MENUJU PUNCAK PRESTASI GURU
oleh Hj. Sri Sunarti, M.Pd.
Menjelang senja di antara deret pohon pucuk merah . Saya
masih berdiri di balkon hotel , menerawang sambil menunggu azan magrib. Ini
hari keempat ,agenda hari ini tidak seperti biasanya, yang selalu padat dengan
serangkaian tes . Semua sudah dilalui dan dilewati dari mulai tes tulis,
wawancara, dan presentasi. Semua peserta mengerahkan segala kemampuannya
tidak terkecuali juga, saya.
Masih terbayang dalam ingatan saya, bertahun yang silam . Ketika Ibu
memanggil dan menasehati saya untuk melanjutkan ke Sekolah Pendidikan
Guru (SPG) . Penolakan batin saya sangat terasa hingga airmata berderai-derai .
Ibu memeluk dan menghibur serta membujuk saya bahwa lama kelamaan saya
akan mencintai profesi guru.
Melalui serangkaian tes yang cukup panjang dan melelahkan akhirnya
saya diterima di sekolah keguruan tersebut. Seiring berjalannya waktu karena
kecintaan saya pada kegiatan di Kepengurusan OSIS , Pramuka, Eskul Mading
sampai Vocal Grup , tidak terasa hingga sampai pada tahap kelulusan, Tentu saja
Ibu saya bahagia karena saya salah satu peraih NEM tertinggi di sekolah
keguruan tersebut.
Perjalanan panjang dimulai. Ibu akan menikahkan saya di akhir
tahun tetapi diam-diam saya ikut mendaftar Sipenmaru ( Sistem Penerimaan
Mahasiswa Baru} ke perguruan tinggi dengan membongkar dan menggunakan uang
“celengan.” Waktu begitu cepat berjalan akhirnya melalui pengumuman di salah
satu media nasional ,saya diterima di IKIP Bandung (sekarang UPI). Antara
bahagia dan sedih Ibu memeluk saya , Namun, Ibu kembali pada keputusannya untuk
menjodohkan dan menikahkan saya . Hal ini karena Ibu sebagai pensiunan janda
sejak saya di bangku kelas 2 SD mengalami keterbatasan ekonomi karena harus
membiayai enam anak.
Akhirnya saya nekad dengan ijin Ibu yang terlihat setengah hati
melepas saya ke Bandung dengan bekal seadanya. Di Bandung, saya dengan segala
keprihatinan menimba ilmu dan mengisi beberapa tulisan di media masa untuk
menambah uang saku. Namun nasib baik belum berpihak kepada saya. Di tengah
keprihatinan, ketika sedang UAS, saya dikejutkan dengan berita yang
membuat langkah saya menjadi limbung. Ibu
meninggal dunia di bulan keenam, ketika
saya sedang duduk di bangku perkuliahan. Padahal kedua kakak saya belum
mapan secara ekonomi, karena baru saja mereka membangun keluarga. Apalagi dua
adik saya juga masih di bangku SMP dan SMA. Hari –hari berikutnya menjadi
situasi yang sangat memprihatinkan dalam kehidupan saya ,karena dana pensiun
harus dibagi dengan dua adik saya. Tentu saja saya lebih banyak
mengalah. Bagi saya menahan lapar
merupakan sesuatu yang biasa. Tidak
terasa, waktu berlalu dengan cepat hingga akhirnya saya lulus dan ditempatkan
di suatu Desa Bangodua menjadi CPNS.
Seiring berjalannya waktu, ternyata benar apa yang dikatakan ibu,
bahwa perlahan dan pasti saya memang benar-benar mencintai pekerjaan saya
menjadi guru. Untuk mendidik peserta didik dengan segala
karakteristiknya. Peserta didik saya beragam, ada yang penuh canda, ada yang
cenderung serius, bahkan ada juga yang menjengkelkan , Namun, hal itu, tidak
menjadikan saya tidak bahagia. Saya akrab dan menyayangi peserta didik
dengan tulus sehingga kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan.
Suara adzan maghrib menggema membuyarkan lamunan
saya. Saya segera bergegas menuju mushola berbaur dengan peserta yang
lain. Malam pun tak terasa , saya dan peserta lain dikumpulkan di Aula Hotel
dan diumumkan bahwa kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan diumumkan esok
hari. Saya rasanya tidak sabar menunggu esok hari. Malam terasa panjang dan
menemani tidur saya dengan penuh harap.
Pagi menyapa, dingin terasa menggigit sampai ke tulang.
Lembang yang basah terasa menghiasi suasana peserta dari perwakilan seluruh
kota / kab Jawa Barat. Semua peserta berkumpul di Aula Hotel termasuk saya.
Wajah cerah dan cemas serta saling menduga siapa yang akan meraih kemenangan
prestasi di kompetisi ini. Setelah melalui serangkaian acara akhirnya panitia
mengumumkan hasil kompetisi tersebut. Juara Pertama diraih Kota Bandung, Indramayu
juara kedua, dan juara ketiga diraih Kab. Majalengka. Rasanya saya ingin
menjerit dan memeluk Ibu, langkah saya terasa limbung. Begitu juga air mata
saya, tak tertahan hampir menetes ketika menerima piala itu. Di antara rasa
suka dan haru, kebahagian saya bertambah dengan kehadiran salah satu murid saya
waktu SMP menghampiri dan mencium tangan saya. Dia salah satu alumni SMP yang
sudah berhasil menjadi manajer hotel tempat saya menginap., Akhirnya panitia
mengumumkan juga acara seremonial berikutnya di kantor Gubernur untuk
acara mendatang.
Acara telah usai , saya bersama peserta lain dengan suka
cita meninggalkan pucuk merah yang berjajar di halaman dan balkon hotel
untuk kembali ke daerah masing-masing.
Ternyata profesi guru bila ditekuni dan dijalani dengan
tulus dan penuh rasa senang dapat menghasilkan prestasi yang gemilang.
Ini merupakan awal prestasi menuju Gedung Sate bertemu Gubernur dalam Acara
Gebyar Penyerahan Piala Kepala Sekolah Berprestasi Tingkat Jawa Barat. Bahkan
dapat mengantarkan saya sampai ke Kementerian Lingkungan Hidup dalam penyerahan
Piala Adiwiyata Nasional hingga bersalaman dengan Presiden di Istana Negara
dalam Penyerahan Piala Adiwiyata Mandiri. Semua prestasi tersebut, tidak
terlepas dari sinergitas antara guru dan peserta didik serta semua komponen di
sekolah kami.
Oleh karena itu, menjadi guru merupakan profesi yang
mulia dan menyenangkan dalam mewujudkan peserta didik yang berkarakter menuju
Generasi Emas di 2045.
Profil Penulis
Sri Sunarti
lahir di Indramayu, 24 Mei 1965, Alumni Pascasarjana UPI Bandung Prodi
Pendidikan,Bahasa Indonesia. Dia sebagai Guru di SMP N 1 Bangodua , Kepala SMP
N 1 Sukagumiwang, Kepala SMP N 1 Widasari, dan Kepala SMP N Unggulan Sindang.
Kini dia sebagai Pengawas Sekolah Jenjang SMP di Dinas Pendidikan Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat dan sebagai Fasilitator Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), GTK Kemendikbud.
Selain menjadi pengawas, ia pernah aktif Pernah aktif
menjadi Dosen di Universitas Wiralodra dan menjadi Tutor Universitas
Terbuka 2010-2012.
Tulisannya terdapat di media lokal dan nasional. Buku
yang ditulisnya sebanyak 18 buku , baik tunggal maupun bersama penulis lain.
Selain menulis Ia juga pernah memiliki prestasi sebagai
Kepala Sekolah Berprestasi Nasional di Education Award oleh International
Human Resources Deveplopment (IHRDP) 2013, Kepala Sekolah Berprestasi Juara
1 Tingkat Kabupaten Kabupaten Indramayu 2014, Kepala Sekolah Berprestasi Juara
II Tingkat Provinsi Jawa Barat 2014, Kepala Sekolah Motivator Sanitasi Tingkat
Provinsi Jawa Barat 2015, Kepala Sekolah Peduli Koperasi Tingkat Kabupaten oleh
Bupati Indramayu pada tahun 2013.
Email:sri.sunartis@gmail.com,
HP 081324600493
www.dunialiterasisrisunartipoetry.blogspot.com
0 Response to "MENUJU PUNCAK PRESTASI GURU"
Post a Comment