DUA SENIOR BERTEMU (WAROENG ILMU BERSERI EPISODE 2)
oleh Vera Verawati *)
Malam ini menjadi berbeda ketika sebuah janji
pertemuan yang tidak sengaja direncanakan, itulah Waroeng Ilmu menjembatani silaturahmi yang tidak biasa. Masih ingat
dengan Bapak Amsir Waroeng Ilmu Berseri (Hardware
Tua Chasing Senja Software Muda)? Ia seorang senior yang menikmati masa
pensiunan dari sebuah perusahaan multi nasional. Sore ini tanpa sengaja seorang
sahabat senior Waroeng Ilmu Bapak Cecep Durrohim yang juga guru Bahasa Inggris
di salah satu sekolah negeri di Kuningan datang untuk menikmati segelas kopi. Sambil
berbincang tanpa sengaja saya menceritakan kekaguman saya terhadap Bapak Amsir.
Diluar
dugaan reaksi Bapak Cecep ternyata begitu antusias hingga meminta saya untuk
mempertemukan dengan beliau. Walau dengan sedikit sungkan saya pun memberanikan
diri menanyakan hal tersebut kepada beliau, syukurlah Bapak Amsir pun
menyetujui pertemuan tersebut dan ditentukanlah selepas Magrib mereka bertemu
di Waroeng Ilmu. Sesuai dengan janji yang telah disepakati setelah Magrib Bapak
Amsir lebih dulu tiba di Waroeng Ilmu selang berapa menit kemudian Bapak Cecep
Durohimpun menyusul.
Obrolan
di antara keduanya mengalir begitu saja, keakraban di antara sela canda juga
diselingi diskusi hangat, ada banyak pertanyaan diajukan Bapak Cecep Durrahim
kepada Bapak Amsir terkait bidang pekerjaan beliau saat beliau masih menjabat
di sebuah perusahaan multi nasional. Bapak Cecep meminta beberapa petunjuk dan
saran bagaimana cara sukses menempuh beberapa tes masuk kerja di perusahaan
multi nasional, karena menurutnya Bapak Cecep ingin anaknya kelak bisa bekerja
di sana.
Dengan
sangat lugas Bapak Amsir pun memberikan gambaran beberapa tes yang diketahui
olehnya, dan mengajari beberapa strategi untuk menjalani tes tersebut, beliau
juga memberi penegasan tentang keprihatinan Bapak Cecep yang mengatakan bahwa
untuk bekerja di perusahaan multi nasional itu sarat dengan nepotisme. Menurut
Bapak Amsir justru keliru jika kita mengira perusahaan multi nasional sarat
dengan nepotisme bahkan sebaliknya hampir 100% dipastikan yang bekerja di perusahaan
multi nasional murni karena mereka melewati serentetan tes yang dilalui, tanpa
konpensasi atau rekomendaasi dari pihak manapun.
Itu
sebabnya untuk bekerja di perusahaan multi nasional dibutuhkan bukan sekadar
pintar namun juga cerdas dan jeli dalam menjawab setiap tes tersebut, karena
hanya orang-orang yang berkemampuan istimewa yang akan lolos tes. Yang dimaksud
istimewa di sini akan terlihat saat kita melewati tes wawancara, terkadang kita
dijebak dengan pertanyaan yang sangat sederhana, namun ketika kita menjawab
dengan jawaban sederhana pula maka gugurlah kita.
Kita
akan lebih tertarik pada jawaban yang diberikan yang tidak biasa, mungkin
jawabannya sama dengan yang pertama tadi tapi karena yang kedua memberikan
deskripsi yang lebih baik dengan rentetan kalimat serta penekanan pada intonasi
sangat meyakinkan maka dipastikan yang ke dua akan dinyatakan lolos. “Berdasarkan
pengalaman saya yang dipercaya sebagai salah satu divisi kepegawaian selama
bertahun-tahun,” kata Bapak Amsir.
“Saran
saya untuk anak-anak bangsa ini yang berminat untuk bekerja di perusahaan multi
nasional janganlah takut sebelum mencoba. Mulailah mempersiapkan diri dengan
rajin mencari informasi dari berbagai media bagaimana cara dan strategi untuk
melewati sederetan tes agar bisa lolos dan menjadi peserta pertama yang
dinyatakan lulus. Siapapun bisa bekerja di sana dengan catatan anda layak
berada di antara orang-orang yang luar biasa,” llanjut Bapak Amsir.
Tanpa
terasa waktu pun menunjukan pukul delapan malam. Mereka pun menutup obrolan
dengan bertukar nomor handphone, dan
saling berjanji untuk tetap berkomunikasi satu sama lain baik Bapak Cecep
maupun Bapak Amsir...Nah, sahabat bagaimana? Indah bukan silaturahmi itu? Waroeng
Ilmu membuktikannya.
Penulis: Vera, chef Waroeng Ilmu,
Kuningan.
Penyunting: Saiful Amri, M.Pd.
0 Response to "DUA SENIOR BERTEMU (WAROENG ILMU BERSERI EPISODE 2)"
Post a Comment