SEPENGGAL ASA DI SMPN SATAP 2 BOJONGGAMBIR
oleh Roslia Ayu Dewi Mulyani, S.Pd, M.Pd
Bersyukur, satu kata yang terucap,
saat nafas ini masih tersisa di tubuhku.
Sujudku atas nikmat sehat selama 40 tahun ini aku jalani, tak
terasa waktu, hari , dan tahun pun berlalu. Dulu
aku seorang guru di SMPN 1 Bojonggambir. Tepat di tahun 2014 aku menjadi
guru berprestasi mewakili tingkat provinsi. Serta di tahun berikutnya 2015 aku
lolos seleksi mengikuti study banding ke
negeri kanguru, Australia selama tiga puluh hari. Adelaide University itu, dimana selalu aku
ingat segalanya . Nikmat mana lagi yang
akan aku dustakan atas anugerah semua ini Ya Rab.
Setiap
kemauan pasti ada jalan, demikian yang selalu aku yakini., anugerah terindah
singgah lagi padaku, kerja keras iya disiplin pun yes, proses tidak akan
mungkin menghianati hasil. Pada bulan Mei 2016 aku mendapat sk tugas untuk
memimpin SMPN Satap 2 Bojonggambir . Apa dan bagaimana menjadi pejabat baru
untuk sebuah sekolah Satap? Letak dan
kondisi khususnya SMPN satap 2
Bojonggambir yang terletak di kampung legokhaur, Desa Bojonggkapol, Kecamatan
Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya. Letaknya di bagian selatan yang berbatasan dengan
laut kidul Cipatujah. Jarak tempuh dari rumah menuju sekolah sejauh 32 km. dengan akses jalan rusak dan
berlumpur, melewati pegunungan serta hutan. Dengan menggunakan kendaraan roda
dua, aku menempuh sekitar 1,5 jam perjalanan. Aku menggunakan sepeda motor trailku, lumayan cukup menguras tenaga, juga adrenalin untuk
melaluinya.
Keadaan
ekonomi masyarakat Legokhaur yang bermata pencaharian bertani dan berburu
di hutan, sangat memprihatinkan.Terbayang bukan,seberapa terpencilnya sekolah
ini? Saking terpencilnya sampai sampai sinyalpun enggan menampakan diri dan
uniknya kita berharap ada sinyal dengan menyimpan HP di dekat jendela kaca.
Sejenak aku terpana menyadari keadaan. SMPN Satap 2 Bojonggambir ini, sekolah
ini yang memiliki 3 rombongan belajar
dengan jumlah siswa 50 orang. Sedangkan
tenaga pengajar ada 6 orang, semua masih
honorer .Bangunan satap yang notabene seadanya dan hampir lapuk, di tambah
akses jalan yang sulit, membuat aku sedikit
shyok. So, What I Must DO? Merasa
terpuruk?, meratap?, menangis? atau meminta pindah kembali?, atau mungkin jadi
malas ke sekolah dengan berbagai alasan?, demikian yang ada dalam benakku,
mulai mengganggu.
Hari
demi hari mulai kujalani, mencoba memahami dan memikirkan keadaan, melihat
prospek dan potensi apa yang bisa dan harus kami kembangkan. Setelah itu
mencoba memicu semangat diri dan bangkit, Alloh pasti percaya dengan potensi
yang Dia titipkan pada setiap ummatNya.
Maka aku tekadkan dimana bumi di pijak
di situ langit di junjung. Alhasil sekolahku
terkover oleh program penuntasan Jakarta 2 melalui dapodik sehingga dapat
merehabilitasi 6 lokal sekaligus.
Kegemaranku
melakukan olahraga, aku salurkan di sore
hari, sambil mengajak masyarakat
terutama ibu-ibu untuk senam dan volleyball. Menjelang hari peringatan ulang
tahun kemerdekaan, kami mempersiapkan agenda untuk memeriahkan acaranya sambil
mengikut sertakan masyarakat sekitar untuk ambil bagian. Seperti aneka lomba
yang umumnya biasa diselenggarakan pada saat peringatan HUT kemerdekaan,
diantaranya lomba balap karung, lomba memukul kendi yang berair, serta aneka
mata lomba olahraga. Dan tidak lupa diselenggarakan upacara peringatan HUT
Kemerdekaan RI yang ke 72. Menurut masyarakat sekitar, bagi mereka, baru dalam
seumur hidup mereka mengikuti upacara bendera
dalam kegiatan memperingati hari kemerdekaan RI di bulan Agustus. Yaitu
di tahun 2017 ini, bahkan masyarakat kampung Legokhaur baru merasakan
kemeriahan saat menyaksikan team kami bertanding bola volley. Sorak sorai
masyarakat bergema di lapangan atas kemenangan team kami.
Meskipun
aku tengah berada di pelosok, dikelilingi hutan, pepohonan dan suara gemercik air dan kicauan burung, namun
sisi lain darah seniku mulai terusik dengan melihat seperangkat gamelan. Maka
aku mulai mengajarkan kreasi degung dipadu
dengan tarian adat Sunda. Akhirnya kami pun mempunyai team upacara adat.
Kami pun biasa tampil, tidak hanya untuk
acara di sekolah saja, tapi pada kegiatan
seputar daerah, Satu kesempatan baik mulai tercipta untuk mempromosikan
sekolah.
Hidup
di daerah yang terpencil kadang membuat masyarakat setempat memiliki keterbatasan
cara berpikir. Satu hal yang sangat menggangguku sebagai kepala sekolah
di tempat ini adalah kebiasaan masyarakat Legok Haur, yaitu jika memiliki anak gadis yang telah beranjak sedikit
dewasa, mereka merasa sudah harussegera menikahkannya. Bahkan siswa yang sedang
sekolahpun kalau sudah sedikit dewasa harus segera dikawinkan. Ini tentu saja
membuat pikiran ku berputar keras .
Bagaimana menyelematkan siswa sehingga minimalnya mereka mencapai wajib belajar 9 tahun, tanpa secara prontal melawan
keadaan dan kebiasaan yang sudah berjalan di tengah masyarakat. Akhirnya aku
berunding dengan tim pengembang sekolah untuk segera menyiapkan agenda
musyawarah dengan orangtua siswa, komiteu dan tidak lupa mengundan beberapa
tokoh masyarakat sebagai stake holder.
Pada
musyawarah orang tua siswa, komite sekolah dan stake holder, selain meminta
dukungan semua fihak untuk program sekolah yang ingin berjalan sukses,
disisipkan pula ajakan bagaimana caranya pola hidup sehat, pola hidup
sejahtera. Selain itu disampaikan pula apa dan bagaimana akibat pernikahan dini, bagi remaja yang secara emosional, ekonomi
dan juga secara seksual serta alat reproduksinya belum matang. Maka aku
manfaatkan kesempatan emas dalam pertemuan ini, dimana aku menayangkan beberapa
slide juga film- film pendek tentang kesehatan, serta efek dari pola hidup yang
tidak terencana.serta tindak lanjutnya. Dalam penayangan film kesehatan ini
tentu saja aku bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.
Tidak ada sesuatu yang tidak mungkin seandainya
kita berusaha dan mempunyai itikad baik untuk kemajuan sekolah dan lingkungan,
Alhamdulillah hasil pertemuan dengan orang tua siswa tersebut mendapat respon
positif. Setidaknya meningkatkan kesadaran para orangtua untuk mengurangi
tingkat pernikahan dini putrinya. Bahkan dalam agenda pertemuan ini
juga disampaikan agenda dan program satu tahun kedepan.
Pada
saat kegiatan peringatan hari jadi Kartini, dengan mengangkat tema “Emansipasi
Wanita”, kami para guru wanita berbusana kebaya nasional dan diadakan pemilihan
wanita berkebaya terbaik. Ternyata walau
sehari-hari berkendaraan motor trail ke tempat tugas, namun saat berkebaya
nasional dan berlengak-lenggok di panggung bisa juga aku tampil bak putri dan
peragawati. Semoga hal ini bisa menginspirasi kaum wanita masyarakat setempat,
khususnya para siswa putri kami..
Namun
pernah juga nasib naas menimpaku, Saat itu tepatnya hari senin pagi sekitar
pukul 06,00 di hutan pinus aku di hentikan oleh 4 orang laki-laki tidak
dikenal. Motor trail dan tas ranselku sudah mereka pegang dengan alasan ingin
menanyakan nama suatu tempat dan orang. Aku berpikir, Ya Alloh inilah hidup
terakhirku, terbayang cerita-cerita di televisi bagaimana nasib orang yang
terkena BEGAL. Naluriku berkata untuk tetap tenang, tidak prontal melawan,
jawab saja apa yang mereka tanyakan.
Padahal badanku gemetaran hebat dan tentu pucat pasi. Sampai akhirnya Alloh
kirimkam malaikat penolong, seorang petani . Dia hanya berkata “Bu, lajengkeun
perjalanan (lanjut perjalanan)“,
perlahan namun terdengar tegas. Para pembegal nampak kaget. Tanpa pikir panjang
aku tancap gass pool sampai serasa
melayang , sampai beberapa saat aku ketika berada cukup jauh, Alhamdulillah tak
terasa mulutku bergumam karena telah berhasil
memyelamatkan diri. Aku baru sadar, saking panik tadi, aku sampai lupa
dan tidak kuasa untuk mengucapkan
terimakasih pada pak petani yang baik hati itu, Sampai di sekolah akupun
terkulai lemas , dan terhenyak dengan kejadian tadi. Dan akhirnya karena sakit,
serta mempertimbangkan faktor keselamatan aku di pindahkan, berbarengan degan
adanya periodesasi dan rotasi, yaitu
mutasi ke SMPN Satap 2 Taraju Tasikmalaya .
Biodata
Penulis:
Nama
: Roslia Ayu Dewi Mulyani, S.Pd, M.Pd
Nip
197501042008012004
Ttg
: Tasikmalaya 04 Januari 1975
Kepala
SMPN Satap 2 Taraju,
PLT
SMPN Satap 1 Taraju (sudah 11 bulan).
Penyunting
: Lilis Yuningsih, Guneman.
0 Response to "SEPENGGAL ASA DI SMPN SATAP 2 BOJONGGAMBIR"
Post a Comment