HARI PERTAMA MENUJU SMPN SATAP 1 GANTAR
oleh Mutaki Ali, S.Ag., M.Pd.I
Kepala SMP N Satap 1 Gantar, Indramayu
Kisah ini dimulai pada tanggal 2 Agustus 2019, saya
dilantik oleh Bupati Indramayu bersama 5 teman seangkatan lainnya, dilantik
juga pada saat itu adalah para kepala sekolah yang terkena rotasi dan mutasi.
Pada hari itu saya menerima SK Bupati untuk menduduki jabatan baru sebagai
kepala sekolah di SMP Negeri Satu Atap 1 Gantar. Jujur saja walaupun saya
bertempat tinggal di wilayah kecamatan Gantar, saya belum tahu dan belum pernah
berkunjung ke sekolah tersebut. Tergambar dalam benak saya bahwa sekolah
tersebut terletak di daerah pedalaman yang menurut sekian banyak cerita dari
teman – teman guru bahwa jalan untuk menuju sekolah tersebut cukup susah bahkan
jika musim hujan sering terjadi banjir.
Sebagai orang yang menerima tugas baru, maka langkah awal
yang saya ambil adalah melakukan survei lapangan untuk melihat kondisi nyata dari
tempat tugas baru tersebut. Maka pada ke esokan harinya, yaitu tanggal
03 agustus 2019, saya dengan ditemani istri tercinta mengadakan
survey jalan menuju tempat tugas, tujuannya untuk menguji validitas cerita –
cerita teman tentang susahnya jalan menuju sekolah tersebut. Selain itu untuk
mengukur jarak dan waktu tempuh dari rumah menuju tempat tugas. Juga untuk
berkenalan dan berkoordinasi dengan rekan-rekan guru yang ada sebelum kegiatan verifikasi keuangan dan kegiatan
serah terima jabatan dilaksanakan
Perjalanan dimulai dari rumah melalui jalan alternatif
menuju Desa Sanca Blok Bantarhuni yang jaraknya 13 Km dengan kondisi jalan yang
sudah di cor dan di aspal yang kesemuanya layak pakai, jarak ini ditempuh
dengan waktu sekitar 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dari pertigaan Bantarhuni menuju
pertigaan Gantar, jalan ini lebih kecil dari jalan yang telah dilalui tadi. Kondisi jalan sudah di cor tetapi
retak – retak dan sebagian lagi sudah terkelupas bagian atasnya. Jaraknya sekitar 12 km dan ditempuh dalam waktu sekitar 15
menit . Setelah sampai dipertigaan gantar, perjalanan berbelok ke kanan yang
menuju Blok Salam, Desa Gantar dan diteruskan dengan belok ke kiri memasuki
jalan desa yaitu jalan Cayur – Pesayangan - Wagir. Jalan ini juga sekarang
sudah di cor sepanjang 500m oleh pihak aparat Desa Gantar, tapi ketika saya
pertama kali melintasinya, jalan ini masih aspal tipis yang sudah rusak
sehingga banyak batu batu kecil yang berserakan di jalanan. Panjang jalan ini
menuju SMPN Satap 1 Gantar sekitar 2,5 Km dengan melintasi beberapa kampung
kecil yang dipisahkan oleh daerah pesawahan. Setelah 2 Km perjalanan, tepatnya ditengah
pesawahan terdapat petunjuk jalan yang mengarahkan pada jalan Maja – Awisan,
dengan ditandai adanya gapura selamat datang
di Kampung KB, belok kiri dari tempat tersebut sekitar 500 M terdapat
sekolah yang saya tuju yaitu SMPN Satap 1 Gantar. Jadi perjalanan yang telah
saya tempuh dari rumah menuju ke SMPN satap 1 Gantar itu sekitar 30 Km dengan
waktu tempuh sekitar 40 menit
Sekitar pukul 10.00 sampailah saya didepan sekolah, mobil sengaja tidak saya masukan di halaman sekolah, melainkan saya parkir
dihalaman rumah warga.
Rumah
tersebut ada warungnya dan letaknya persis didepan masjid
( kalau lihat dari ukuran dan kondisi bangunannya, saya pikir ini adalah
mushola ) sekolah. Di situ terdapat 1 mobil rush warna hitam yang sudah parkir
lebih dahulu. Begitu turun dari mobil, terlihat gedung sekolah dari belakangnya
saja karena bagian depannya terletak di dalam halaman sekolah. Disini saya
melihat ternyata ada 2 sekolahan yang berbeda yaitu SD dan SMP tetapi
halamannya bersatu yaitu SDN Maja dan SMPN Satap 1 Gantar. Saya melihat juga beberapa
siswa SD yang sedang bermain dan beberapa siswa SMP yang sedang jajan di
warung. Kakipun terus saya langkahkan memasuki halaman sekolah dengan
menghampiri beberapa siswa SMP yang bergerombol di depan kelasnya untuk
menanyakan letak ruang kantor atau ruang guru. Setelah ditunjukkan oleh siswa
tersebut, saya berjalan menuju ruang kantor
tersebut. Sesampainya di depan ruang kantor, saya melihat seorang laki-laki
yang sudah sangat dikenal yang sedang
duduk menghadap ke beberapa orang laki-laki lain ( ternyata para guru ) dan
beliaupun melihat kedatangan saya. Ketika saya sampaikan ucapan salam,
beliaupun berdiri dan menjawab salam sambil mengulurkan tangan untuk membalas
jabatan tangan saya. Lelaki itu ternyata Bapak Drs. Anwar Hanifah, M.A selaku
kepala SMPN 1 Gantar yang merangkap jabatan menjadi plt kepala sekolah SMPN
Satap 1 Gantar, sudah selama 1,5 tahun beliau bertugas di sekolah ini. Saat itu
juga saya diajak masuk dan langsung diperkenalkan kepada rekan-rekan guru dan
tenaga administrasi yang hadir,
sebagai
kepala sekolah SMPN Satu Atap 1 Gantar yang baru dan definitif.
Setelah berkenalan dengan semua guru dan tenaga administratif yang hadir , saya di
ajak beliau memasuki ruang kepala sekolah yang letaknya persis bersebelahan
dengan ruang guru. Dalam benak saya berkata “hebat juga satap ini, kepala
sekolahnya sudah memiliki ruang tersendiri lengkap dengan kamar mandi dan ruang
tamunya”. Pikiran ini muncul karena saya pernah melihat sekolah satap lain
dimana ruang kepala sekolahnya menyatu dengan ruang guru dan hanya disekat dengan triplek saja sebagai pembatasnya. Setelah berbincang-bincang selama 30 menit, tiba tiba salah seorang guru
mengetuk pintu dan mengajak kami makan karena hari ini ada syukuran dari CPNS
yang pertamakali menerima gaji. Kamipun keluar dan ternyata di ruang guru itu
sudah tersedia hidangan yang cukup sederhana yaitu ayam kampung goreng yang
sudah dipotong-potong, semangkuk sambal kecap dan beberapa bungkusan nasi. Ini
adalah awal yang baik sebagai wujud kebersamaan untuk saling berbagi rasa dan
berbagi tanggung jawab kedepannya.
Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 11.30, Pak Anwar (
biasa sy panggil begitu karena kami satu almamater MGMP PAI sektor 5) memberitahu
bahwa beliau akan segera kembali ke sekolah induk karena ada hal-hal yang harus
diselesaikan dengan segera Sambil permisi beliaupun berkata “ ini adalah hari
terakhir saya di sekolah ini karena sekarang sudah ada kepala sekolahnya yang
definitif”. Mendengar ucapan beliau, rekan-rekan guru mengusulkan untuk segera membuat acara
prosesi serah terima jabatan hari
itu juga.. Akhirnya dilakukan prosesi
itu dengan sangat singkat dan sederhana, yaitu
melalui kegiatan simbolis
dengan penyerahan sebuah setopmap folio yang berisi
stempel tentu saja tidak lupa di dokumentasikan. Sejak saat itu, beliau tidak datang lagi dan segala
sesuatu yang masih terkait dengan tanggung jawab beliau sebagai kepala sekolah dikoordinasikan melalui telepon.
Tidak lama setelah pak
Anwar pulang, saya beserta istripun memohon diri untuk melanjutkan
perjalanan dengan mencoba jalan alternatif lain yang mungkin lebih
baik atau lebih dekat. Kami melanjutkan
perjalanan dari SMPN satap 1 Gantar menuju jalan besar yang terdapat di Blok
Nambo Desa Gantar yang jaraknya sekitar 6 Km.
Jalan ini masih termasuk pada jalan Awisan-maja
dengan lebar jalan 2,5 meter dan ditambah bahu jalan berupa parit pesawahan,
Jalan ini tidak bisa dilalui oleh 2 mobil yang berpapasan. Sehingga ada
tempat-tempat tertentu sebagai tempat perhentian bila didepannya terlihat ada
mobil yang sedang melaluinya. Adapun kondisi jalanya sebagian sudah diaspal
tipis yang mulai hancur sehingga tampak menonjol bebatuannya. Selama melalui
jalan ini, istri saya mengusap usap punggung saya sambil tersenyum dan berkata
: “Tadi saya lihat sekolahnya sudah bagus, rapih dan bersih juga kelihatan
ramah-ramah gurunya, kelihatanya masih muda-muda dan kompak”, “Sayangnya jalan
menuju sekolahnya masih belum bagus, mungkin ini juga yang membuat siswa-siswi
dari SD lain yang terdekat tidak memilih untuk melanjutkan disekolah ini”.
Entah karena sayang pada suami atau karena ibanya, istri saya pun melanjutkan
perkataannya “Semoga keadaan ini bisa menjadi ladang amal bagi kita, semoga
Allah SWT memberkahi tugas-tugas Ayah di tempat yang baru”. Saya hanya tersenyum dan
mengamini dalam hati apa yang diucapkannya.
Setelah mobil yang
saya kendarai sampai di pertigaan Nambo Desa Gantar, terdapat tulisan pada
sebuah gapura yang menyatakan bahwa daerah yang saya lewati tersebut merupakan
daerah percontohan suksesnya program keluarga berencana dengan sebutan Kampung
KB. Pertigaan itu berada di jalan gantar – haurgeulis, merupakan jalan yang sudah
saya ketahui dengan baik. Dalam perjalanan pulang saya teruskan ke Haurgeulis
sesuai permintaan istri karena ada beberapa keperluan yang akan dibelinya.
Sesampainya di rumah, saya merenung dan
mengingat kembali, satu saat pada salah satu
rentetan tes calon kepala sekolah, dimana terdapat sebuah tes yang menguji
kemampuan verbal sang calon terhadap bahasa daerah dan bahasa internasional.
Saat itu saya berhadapan dengan seorang penguji yang mewakili dari Dewan Pendidikan
Kabupaten Indramayu yaitu Bapak Ojo Suharjo, M.Pd. Mula – mula beliau
mempertanyakan tentang tujuan saya menjadi kepala sekolah dan harus dijawab dengan
bahasa Indramayu halus. Setelah itu beliau menanyakan tentang apa yang harus
dibangun lebih dahulu, sesuai syair lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan menggunakan
bahasa internasional ( Inggris ). Setelah pertanyaan – pertanyaan itu dijawab,
beliau memberikan pendalaman tentang pentingnya pembangunan jiwa sebelum
pembangunan fisik (badan) demi negeriku Indonesia. Beliau berharap bahwa kepala
sekolah kedepan itu adalah kepala sekolah yang mampu membangun jiwa – jiwa
masyarakat Indonesia menjadi jiwa – jiwa yang kuat dan berakar pada bumi
pertiwi dengan budaya ketimurannya, yang
diperhalus dengan akhlakul karimah dan bermanfaat bagi orang banyak. Hal
ini sangat sesuai dengan latar
belakang pendidikan saya sebagai guru PAI yang berusaha
menegakkan syar’i dengan berlandaskan akhlakul karimah. Maka tumbuhlah dalam
benak saya, satu tekad untuk mewujudkan SMPN Satap 1 Gantar sebagai kawasan
sekolah penerapan akhlakul karimah. Semoga terwujud. Aamin.
Mutaki Ali, S.Ag., M.Pd.I
Kepala
SMP N Satap 1 Gantar, Indramayu
0 Response to "HARI PERTAMA MENUJU SMPN SATAP 1 GANTAR"
Post a Comment