SAJAK SENJA
Sajak Senja
Oleh Enang Cuhendi
Ku sapa lembayung
Seiring datangnya dewi malam
Menanggalkan lazuardi penutup bumantara
Mengubah gegana putih menjadi pekat
Terketuk pintu hati
Meneteskan buliran kristal dari pojok netra
Teringat akan bekal yang masih hampa
Padahal aku sudah di ujung senja
Andai bisa kuputar masa
Kan kuubah notasi dosa
Agar kembali terdengar merdu
Membahana menyentuh qalbu
Ku sadar rima terlanjur melantun
Bersama notasi tak berirama
Hanya sisa nada yang kini ada
Berharap lebih selaras nan merdu
Cicalengka, 5 Oktober 2020
Di Ujung Senja
oleh Enang Cuhendi
Di saat lembayung merapat lambat
Kuketuk hati dengan lirih
Kusapa jiwa dengan lambat
Kutanya sanubari serendah-rendahnya
Ada yang tersentuh
Ada yang terjamah
Hingga buliran tak kuasa mengalir
Mengutarakan rintihan sukma terdalam
Saat di ujung senja
Baru kusadar hampa terasa
Apa yang akan kubawa kelak
Untuk menggapai janji Illahi
Cicalengka, 5 Oktober 2020
Guru Bangsaku
Oleh Enang Cuhendi
Di antara gemerlap
bintang
Di sela kilauan permata
Kirana terpancar terang
Seterang binarmu dalam
setiap rumpang kehidupan
Telatahmu membuat kuterpukau
Pesonamu
membangkitkan gairah
Tabiatmu telah menawanku
dalam jeruji rindu
Membangkitkan denyut
nadi anak negeri
Andai kubisa meraihmu
Kan kuberi kau bingkai
emas
Kupajang di bilik
bathinku
Agar cahayamu senantiasa
menyinari relung hidupku
Duhai sang guru
kehidupan
Istiqamahlah dalam kemashlahatan
Jauhi selalu kemudharatan
Jangan biarkan nur
Illahi memudar darimu
Elegi Kopi
Oleh Enang Cuhendi
Dari secangkir kopi kehidupan
Manis sudah kucicipi,
Pahit sudah kunikmati
Berharap tak tenggelam
dalam pekatnya kopi
Kini tinggal seteguk
Semoga legit yang melejit
Bukan pemanis buatan beraroma
tipu
Yang bisa melalaikan pada
kadar Sang Pencipta
Dari seteguk terakhir
Getir yang muncul di penghujung
Berharap menjadi penyembuh
atma yang rapuh
Hingga patuh pada aturan
Sang Penguasa
Dari sisa tegukan
terakhir
Kan kunikmati sisa
manis yang terhidang
Kusyukuri getirnya
pahit yang tersaji
Demi menggapai rida
Illahi Rabbi
Muara Kayuh
Oleh Enang Cuhendi
Kukayuh roda kehidupan
Melaju menuju tujuan
akhir
Mumpung nadi masih berdenyut
rapat
Selagi jantung berdetak
lantang
Bersemangatlah tuk
terus mengayuh
Mengarungi aneka ruang
kehidupan
Saat peluh membanjiri
tubuh
Janganlah banyak mengeluh
Saat jalan menanjak
terjal
Perkuat semangat diri
Yakinlah di depan kan
ada turunan
Waspada selalu
jalan lurus kan ditantang
tikungan
Ketika menikung kan
diuji kualitas diri
Atur irama kapan melaju
cepat
Kapan pula harus mengerem
Tak perlu mengayuh kelewat
cepat
Jangan pula terlampau
pelan
Keseimbangan menjadi
utama
Agar diri tak jatuh pada
yang nista.
Cicalengka, 5 Oktober
2020
0 Response to "SAJAK SENJA"
Post a Comment