva, setelah
meletakan P-Ism nya, sebuah perangkat computer model pena di atas meja sang
ayah lantas mengajak Diva jalan-jalan di sekitar komplek rumahnya.
“Diva, coba
kamu perhatikan apa yang sedang dilakukan nenek Sunti,” kata sang ayah begitu
melihat nenek Sunti yang tengah menjelepok di perempatan jalan, wanita tua itu
tampak mengayunkan tongkat wregunya pada sesuatu dan ‘prakkk…!’ sesuatu itu
hancur berkeping-keping.
“Ayah apa
yang dihancurkannya itu?”
“SoniXC,”
kata ayahnya.
“Sayang
sekali….”
Diva dan
ayahnya tertegun bilamana nenek Sunti memandang keduanya dengan tajam, kemudian
bergegas mengampiri Diva dan ayahnya sembari mengacung-acungkan tongkat
wregunya.
“Face off…,
face off…!” teriak nenek Sunti berulang-ulang, tanpa membuang waktu Diva dan
ayahnya berlari menghindari kejaran nenek Sunti, lelah berlari wanita tua itu
menjelepok di tengah perempatan jalan dan kembali melakukan pengejaran terhadap
orang-orang yang lalu lalang sambil memainkan SoniXC sebutan bagi telepon
genggam di tahun 2025. Tak jarang pula SoniXC yang sedang dimainkan anak-anak
generasi kejap mata itu menjadi hancur berkeping-keping begitu nenek Sunti
berhasil merampasnya dan ketika sesuatu yang dicarinya tidak ditemukan maka
dalam sekejap HP pleksibel transparan pada masa depan itu luluh lantak tak
berbentuk.
**
“Face off…,
face off…!” Teriak nenek Sunti berulang-ulang ketika melihat beberapa pemuda
tanggung sedang bermain SoniXC di sebuah lapangan berumput dan seperti kejadian
yang sudah-sudah kejar-kejaran antara nenek Sunti dengan beberapa pemuda
kembali terjadi, lambat laun teror yang dilakukan nenek berusia lebih dari
seabad tersebut menjadi viral di media social baik cetak maupun elektronik dan
beberapa pihak terkait segera bertindak.
Pada satu
siang yang cerah beberapa aparat tampak mendatangi nenek Sunti yang masih
menjelepok di tengah perempatan jalan, mata wanita tua itu mencorot tajam
begitu salah satu aparat yang mendatanginya sedang memainkan SoniXC nya.
“Face off…,
face off…!” seperti biasa nenek Sunti berteriak-teriak sambil menunjuk SoniXC
yang digenggam aparat.
“Nenek mau
apa?”
“Face off…,
face off…!” ujar nenek Sunti sambil menunjuk SoniXC.
“Nenek mau
lihat SoniXC saya?”
“Face off…,
face off,” kata nenek Sunti mengangguk-angguk.
Aparat itu
tampak memberikan SoniXC nya pada sang nenek, perempuan tua itu tampak
membolak-balik HP pleksibel transparan yang ada di tangannya, begitu apa yang
dicarinya tidak ketemu, kembali ‘prakk…!’ SoniXC model terbaru itu hancur
berkeping-keping kena gebuk tongkat wregun.
“Aduh…, nek
itu belum lunas nek…,” kata aparat itu misuh-misuh.
Nenek Sunti
tidak peduli, kembali tangannya meraih SoniXC milik aparat yang lain, begitu
apa yang dicarinya tidak ketemu ‘prakk!’ SoniXC langsung kena tumbal tongkat
wregu sang nenek, dan kejadian itupun terus berulang.
**
“Antara,
coba kamu cari tahu apa maksud face off yang selalu diteriakan nenek Sunti,”
kata sang kepala aparat pada satu ketika. Anak muda itu langsung melacak
kalimat tersebut lewat monitor layar lebar yang ada di hadapannya.
“Komandan,
di tahun 2019 pernah viral aplikasi face off itu.”
“Aplikasi face
off?”
“Iya,
komandan, aplikasi yang bisa merobah wajah seseorang seperti yang diinginkan,
dengan aplikasi itu wajah kita bisa menjadi tua, muda bahkan anak-anak.”
“Lalu apa
hubunganya dengan nenek Sunti?”
“Di tahun
2019 media sosial yang bernama Facebook viral dengan aplikasi face off ini,
semua warga dunia maya 90% menggunakannya, entah itu karma atau apa setelah itu
semuanya jadi terbolak balik.”
“Maksudmu?”
“Yang masih
muda belia perlahan menjadi tua dan yang tua kembali menjadi muda bahkan ada
yang menjadi anak-anak, seiring berjalannya waktu aplikasi itu hilang.”
“Dan nenek
Sunti bermaksud mengembalikan dirinya menjadi muda melalui aplikasi itu,” sela
sang Komandan.
“Betul, tapi
aplikasi itu sudah tidak ada lagi di era kita ini, itulah mengapa nenek Sunti selalu berteriak
face off.”
**
Demam
aplikasi face off di tahun 2019 mewabah hampir di seluruh dunia, baik
anak-anak, orang dewasa bahkan kaum manula yang melek tehnologi menggunakan
aplikasi tersebut untuk tujuan iseng ataupun untuk olok-olok, di beranda
facebook hampir tiap hari muncul wajah-wajah baru, yang masih muda belia
menjadi tua dan yang tua bisa dirobah menjadi muda, juga anak-anak.
Lambat laun
aplikasi face off menjadi semacam candu bagi penggunanya, tiada hari tanpa
memposting wajah-wajah baru beraneka bentuk rupa diunggah di media sosial baik
di facebook, Instagram dan yang lainnya. Mereka tidak menyadari akan kekuatan
alam bawah sadar, mereka lupa bahwa gusti Allah akan mengijabah dan mengabulkan
doa-doa kita yang dipanjatkan terus menerus, pun dengan keinginan-keinginan
kita yang terus dipupuk lewat aplikasi face off, alam bawah sadar akhirnya
mengambil peranan penuh, sayangnya disaat kita menyadari kebodohan yang telah
kita lakukan biasanya sudah terlambat.
**
Aplikasi
face off yang telah punah di tahun 2019 oleh orang-orang tertentu kembali
dibangkitkan dengan tujuan penelitian dan ilmu pengetahuan dan hal itu sangat
dirahasiakan keberadaannya, sayang aplikasi tersebut entah karenan sebab apa
bisa bocor sampai di masyarakat, lewat SoniXC di era itu masyarakat dunia maya
di tahun 2025 ramai-ramai mengungah dan menggunakan aplikasi Pace off.
“Haha…, lucu
ya wajah kamu tuh di masa depan,” kata seorang pemuda.
“Iya,
menolak tua…,” sambung yang lainnya.
Dan seperti
di tahun 2019 kembali, wabah face off
melanda hampir 90% pengguna media sosial di tahun 2025 tersebut hingga
bertahun-tahun lamanya, semantara itu nenek Surti yang sekian lama menunggu
kehadirn aplikasi face off tampak sangat bahagia, dia berangapan dengan adanya
aplikasi tersebut dapat mengembalikan kondisinya kembali, saat itu di tahun
2019 usianya masih 17 tahun waktu mengunggah wajah cantiknya menjadi wajah
seorang nenek-nenek pun dengan teman-temannya baik yang laki-laki atau
perempuan mengubah wajahnya menjadi wajah orang yang sudah tua, hingga pada
satu pagi, ketika dia bangun dan bercermin perlahan keriput di wajahnya mulai
tampak, rambutnya yang hitam legam indah memutih dan kulitnya menjadi keriput,
pun dengan teman-teman lainnya.
“Inilah
saatnya, saya kembali ke masa muda…,” kata nenek Suti dalam hati, lantas
membuka aplikasi pace off dan menyeting wajahnya yang keriput itu ke wajah
seorang gadis muda belia.
Klik…!
Aplikasi
face off diatur pada wajah seorang gadis, dan keesokan harinya di saat bangun
tidur nenek Sunti mendapati dirinya dengan penampilan baru, kulit selembut
sutra, rambut halus menawan namun yang keluat dari mulutnya adalah tangisan,
yah tangisan seorang bayi.[]
Indramayu,
2019
TENTANG PENULIS
KUSYOTO, lahir di
Indramayu 02 Juli 1977, anak sulung dari dua bersaudara ini mulai menulis sejak
SMA, sangat menulis terinspirsi dari
ayahnya yang notaben sebagai sutradara sebuah sandiwara tradisional atau Masres
yang menjamur pada masa itu, dari sanalah jiwa jurnal dalam menulis bergenre
kisah fiksi legenda berlatar sejarah kerajaan masa silam muncul, bergelora
dalam dadanya.
Bergiat di DKI (Dewan Kesenian Indramayu, komite Sastra)
ALAMAT SURAT MENYURAT.
Rumah Sakit. MM. Indramayu.
Jl. Let.Jen, Soeprapto no. 292 Kelurahan Kepandean, Kecamatan Indramayu
NO.HP: 081380790380.
Akun Facebook: Kusyoto, kyt
Email: kkusyoto@gmail.com
No. Rekening: BRI.
4239.01.007726.53.9. Unit Tugu, An.
KUSYOTO.
0 Response to "Jungkir Balik Dunia Face Off"
Post a Comment