Lahirnya Literasi Saung Cinta Depan Rumah Di Masa Pandemi Covid
Selama mengajar dari rumah sejak Maret 2020, tidak pernah bertemu murid-murid tercinta, tidak pernah mengajar di depan kelas lagi. Ada kerinduan, namun apa daya sekolah masih tertutup pintu virus. Namun di taman depan rumah, setiap hari tak kenal waktu, anak-anak bermain dengan gembira. Mereka anak-anak Paud dan SD yang sedang sekolah dari rumah. Hampir 8 bulan mereka belajar hanya di temani orang tua yang juga sudah mulai banyak mengeluh.
Melihat mereka, yang penuh energi saat bermain. Tergerak hati untuk mengumpulkannya. Belajar dan besekolah seadanya. Ada satu dilema, mereka bukanlah siswa yang setiap hari aku ajar di SMP. Namun aku p;un, tak bisa bertemu murid-muridku tercinta karena Sang Covid masih betah di bumi. Tapi saat ini, dihadapan mata ada ana-nak yang sedang merindu dengan gurunya. Kangen berkumpul teman. Di situlah naluri guruku muncul. Kini aku harus tampil sebagai guru mereka pengganti gurunya di sekolah.
Berbekal 20 buku cerita bergambar, saya mencoba untuk mengumpulkan anak-anak di saung taman depan rumah. Sambil memperlihatkan buku, mengajak mereka untuk membacanya. Namun buku yang kusodorkan, hanya dipandangi. Hatiku sedih. Huuh ... Ternyata, mereka belum terbiasa dan belum suka membaca buku cerita.
Kembali harus memunculkan semangat memberi motivasi agar anak-anak tumbuh minat bacanya. Akhirnya menjajikan untuk memberikan reward jika sudah membaca 10 buku. Mendongeng sedikit. Perlahan mereka mau memegang buku walau hanya membuka melihat gambarnya.
Tak pernah bosan berminggu-minggu aku mendekati mereka. Akhirnya, membuahkan hasil. Kini mereka mau membaca buku. Kini mereka kehausan buku jika sudah tak ada buku baru. Sering mereka bertanya, Kapan ada buku baru? Yah, karena keterbatasanku, buku masih berputra yang itu-itu lagi.
Namun, tak disangka, sahabatku penggerak literasi, telah mengirimkan puluhan majalah Bobo. Wooow, tentu anak- anak kini memiliki pilihan bacaannya. Anak-anak sangat menggemari majalah baru. Kini mereka tahu Nirmala, Bobo, Bona di gajah berbelalai panjang, dan cerita menarik lainnya. Kebahagian mereka kini bertambah. Terima kasih sahabat setiaku, yang kini mengajar di SMA Cisarua Bandung Barat.
Tentu sangat haru ya, jika kegiatan mendapat dukungan dari teman-teman satu perjuangan. Rasa haru dan sangat sedih juga ketika sahabat lama, 35 tahun yang lalu masih mengingatku. Sahabat SMA yang kini menjadi guru di kota kelahiranku, mendukung dengan dana yang sangat berarti untuk membahagian anak-anak yang sedang merindu untuk sekolah. Sangat bermanfaat bagi anak-anak yang sedang meningkatkan kecintaan pada buku. Terima kasih sahabat-sahabatku, semoga semuanya mendapat balasan dengan beribu kebaikan yang datang dari langit.
Sejak Juli 2020 kini, sekolah literasi rutin dilaksanakan setiap minggu sore. Jumlah anggota dan kegiatan mengalami perkembangan. Anggotang sudah mencapai 15 orang. Malah jika ada kegiatan besar, seperti lomba mewarnai, peserta bisa mencapai 35 orang. Kini sekolah minnggu sore memiliki berbagai kegitan bervariasi yang mampu membuat anak-. anak bahagia belajar.
Karena dukungan tokoh dan masyarakat serta kesadaran akan kebutuhan, maka kegiatan ini sedang dirintis menjadi Taman Bacaan Masyarakat untuk tingkat RW. Bahkan sejak Oktober 2020 meraka adalah peserta Gerakan Literasi Nasional (GLN) Gareulis Jawa Barat untuk kegiatan 10 bulan sampai Agustus 2021.
Pengalaman ini benar-benar sebuah hikmah dari adanya Pandemi Covid 19. Semakin yakin kalau bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Semakin yakin, kalau dalam berbagai keadaan yang tak menyenanggakan, pasti ada hikmah besar yang kita belum ketahui.
Salam Literasi
Tetap Semangat Berkayar dalam dekapan Si Mungil Virus yang lagi nakal,
Corona.
Padalarang, Oktober 2020
Literasi Saung Cinta
0 Response to "Lahirnya Literasi Saung Cinta Depan Rumah Di Masa Pandemi Covid "
Post a Comment