Menempa Karakter Anak

Oleh Kusyoto
Sepotong besi di tangan pande besi akan menghasilkan
perkakas yang dikehendakinya, baik ukuran, pola dan kegunaannya. Alat-alat dari besi itu dapat dibentuk sesuka
hati dengan meminjam energi panas alam semesta yang disebut api, pun dengan
karakter anak-anak kita. Tapi ingat ayah-bunda, yang dipersiapkan di sini
adalah hati dari anak-anak kita, mereka mahluk unik ciptaan Tuhan dengan sejuta
kemisteriusannya, namun ayah-bunda jagan pesimis dulu, sesuatu yang sudah dipilih
biasanya sudah dipersiapkan, ayah-bunda adalah orang-orang yang sudah dipilih
untuk mempersiapkan karakter-karakter tangguh anak-anaknya, lalu apa saja
faktor yang mampu membentuk karakter anak-anak kita:
Beberapa faktor yang dapat membentuk
karakter seorang anak
1. Lingkungan Rumah
sangat berpengaruh loh ayah-bunda dalam membentuk karakter seorang anak, sebab
anak-anak itu adalah peniru yang ulung, apa yang dia lihat dan saksikan
sehari-hari secara sadar atau tidak akan ditirunya dengan sempurna, jadi peran
penting dalam bekerja sama antara ayah dan bunda sangat mempengaruhi
pembentukan karakter, ibarat kertas anak-anak itu merupakan lembaran yang masih
polos dan siap dipoles sesuka hati kita sebagai orang tuanya, tapi terkadang
dalam perjalananya banyak faktor yang menyebabkan seorang anak malah kehilangan
karakter aslinya, salah satu contoh jika ayah-bunda selalu
membanding-bandingkan anak-anak kita dengan anak lainnya, membandingkan sang
kakak dengan adiknya, pun sebaliknya maka jangan heran jika satu ketika salah
satu anak kita menjadi pribadi yang kurang percaya diri, tidak yakin dengan
kemampuan yang dimilikinya, kadang dalam perkembangan selanjutnya menjadi
pribadi yang tertutup.
2. Teman sepermainan
juga sangat mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak, kadang kita sebagai
orang tua terlalu sibuk dengan dunia sendiri tanpa peduli dengan siapa
anak-anak kita itu berteman, bersosialisasi dan berinteraksi setiap harinya,
kita sebagai orang tua lebih peduli dengan gadget, bersosial media hingga kita
lupa hanya sekadar menyapa anak-anak kita ketika mau berangkat sekolah, main
bahkan dikala mereka hendak tidur kita masih asik berselancar di dunia maya,
maka jangan heran jika satu ketika anak-anak lebih suka keluar rumah berkumpul
dengan teman-temanya daripada bercengkerama dengan keluarganya.
3. Pendengar yang baik
sangat epektif dalam mempersiapkan karakter anak sejak dini, biarkan anak-anak
kita berceloteh dengan gaya mereka, bebaskan anak-anak itu mengungkapkan dan
meluapkan emosi, unek-unek dan apapun yang mereka ingin sampaikan, terkandung
dalam celoteh mereka ada sebuah kejujuran, ada sebuah pesan tersembunyi yang
ingin mereka sampaikan pada kita sebagai orang tuanya dan jika ayah-bunda dapat
menangkap pesan tersembunyi dari anak-anaknya maka separuh hati anak-anak kita
itu sudah ada dalam genggaman ayah-bunda.
4. Luangkan waktu sesibuk apapun,
jika anak-anak kita memerlukan perhatian kita maka tinggalkan apa yang sedang
kita kerjakan, dimana pun baik di kantor terlebih di rumah jika si kecil
memanggil kita walau hanya sekadar memperlihatkan coretan tulisan atau gambar
yang ingin mereka perlihatkan pada kita maka saat itulah tinggalkan apa yang
ada di hadapan kita dan fokus seratus persen perhatian pada si kecil, taruh
gadget, taruh laptop, tinggalkan sosial media kembali ke dunia nyata dan penuhi
keinginan anak-anak kita hingga dahaga kasih sayang yang mereka butuhkan dapat
tersalurkan dan terpenuhi, dengan begitu seluruh hati anak-anak kita sudah ada
dalam genggaman orang tuanya.
5. Memberikan pujian dan sentuhan kasih
sayang, aktualisasi diri bagi seorang anak mempengaruhi
karakternya di masa depan sedang pujian yang ayah-bunda berikan jika anak-anak
kita melakukan hal yang baik, orang tua yang bijak tidak pernah pelit memberi
pujian walau dengan mengacungkan jempol saja sudah tentu hati anak-anak itu
akan senang, bangga yang pada akhirnya mereka merasa dihargai, dianggap dan
diperhatikan apalagi dengan tambahan sentuhan kasih sayang, membelai rambut
mereka juga memeluknya sebab dengan pelukan dapat melunakkan hati mereka.
6.
Budayakan
mengucapkan kalimat tolong dan terimakasih, dua kalimat
sakti yang mampu menyatukan perbedaan sudut pandang antara anak dan orang
tuanya, penghargaan tertinggi bagi seorang anak adalah pengakuan dan ungkapan
kasih sayang dan ketulusan kita sebagai orang tuanya, dengan begitu penghalang
apapun, masalah apapun yang timbul di seputar kehidupan anak, mereka mampu menghadapinya
dengan tenang sebab mereka tahu ada ayah-bundanya yang menghargai mereka,
membutuhkan serta menghormati hak-haknya sebagi seorang anak.
Itulah enam faktor yang mempengaruhi pembentukan
karakter seorang anak, semoga bermanfaat.
Indramayu, 2019
Kusyoto
BRI cabang Tugu.
No. rek. 4239.01.007726.53.9
0 Response to "Menempa Karakter Anak"
Post a Comment