Kejujuran Bak Mutiara yang Paling Berharga
oleh Rita Rosita (SMP Negeri 1 Gantar)
Boleh jadi, kejujuran adalah sesuatu yang langka
dalam kehidupan sekarang ini. Sehingga seolah-olah kejujuran hanya sekedar
ajaran langit yang tertulis rapi dalam lembaran-lembaran kitab kitab suci,
namun bercerai berai dan mudah terhapus
dalam praktek kehidupan sehari-hari.Kejujuran seolah-olah hanyalah
tinggal kisah ataupun cerita yang ada di komik, namun nihil dalam dunia nyata.
Saking langkanya kejujuran dalam seluruh aspek kehidupan, sampai-sampai jika
ada orang yang berusaha bersikap jujur
pun malah disebut sebagai orang kuno, orang kaku, manusia purbakala, orang sok
suci. Dan berbagai sebutan sinis lainnya.Sampai-sampai ada pula olok-olok yang
menyatakan yang jujur pasti hancur.
Bersikap jujur atau pun
memegang teguh kejujuran bukanlah hal yang mudah. Bahkan seringkali kejujuran
menyebabkan menelan kepahitan. Tetapi itulah resiko yang harus dihadapi untuk
sebuah kebaikan. Bukankah segala sesuatu ada resikonya? Untuk mencapai puncak
gunung, bukankah seseorang harus terlebih dulu mendaki lereng dan tebing yang
curam? Bukankah untuk meraih kesuksesan perlu adanya kerja keras dan
pengorbanan? Bukankah lebih baik kita merasakan pahit diawal tetapi mendapatkan
manis dan lezat pada akhirnya? Bukankah lebih baik kita merasakan kesulitan
diawal perjalanan namun meraih kemudahan dan kebahagiaan diakhir perjalanan ?
Ya,
kejujuran memang kata yang sederhana untuk diucapkan namun sulit untuk
dipraktikan. Kejujuran seolah-olah adalah barang mahal ditengah menjamurnya
barang murah meriah yang memenuhi pasar kehidupan.Orang beramai- ramai menyerbu
barang murah meriah untuk menyelamatkan kebutuhan hidupnya dan hanya
orang-orang yang berkualitas saja yang tetap setia membeli barang mahal. Meskipun
untuk itu mereka harus dicap sebagai orang-orang yang sok tahu kualitas, orang
yang sok gengsi, orang yang anti
perkembangan dan sebutan sebutan lain-lainnya. Mengapa bisa demkian? karena
orang memang sudah termakan oleh promosi dan propaganda akan mudahnya mendapatkan
barang murah meriah. Orang-orang memang telah terpola untuk berpikir praktis
untuk apa beli barang mahal berkualitas kalau dengan sedikit uang saja dapat
diperoleh banyak barang yang murah meriah.
Boleh
jadi itulah realita masyarakat sekarang ini dalam menyikapi sebuah kejujuran.
Sebagian dari mereka melihat kejujuran hanyalah sebuah bualan. Kejujuran hanya sesuatu
yang sulit membawa kemajuan. Kejujuran hanya sesuatu yang tidak menguntungkan
sehingga mereka pun beramai-ramai meninggalkan kejujuran dan berdesakan untuk
memperebutkan kedustaan (kebohongan). Hasilnya? Para pejabat dan penguasa ramai
ramai menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan. Para wakil rakyat(anggota
legislative) ramai-ramai menjual suara rakyat untuk mengeruk kekayaan. Para
pengusaha ramai-ramai menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan. Para
pedagang kecil ramai-ramai berbuat kecurangan dalam timbangan. Para jaksa pun
beramai-ramai memperjual belikan hukum dan keadilan dan sebagainya.
Kini
kejujuran benar-benar ibarat batu mutiara diantara ribuan batu-batu kali hitam
yang kelam. Ia menjadi batu langka dan istimewa.Tapi karena langka dan istimewa
ia justru menjadi kian berharga dan dipuja. Ia dicari oleh para kolektor nilai
mulia. Karena mutiara mempunyai nilai
yang tinggi dibandingkan dengan batu-batu lainnya.Kiranya begitu mahal dan
tingginya nilai sebuah kejujuran. Orang yang mampu bersikap jujur dan memegang
teguh kejujuran maka dialah orang yang mulia dihadapan Allah dan dimata
orang-orang yang menghargai kejujuran. Orang-orang yang dikaruniakan kejujuran
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang mendapatkan anugrah tiada tara dari
Allah, karena mereka disatukan dengan orang-orang yang terkasih disisi Allah
SWT. Kejujuran mampu mengerluarka sisi terbaik setiap orang.
0 Response to "Kejujuran Bak Mutiara yang Paling Berharga"
Post a Comment