MENYAMBUT RAMADAN
BERSIAP MENYAMBUT RAMADAN
oleh Imam Nur Suharno
Kepala HRD dan Personalia
Pesantren Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat

Nabi SAW
bersabda, “Semua amalan anak Adam akan dilipatgandakan (balasannya): satu
kebaikan akan dibalas dengan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.” Allah
berfirman, ”Kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang langsung
membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.” (H.R.
Muslim).
Sungguh
merugi mereka yang bertemu Ramadan tetapi tidak mampu meraih apa-apa kecuali hanya
kehinaan. Hingga Nabi SAW mewanti-wanti melalui sabdanya, ”Alangkah hina orang yang dikunjungi Ramadan, namun
ia tidak mendapat ampunan Allah.” (H.R. Tirmidzi dan Hakim).
Agar tidak mengecewakan, sambutlah Ramadan dengan
mempersiapkan amalan terbaik untuk dilakukan selama Ramadan. Sehingga selesai
dari Ramadan benar-benar kita menjadi insan yang bertakwa. Semoga.
Pertama, berdoa dipertemukan Ramadan. Hal ini
dilakukan dua bulan sebelum Ramadan tiba. ”Allahumma barik lana fi Rajab
wa Sya’ban, wa ballighna Ramadhan.” Ya Allah,
berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami pada bulan
Ramadan.
Kedua,
makan dan mengakhirkan sahur. Sabda Nabi SAW, ”Sahur, semuanya selalu
mengandung berkah, maka janganlah kalian meninggalkannya, walaupun hanya dengan
seteguk air putih. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberi rahmat
terhadap orang yang bersahur.” (H.R. Ahmad).
Dalam
hadis lain, Zaid bin Tsabit berkata, ”Kami bersahur bersama Nabi, kemudian kami
mendirikan salat.” Anas bertanya kepadanya, ”Berapa (jarak waktu) antara
keduanya (sahur dan salat Subuh)?” Ia menjawab, “Kira-kira selama membaca lima
puluh ayat Al-Quran.” (Muttafaq Alaih).
Ketiga,
mempercepat berbuka. Nabi bersabda, “Manusia akan selalu baik selama mereka
cepat berbuka.” (H.R. Muttafaq Alaih). Dalam berbuka beliau selalu mengawali
dengan makan kurma. Diriwayatkan oleh Anas, beliau berbuka puasa dengan memakan
beberapa buah kurma setengah matang (ruthab).
Jika tidak ada, beliau memakan beberapa buah kurma masak (tamar). Jika tidak ada juga, dengan meneguk beberapa tegukan air
sebelum beliau salat Magrib. (H.R. Imam Ahmad).
Keempat,
menjauhkan diri dari perkataan kotor. Sabda Nabi SAW, ”Puasa adalah perisai,
jika seseorang sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan berteriak. Jika
ada orang yang menghinanya atau mengajak berkelahi, hendaklah ia berkata: ”Aku
sedang berpuasa.” (Muttafaq Alaih).
Kelima,
tidak meninggalkan salat malam. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata:
Rasulullah SAW menyukai qiyamullail
bulan Ramadan, tetapi beliau tidak memerintahkan mereka (para sahabat) dengan
keras, kemudian beliau bersabda, ”Barangsiapa qiyamullail di bulan Ramadan karena iman dan mencari pahala dari
Allah, maka dosanya yang telah lewat akan diampuni.” (Muttafaq Alaih).
Keenam,
memperbanyak sedekah. Dari Abdullah bin Abbas berkata: ”Rasulullah SAW adalah
manusia yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan,
yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril selalu menemuinya setiap malam bulan
Ramadan, lalu memantau bacaan Al-Quran beliau. Pada saat ditemui Jibril,
Rasulullah SAW lebih dermawan dengan penuh kebaikan (lebih cepat) daripada
angin yang ditiupkan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Termasuk
sedekah adalah memberi buka kepada orang yang berpuasa. Nabi SAW bersabda, ”Barangsiapa
yang memberi buka kepada orang yang berpuasa, ia akan mendapat pahala seperti
pahala orang yang diberinya buka, tanpa mengurangi pahalanya sedikit pun.” (H.R.
Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban).
Ketujuh,
memperbanyak membaca Al-Quran. Sebab, Ramadan adalah bulan Al-Quran, bulan
diturunkannya Al-Quran. “(Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). (Q.S. Al-Baqarah [2]: 185).
Kedelapan,
memperbanyak doa. Doa orang yang sedang berpuasa tidak tertolak. Sabda Nabi
SAW, ”Tiga golongan yang doanya tidak akan tertolak, yaitu pemimpin yang adil,
orang yang berpuasa, dan orang yang teraniaya.” (H.R. Tirmidzi).
Kesembilan,
melaksanakan umrah (jika mampu). Nabi SAW bersabda, ”Jika telah tiba bulan
Ramadan, berumrahlah kamu, karena sesungguhnya pahala umrah di bulan Ramadan
menyamai pahala haji.”
Kesepuluh,
memburu lailatulqadar (Q.S. al-Qadar
[97]: 1-3). Nabi SAW bersabda, ”Barangsiapa yang salat pada malam lailatulqadar,
niscaya akan diampuni dosa-dosanya.” (Muttafaq Alaih). Dan dianjurkan untuk
memburu lailatulqadar pada sepuluh malam terakhir, ”Carilah ia pada sepuluh
malam terakhir, carilah ia pada malam kedua puluh sembilan dan kedua puluh
tujuh dan kedua puluh lima.” (H.R. Abu Dawud).
Dan
kesebelas, iktikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan. Bahwa Rasulullah SAW
melaksanakan iktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, sejak beliau
tiba di Madinah sampai wafatnya (H.R. Bukhari dan Muslim). Aisyah RA pernah
berkata bahwa Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir
bulan Ramadan, tidak seperti pada hari lainnya (H.R. Muslim).
Jika seseorang dapat mengisi bulan Ramadan sebagaimana
diteladankan Nabi SAW, maka menjadi manusia baru. Sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa berpuasa
dengan niat mencari pahala dari Allah, maka keluar dari Ramadan seperti bayi
baru lahir.” Wallahu a’lam.
(Saiful
Amri/Penyunting)
0 Response to "MENYAMBUT RAMADAN"
Post a Comment